Hari ini adalah hari terberat yang pernah dijalaninya disekolah. Untuk pertama kali dia membuat Naruto menangis disekolah. Dan itu hanya karena masalah ekskul. Sial.
Sasuke memegang tangan Naruto erat. Memastikan dia mengantarnya kerumah dengan aman. Naruto hanya tertunduk sedih. Dia bahkan tidak berniat memperhatikan jalan di depannya. Dia tau Sasuke pasti akan menjaganya.
"Aku minta maaf" kata Sasuke memecahkan keheningan. Naruto menghentikan langkahnya. Sasuke berbalik menatap wajah Naruto. Begitu indah.
"Aku... hiks... ga tau kenapa kamu jahat banget. Padahal barukali ini ada yang mau berteman sama aku selain kamu. Kamu udah langsung berkelahi sama dia... Hiks..." ujar Naruto wajahnya memerah kerena menangis. Para pejalan kaki yang lewat di dekat mereka langsung curi pandang.
"Aku..." kata Sasuke ragu. Dia memang tidak suka jika harus berurusan dengan orang lain selain Naruto. Mungkin karena itu dia tidak menyukai jika Naruto dekat dengan yang lain. Tapi jelas dia tidak bisa mengatakan hal itu pada si sahabat. "Udalah lupain. Hari ini kita jalan gimana? Aku traktir" Naruto memandang Sasuke tidak percaya. Dia ingin mengalihkan pembicaraan.
Naruto berusaha melepaskan pegangan Sasuke di pergelangan tangannya. Dia lebih baik pulang sendiri. Sasuke sangat menyebalkan. Tapi Sasuke tidak membiarkan Naruto pergi begitu saja dia malah mengeratkan genggamannya hingga Naruto meringis kesakitan.
"Kamu tau kan aku paling ga suka kalo harus berkelahi sama kamu" ucap Sasuke.
Wajah Naruto sudah peluh kerena sakit di pergelangan tangannya. Tapi Sasuke masih enggan melepaskannya.
"Sasuke sakit" tangisnya kini mengencang. Segera Sasuke melepaskan cengkramannya. Kini ada tanda biru melingkar di pergelangan tangan Naruto. Sasuke merasa sangat bersalah. Dia tidak menyangka menyakiti Naruto seperti itu. Tapi dia masih tidak mau membiarkan Naruto pergi. Sasuke langsung meraih pinggul Naruto dan memeluknya.
"Maaf... Maafin aku. Plis aku ga mau bahas ini lagi" bisiknya pada Naruto. Tubuh Naruto bergetar karena tangisannya. Sasuke merasakan itu. Membiarkan air mata Naruto membasahi seragamnya. Dia mempererat pelukannya tapi kali ini bukan menyakiti Naruto, melainkan memberikan Naruto kekuatan.
Sejenak keadaan menjadi hening. Hanya terdengar beberapa kali isakan sedih Naruto.
Sasuke akhirnya langsung mengantar Naruto pulang. Mereka tidak berinteraksi sedikitpun dalam perjalanan.
Saat tiba didepan rumah Naruto langsung mengetuk pintu. Tak lama datang Kushina, membukakan pintu untuk anaknya. Kushina mengerutkan dahi saat melihat Naruto pulang dengan wajah sembab. Belum sempat meminta penjelasan Naruto sudah berlari dalam kamarnya. Meninggalkan ibunya dan Sasuke.
"Bisa kamu jelaskan ada apa Sasuke-kun?" Tanya Kushina.
Sebelum Sasuke menjawab Kushina memberikan isyarat agar Sasuke menjelaskan didalam.
Kushina mempersilahkan Sasuke duduk diruang tamu. Diapun siap mendengar penjelasan Sasuke.
"Ehm, Naruto katanya mau masuk ekskul bola tante" kata Sasuke agak ragu ingin bercerita.
"Eh, beneran? Tapi kok Naru sampe nangis gitu? Dia dibully?" Ucap Kushina. Sasuke bisa melihat betapa khawatirnya Kushina. Sasuke menggeleng sebelum kembali menjelaskan. "Ngga, tapi aku ga ngijinin dia tante"
Kushina langsung lega. Untung anaknya tidak dibully. "Memangnya kenapa Sasuke-kun? Apa dia memaksamu ikut juga?" Sasuke langsung menggeleng. Kushina menatap dengan teliti wajah Sasuke. "Kalau begitu kenapa?" Tanya Kushina lembut.
"Tante tau sendirikan Naruto itu manja, nanti kalo dia ada apa-apa gimana?" Kushina tertawa pelan dia selalu bersyukur Naruto mempunyai sahabat seperti Sasuke disisinya.
"Makasih yah Sasuke-kun, kamu udah selalu lindungin Naruto. Tapi tante rasa, ga apa-apa kalo Naruto mau ikut. Lagian dia juga udah gede" Kata Kushina, tangannya mengelus lembut rambut Sasuke.
Sasuke mengangguk. Dia mengerti apa yang harus dilakukannya.
"Kalo gitu tante, aku ke kamar Naruto dulu" ucap Sasuke.
Naruto sedang berbaring sambil menutup kedua matanya yang sembab. Sasuke menghampirinya dan ikut berbaring disebelahnya. Naruto segera berbalik membelakangi Sasuke.
Sasuke tidak melakukan apapun untuk beberapa saat. Dia menikmati suasana kamar Naruto. Kamar Naruto bernuansa kuning sangat cocok dengan pemiliknya. Bahkan saat ini tempat tidur Naruto juga menggunakan seprai lembut berwana kuning pucat.
"Kamu mau ngapain!" Ujar Naruto agak ketus.
Sasuke tersenyum. Tangannya merangkul Naruto dari belakang. Meletakkkan kepalanya diatas kepala Naruto, membiarkan rambut lembut Naruto menyapu wajah wajahnya. Sasuke bisa mencium aroma shampo jeruk yang digunakan Naruto.
"Kalo kamu mau masuk ekskul terserah kamu aja. Aku ga bakal ngelarang"
"Kamu ga bakal marah?"
"Iya aku ga marah"
"Janji?"
"Iya aku janji"
Naruto langsung berbalik dan menatap wajah Sasuke.
"Makasih" ucap Naruto lalu memberikan ciuman lembut di pipi Sasuke.
Sasuke hanya bisa tersenyum melihat kebahagian diwajah Naruto. Tanpa terasa mereka berdua tertidur. Tangan Sasuke masih memeluk Naruto mendekapnya erat.