Sudah seminggu lebih aku menjaga jarak dengannya. Dan itu membuat hidupku sedikit berbeda, bukan lebih baik tapi sebaliknya. Hmmm..... jam istirahat, aku bingung aku mau kemana. Ke kelas Via? Vianya di kantin, sementara aku bukan tipe siswi yang hobi nongkrongin kantin. Diem di kelas lebih nggk mungkin lagi, ya kali aku cuma berdua dengan Rio yang lagi tidur. Aishh..... menyebalkan sekali bukaaaannnn... akhirnya pilihanku jatuh pada rubik punya Ray. Ku ambil rubik itu lalu ku bawah keluar kelas. Ohh yang punya lagi asik main basket sama Cakka toh... Akubterus memainkan Rubik Ray tersebut, sampai aku merasakan ada tangan yang menrikku ke dalam pelukannya dan DUUKKK....
Aku lemas seketika saat bola basket itu menghantam keras tembok tempatku berdiri tadi. Ku dongakan wajahku menatap siapa yang memelukku bukan bukan maksudku yang menyelamatkanku.
Oh God.....
"Rio..." kagetku mendapati ternyata Rio yang menyelamatkanku. Ku lepas pelukannya.
"Makasih" lanjudku sambil mengalihkan pandanganku darimata hazel Rio.
"Sorry Fy tadi gue nggk sengaja" ucap Cakka saat ia sudah berada di dekatku dengan membawa bola basketnya.
"Nggk papa ka" balasku.
"sorry ya gue duluan Fy Yo" pamit Cakka lalu ia kembali bermain basket.
"Lain kali hati hati Fy. Jangan ngelamun terus" nasehat Rio padaku.
Aku bingung mau menjawab akhirnya aku cuma mengangguk saja.
"Nggk ke kantin Fy" tanya Rio padaku setelah kami duduk di bangku panjang dekat kami.
"Gue nggk suka kantin Yo sesek sumpek hehehe lo sendiri?"
Jangan tanya kenapa aku bisa akrab dengan Rio karna aku sendiri tidak tau.
"Gue lebih suka tidur Fy"
Aku hanya bisa ber'o'ria. Rio mengambil alih rubik di tanganku.
"Tumben lo nggk kabur kalo gue deketin?" Tanya Rio padaku tetapi matanya masih fokus dengan rubik di tangannya.
"Kalo lo nggk aneh aneh gue juga nggk bakalan kabur kali Yo" jawabku jujur.
"Emang gue aneh ya selama ini?"
"Menurut lo?? Mau...???" Tawarku sambil menyodorkan sebungkus coklat pasta kesukaanku.
"Nggk deh Fy makasih.. buat lo aja itu kesukaan lo kan??" Tolak Rio plus tanya Rio meyakinkan.
Aku sedikit kafet bagaimana bisa Rio tau makanan kesukaanku
Ok aku mulai Ge eR...
"Kok lo tau?"
"Apasih yang nggk di ketahui seorang Mario"
"chis sombong" ucapku sambil mengalihkan pandanganku ke arah lapangan.
"Tapi seorang Mario cuma mengetahui seorang Alyssa"
Ok pernyataan Rio yang satu ini benar benar membuatku sedikit kaget, sedikit malu dan sisanya membuatku sangat bahagia. Perlu kalian tau Alyssa itu namaku.
"Heh??"
"Lo lucu deh Fy" ucap Rio sambil menepuk puncak kepalaku. Oemjiiiiiiiiii.......................
Aku jatuh cinta kepada dirinya
Sungguh sungguh cinta oh apa adanya
Tak pernah ku ragu namun tetap slalu menunggu
Aku jatuh cinta kepadanya....
Ku langkahkan kakiku dengan riang menuju kelas tercinta. Aku tidak pernah sesemangat ini untuk datang lebih pagi. Entah kenapa aku juga tidak tau. Yang jelas sejak dari gerbang tadi aku sudah banyak menebar senyum pada siapapun.
"Siapa yang piket hari ini?" Tanyaku pada siapapun yang mau menjawab.
"Yang piket nggk masuk" jawab Alvin salah satu temanku.
"siapa?" Tanyaku sambil menaruh tas ranselku di atas meja.
"Rio"
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti yang Seharusnya
Fiksi RemajaGadis cantik dengan segalah kemunafikannya.