Part 17

65.6K 2.9K 21
                                    

Adrian berhenti di sebuah rumah mewah.
"Mau mampir dulu?" Tanya Valen.

"Nggak usah." Adrian mencoba menolak tawaran Valen.

"Aku nggak suka ditolak. Kamu harus mampir."

"Aish.… jika begitu tak ada artinya kamu bertanya Val. Yasudah ayo." Adrian menyerah dan ikut masuk kedalam rumah mewah Valen. Tidak ada pemandagan yang aneh. Pelayan, perabotan mewah, yaaah karena dirumah lamanya Adrian juga biasa merasa seperti ini jadi sekarang dia tidak terkejut. Tapi Adrian sedikit heran, jika Valen sekaya ini, lalu kenapa dia harus repot-repot menyamar?  pertanyaan itu terus saja berputar di kepalanya.
Derap langkah kecil menggema di seluruh ruangan megah itu.
"Nathan, jangan lari-larian. Ntar kamu jatuh." Tegur Valen. Nathan hanya menunduk takut-takut. Tiba-tiba Adrian menepuk bahu Valen pelan dan tersenyum. Entah apa arti senyum itu. Selanjutnya yang Valen lihat adalah Nathan yang kini berada di gendongan Adrian. Nathan mengalungkan sebelah tangannya ke leher Adrian.

"Ini tangannya kenapa Val?" tanya Adrian pada Valen, melihat tangan Nathan yang di gips.

"Kesrempet mobil. Tapi aku nggak yakin itu cuma kesrempet. Aku yakin itu disengaja." jawab Valen menghempaskan tubuhnya diatas sofa. Valen memejamkan matanya. Dia lelah. Sangat lelah dengan semua ini.

"Maaa... Lepasin ini. Nggak enak." rengek Nathan.

"Iya nanti kita ke rumah sakit ya sayang." Valen mengusap kepala Nathan dengan sayang. Adrian ikut menghempaskan tubuhnya disamping Valen sambil memangku Nathan.

"Val, boleh nanya nggak?"

"Tentu."

"Lexia...." belum sempat Adrian melanjutkan kata-katanya, Valen sudah menatap Adrian penuh selidik. Jangan-jangan Adrian menyukai Lexia? Tanya Valen dalam hati. Jika iya, syukurlah... Karena setidaknya Lexia dicintai oleh pria baik-baik. Tidak seperti Revan.

"Aku menyukainya." kata Adrian singkat, padat, dan jelas. Tepat dugaanku.

"Butuh bantuanku?" tanya Valen yakin. Adrian mengangguk ragu. Ia tidak yakin apa yang dia lakukan ini benar atau tidak. Hanya saja, ini pertama kalinya Adrian tertarik dengan wanita dewasa. Dan kelihatannya Lexia juga perempuan baik-baik.

"Lexia itu tidak suka yang berbelit-belit. Jika kamu sudah menyukainya, kamu bisa langsung mengajaknya bertunangan. Kalau bisa kamu juga bisa langsung mengajaknya menikah." jelas Valen panjang lebar mengedipkan sebelah matanya.  Adrian membelalakkan matanya. Memang sih, Adrian sudah memenuhi semuanya untuk menikah. Tapi apa yang diucapkan Valen itu terlalu mendadak.

"Mana bisa aku melakukannya Val. Itu hal gila." protes Adrian tak terima. Tapi Valen hanya mengendikkan bahunya Acuh dan malah menyalakan televisi berukuran besar di depannya.

"Nona.... Ada non Lexia di depan." kata salah satu pelayan. Valen menyeringai lebar. Ini kesempatan besar untuk menyatukan mereka.

"Suruh masuk saja. Katakan disini ada orang yang sedang menunggunya." jawab Valen tenang. Tanpa memperdulikan Adrian yang menatapnya tajam.

"Apa yang kau lakukan Val? Aisshh.... Kau membuatku gila." Adrian mengacak rambutnya frustasi. Dia menurunkan Natham dan bersembunyi dibalik sofa. Valen terkikik geli melihat kelakuan Adrian yang benar-benar kekanakan.

"Yak!! Kenapa repot sekali untuk sekedar mengunjungimu Val. Seolah aku ini buronan yang harus ditanya-tanyai seperti itu." Lexia menggerutu pelan.

"Yaahhh kau tau sendiri itu semua demi keamanan anak-anakku." Valen berkata pelan.

"Om Yan ngapain sembunyi? Lagi main ya? Alea ikut dong." ucap Alea polos dan ikut berjongkok disamping Adrian. Adrian menepuk dahinya pelan karena kepolosan Alea. Lenyap sudah persembunyiannya.

My Amazing NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang