vol 04

242 20 3
                                    

Tatiana berjalan menuju gerbang kampus, kemudian hp nya bergetar ada message dari Fiko 'Na lu udah selesai kuliah??, gue menuju kampus lu nih'
Tatiana geleng geleng kepala, Fiko memang selalu tepat waktu fikirnya.

5 menit kemudian sebuah motor bergaya retro berhenti di depan Tatiana, kemudian pengemudi tu membuka kaca helmnya, Fiko tersenyum kearah Tatiana.

"Gue nggak telat kan?" kemudian Fiko membenarkan kacamata minusnya, yang membuatnya terlihat keren.

"Gile bos, cepet amat nyampenya" Tatiana masih tidak percaya

"Jadi kita ke toko buku bos??" Tatiana pura-pura lupa

"Udah deh na nggak usah bercanda, buruan naik" Fiko terlihat tak sabaran, terlihat jelas di wajahnya dia ingin cepat sampai di toko buku langganannya.

"Eh mas Fiko udah lama nggak keliatan mas" ucap salah satu karyawan toko buku ketika mereka baru sampai disana.

"Maklum mas saya kan kuliah di bandung, nih baru balik, lagi libur soalnya" jawab Fiko

"Oh dibandung toh mas, jurusan apa mas?" pelayan toko terlihat begitu akrab dengan Fiko

"Jurusan arsitektur mas" jawab Fiko lagi

"Ini pacarnya mas Fiko kan? yang waktu itu sering mas bawa kesini" pelayan itu menujuk kearah Tatiana

"Bukan mas saya BFF nya" ujar Tatiana, sementara itu Fiko hanya tersenyum menanggapi pertanyaan karyawan toko buku itu

"BFF opo toh mbak , judul film korea yo?" karyawan itu terlihat bingung

Tatiana dan Fiko berusaha menahan tawanya.

"Best friend forever maksudnya mas" Tatiana meluruskan ucapannya.

"Oh ya mas buku arsitektur sebelah mana yah?" tanya Fiko

"Di situ mas" karyawan itu menunjuk kearah kanan pojok.

Sekitar 1 jam lebih tatiana dan Fiko berada di toko buku, Tatiana sendiri sudah merasa bosan beberapa kali dia menanyakan ke Fiko apakah sahabatnya sudah selesai atau belum, menurut Tatiana Fiko terlalu teliti memilih buku, hal tersebut sangat jauh berbeda dengan Tatiana yang menilai buku hanya dari cover saja, sehingga jika Tatiana membeli buku tidak pernah dibaca, karena isinya tidak semenarik cover yang dia lirik sebelumnya.

"Fik abis ini kita kemana? pergi makan yah" Tatiana merayu Fiko yang baru saja membayar 2 buku arsitektur yang berhasil dia temukan, wajah Fiko terlihat sangat puas dengan buku pilihannya itu.

"Santai na, tenang aja lu mau makan dimana gue traktir" Fiko merangkul Tatiana berjalan menuju parkiran, tanpa sengaja karyawan tadi melihat mereka berdua

"Hm hm hm" karyawan tadi menggoda Fiko dan Tatiana

"Apaan sih mas?" ujar Fiko sambil tersenyum

Motor Fiko berhenti pada sebuah resto Jepang, keduanya memang sangat suka dengan masakan Jepang, dan memiliki cita cita yang sama untuk pergi ke jepang. Kemudian keduanya memasuki resto itu.

Tatiana tersenyum "Tau aja lu fik selera gue" sembari melihat menu yang diberikan waiters

"Apa sih yang nggak gue tau dari lu na, cuma lu aja yang nggak peka" Tatiana melihat kearah Fiko, kemudian Fiko pura pura melihat kearah lain.

"Maksud lu fik? " tanya Tatiana bingung

"Hhhh nggak, sorry gue salah ngomong tadi, lagi nggak fokus soalnya" Fiko mencoba menutupi perkataannya barusan.

"Mbak shushi norimaki nya satu, trus minumnya milkshake strawberry aja deh, lu pesan apa fik?"

Fiko melihat menunya " Ini aja nih echigoya ramen, sama jus jeruk, lagi seret soalnya" ujar Fiko sambil memegang lehernya
Selang beberapa menit menu makanan yang mereka pesan itu datang, kemudian mereka menyantap masakan jepang itu, di sela sela itu Tatiana teringat dengan tiket concert yang di belinya pada Mia

"Oh ya fik, gua punya tiket concert nih" Tatiana menunjukka tiket concert itu.

"Wah lu ngajak gue na" Fiko mengambil tiket concert yang di pegang Tatiana

"Asik gue pasti datang kok" padahal Tatiana belum sempat mengatakan bahwa dia akan mengajak Fiko .

"Emang gue mau ngajak lu fik?" Fiko langsung terdiam .

"Becanda kok, yah buat lu lah, buat siapa lagi kita kan bff" Fiko tertawa merasa tertipu oleh ucapan sahabatnya itu.

"Tenang aja lagi, gue tau kok lu nggak punya pacar, makanya lu ngajak gue" Fiko balik menggoda tatiana

"Jahat lu fik" Tatiana cemberut mukanya sedikit merah, melihat reaksi itu Fiko langsung minta maaf rupanya candaan itu mengena di hati sahabatnya.

Sepanjang perjalanan pulang Tatiana masih cemberut dia masih marah dengan perkataan Fiko walaupun Fiko sudah minta maaf.

"Na ngomong dong, gue kan udah minta maaf" Fiko merasa bersalah sebab tatiana tidak bicara sedikit pun di atas motor, Tatiana masih tidak menjawab

"Kok jadi gini sih na?" masih hening

"Na gue ngebut nih ya?" ucap Fiko kehabisan akal, dia menaikkan kecepatan motornya.

"Fik apaan sih loh, bahaya tau" ucap Tatiana sambil memegang pingggang Fiko

"Nah gitu dong, gue kan mau denger suara lu na, lu diam aja dari tadi sih" Fiko menurunkan kecepatan motornya

"Apaan sih!? orang gue nggak ngambek kok"

"Iyadeh, oh ya ajakannya masih berlaku kan? soalnya gue penasaran pengen liat kampus sahabat gue yang imut ini"

"Basi lu, yah masih lah" kata Tatiana, dia merasa aneh di bilang imut oleh Fiko.

Kemudian motor Fiko berhenti di rumah Tatiana.

"Dah na" Fiko melambaikan tanggannya ke arah Tatiana sambil tersenyum yang akhirnya dibalas senyuman juga oleh Tatiana

My Choice My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang