Part - 9

213 14 0
                                    

Sepanjang jalan bumi ku terlihat tidak begitu berantakan seperti tragedy bencana alam yang ditimbulkan, semua barang seperti mobil yang rusak tidak ada.

"Rom, mengapa ini semua berubah dan kembali menjadi rapih?" tanyaku

"Aku dan yang lainnya tertutama ayahku memiliki kewajiban mengubah dan mengganti kerusakan ini semua dengan kekuatan kami." Ucap roman.

"Yah, kau tahu Em, Roman sangat rajin sekali dan dia berkata jika dia melakukan ini karena hhmppt.." ucapan Moon terputus karena Roman menutup mulutnya dari belakang.

"Kau bisa meyetirkan?" kesal roman

"Baiklah." Balsanya

"Terima kasih Rom, apapun alasanmu." Ucapku.

Roman mengeluarkan sebuah alat seperti pulpen lalu di tekan tombolnya keluar dari kaca mobil kami sebuah wanita yang pernah aku temui di kereta ya dia adalah kakak Roman.

Ku lihat wajahnya terkejut dan menutup mulutnya.

"Roman, ada apa?" tanyanya ku lihat matanya menggenang air.

"Kau tahu kak, suamimu telah ku temukan. Kau bisa bicara dengannya." Ucap Roman

Moon menyetir dengan focus walau kaca depan di gunakan video call jika kita menyebutkan itu, moon bisa melihat jalan dari layar kaca dan gps mobil. Mobil ini sangat keren.

"Lebih baik kita tidak mendengarkannya." Ucap roman memberikan earphone untuk mendengarkan lagu kepadaku, ku lihat Moon juga memasangnya, begitu juga dengan Roman.

Sepanjang jalan, roman menatapku dia merangkulku agra tempat dudukku dengannya tidak begitu jauh darinya. Aku tersenyum melihat tingkahnya. Tiba-tiba dia menciumku lagi, penuh dengan cinta. Aku hanya bisa menikmati ciumannya dengan menutup mataku, kurasakan tangannya memegang tengkukku.

Ciuman kami cukup lama, kami bisa berhenti karena aku kehabisan oksigen, aku butuh bernafas.

"Bernafaslah baby." Lirihnya.

Aku hanya bisa menstabilkan hirupanku.

Mobil ternyata sudah berhenti kulihat markas militer yang cukup besar. Dan di belakangnya ada tembok besar tak begitu jauh dari jalan kereta.

"Ini markas kalian?" tanyaku

"Markas kita honey" ucapnya berjalan masuk ke dalam, aku mengikutinya, ku lihat beberapa militer manusia hormat pada Mr. Rood.

"Sir, kau masih memiliki jabatan disini?" godaku.

"Yah tentu saja." Ucapnya dengan percaya diri.

Aku menghampiri roman menanyakan daddyku.

"Rom, dimana daddyku?" tanyaku.

Dia hanya diam saja, aku mencurigainya. Aku menariknya agar dia berhenti.

"Dimana daddyku?" lirihku

"Em, maafkan aku. Dia tertahan oleh Ownl ketika paman Clark mengunjunginya dia menahan daddymu dan menembak pamanku." Ucapnya.

Apa? Paman tewas tertembak oleh mereka dan membawa daddyku.

"Kau membawaku tapi kau tidak membawa daddyku, harusnya kau lebih memilih melindunginya dan membawa ke markasmu ini." kesalku dengan tangisanku.

"Em, dengarkan aku masih ada peluang kita bisa menyelamatkan daddymu."

"DENGAN CARA APA HAH?"emosiku keluar, dia terkejut karenaku.

"Akleema, tenangkan dirimu." Ucap Mr. Rood. Aku menatap tajam Roman.

"Jika kau tidak bisa menyelamatkan akan aku selamatkan daddyku." Lirihku sambil meninggalkan roman menghampiri Moon, dia merangkulku.

The LazerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang