Awas typo dimana-mana
Adrian Pov-
"Sejak kapan kalian saling kenal Van?" tanyaku tak mengerti. Memang sih Revan itu punya banyak temen cewek, tapi yang model kayak Nathalie ini jarang banget sumpah. Secara temennya Revan itu kan cewek-cewek kurang ajar, tidak sopan, kurang bahan, dan nempel-nempel mulu sama kayak lintah. Lah ini? cantik banget, sopan lagi.
"Lo masih inget kan sama Nathan dan Alea," heee? siapa pula mereka, membingungkan. Kenapa gak langsung ngomong aja sih?! tunggu… Alea… Nathan…
"Bocah-bocah yang pernah main sama kita itu kan?" Aku gak salah inget. Itu emang mereka.
"Tepat, nah ini mamanya," jawab Revan enteng. Aku hanya ber-ohh ria. Emang sih kelihatannya udah dewasa banget jadi wajar deh kalau udah punya anak."Kita ketemu lagi Nathalie," ucap Revan mengulurkan tangannya pada Nathalie. Dan yang kulihat Nathalie juga menjabat tangan Revan dengan senang hati.
"Kamu mau kemana?" ohh good! pertanyaan sialan itu begitu saja. Padahal bukan itu yang ingin kutanyakan. Aaaarrrgghhh sial sial sial… tolong putar waktunya menjadi beberapa detik yang lalu. Lihat, dia terkikik… astaga Tuhaan… rasanya ingin menenggelamkan diri saja. Apa dia menertawakanku? Ahh aku bisa gila kalau seperti ini.
"Saya kan ke Bali, panggil saja Nath jika kamu kerepotan memanggil saya, terimakasih sudah mau bermain dengan anak-anak saya." ucapnya sambil sedikit membungkukkan badan padaku dan Revan. Dia akan ke Bali. Aku dan Revan juga akan kesana, aku penasaran apa yang akan dia lakukan disana. Oke stop Adrian!! lagipula siapa kamu ha?!
"penerbangan saya sebentar lagi, jadi saya mohon pamit, senang bertemu anda tuan Revan, dan anda tuaan…?"
"Adrian." Jawabku melengkapi kalimatnya.
Punggung kecil itu perlahan menjauh dari pandanganku. Dan tak lama kemudian panggilan bahwa pesawat kami akan segera lepas landas. Mau tak mau aku dan Revan tentunya harus bergegas.----
Author Pov-1 Hal yang Valen ingat saat pertana kali kakinya menapak di tanah Bali. anaknya. Sedang apa mereka? apa mereka menangis? Apa makan mereka teratur? ahhh bahkan belum genap 24 jam tapi Valen sudah sangat-sangat merindukan malaikat-malaikat kecilnya itu. Valen mengambil benda ajaib berbentuk kotak tipis yang disebut ponsel dan mengetik sesuatu pada pelayannya. Tak lama kemudian Valen menerima balasan. Sebuah foto yang menampilkan anak-anaknya sedang memakan cheesecake dengan belepotan dan mereka tersenyum kearah kamera dengan bahagia. Syukurlah mereka baik-baik saja batin Valen.
Tanpa sadar Valen ikut tersenyum saat melihat foto Alea dan Nathan. Hingga beberapa pasang mata memandangnya takjub sekaligus heran. Bagus! sekarang mereka pikir aku bidadari gila karena senyam senyum sendiri. Sejak kecil Valen sudah mendapat julukan angel karena paras yang dimilikinya. Mata belo, hidung mancung dan bibir tipisnya mampu untuk memikat semua orang. Valen bergegas mencari taksi demi menghindari tatapan aneh dari pengunjung bandara dan menuju ke hotel tempatnya akan menginap.
Setelah check in di salah satu hotel berbintang di Bali, Valen menghempaskan tubuhnya di ranjang queensize hotel tersebut. Perjalanan Jakarta-Bali benar-benar meremukkan tulangnya. Valen merasa sangat lelah hingga untuk membuka mata saja rasanya berat sekali. Perlahan Valen terhanyut dalam mimpinya.
Disisi lain, Revan dan Adrian juga menghempaskan tubuhnya di ranjang kingsize masing-masing. Mereka menginap dalam 1 kamar, tapi jangan salah sangka. Kamar tersebut memiliki 2 ranjang. Keduanya larut dalam pikiran masing-masing. Pikiran Adrian melayang pada wanita dewasa yang beberapa jam lalu ditemuinya. Yap, entah kenapa Adrian tak bisa berhenti memikirkan Valen. Senyum wanita itu masih terlukis jelas dalam pandangannya seolah tak memberi ruang bagi Adrian untuk melihat objek lain selain senyumnya. Nathalie, aku gak tau siapa kamu, tapi jika boleh jujur aku tertarik padamu. Untuk pertama kalinya ada senyum wanita yang mampu menggetarkan hatiku, tapi aku tidak bisa meneruskan perasaanku, kamu sudah berkeluarga Nath, ahh sialnya aku. Sekalinya jatuh cinta malah jatuh ke dasar jurang. Batin Adrian dilema. Adrian menutup wajahnya dengan bantal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Amazing Nerd
Random"Satu-satunya alesan aku menutup diri adalah karena hanya untuk keselamatan anak -anakku, dan kamu seenaknya mengklaim bahwa aku adalah milikmu. Yang benar saja!" -Valentin Nathalie Adinata- "Gue gak nerima penolakan. Dan gue gak tau apa alesan lo...