Aku sudah pulang sejak sejam yang lalu. Kepalaku terasa sangat pusing. Terlebih kata-kata appa yang membuatku masih merinding saat ini.
Flashback
"JEON JUNGKOOK!." Teriak suara laki-laki paruh baya yang sangat aku kenal. Ia appaku. Dalam masih keadaan berlutut dan menunduk aku menahan tangisku.
Tak lama aku mendengar Hyeji mengeluarkan suara isak tangisnya. Sakit. Itu yang aku rasakan ketika mendengar orang yang aku cintai menangis.
Dan saat itu, appa menarikku sebelum akhirnya memberi salam untuk pergi pulang dengan keluarga Hyeji. Ia memaksaku berdiri dengan kasarnya.
Plak!
Appa berhasil mendaratkan telapak tangannya yang besar ke pipi kananku saat aku, appa, dan eomma baru saja pulang.
"Tidak tahu diri! Perbuatan hina macam apa itu? HAH?!." Teriakan appa terdengar menggema di akhir kalimat.
"Apa kau tidak tahu? Mau dimana appa taruh muka appa di depan keluarga Lee nantinya?. Mereka keluarga berpendidikan. Kau pintar saja tidak. Nilai selalu jelek sehingga appa memaksakanmu masuk ke jurusan musik. Sekarang kau bilang minta izin untuk menghidupinya? Sungguh tidak tahu diri." Setelah mengoceh appa berjalan menjauh dan membanting pintu kamarnya.
"Jungkook-ah.."
"Aku mau ke kamar dulu." Aku segera memotong ucapan eomma yang terlihat lebih khawatir dengan keadaanku.
Dan setelah itu, aku tidak tahu nasib Hyeji. Ingin rasanya aku membawa kabur Hyeji dan membesarkan anak yang ada di dalam perutnya. Sungguh, aku dalam keadaan yang luar biasa tidak baik-baik saja.
Flashback end.
Xxx
Author Pov
"Jadi tidak?."
"Ayo."
"Yakin?."
"Tidak yakin sih."
"Ah bagaimana sih?."
"Coba tanyakan saja pada bunga itu." Taehyung pun memetik bunga di depannya dan melepaskan kelopaknya satu persatu untuk memastikan mereka jadi atau tidak menjenguk Jungkook yang tak kunjung datang ke kampus. Sementara Jimin hanya menggelengkan kepalanya karena tingkah temannya yang mulai sinting.
"Jadi. Tidak. Jadi. Tidak. Jadi. Tidak. Jadi!."
"YAK JIMIN-AH KAJJA KITA BERANGKAT!" Taehyung pun menarik tangan Jimin. Xxx
"Ah Jungkook sepertinya sedang tidak ingin bertemu dengan siapapun." Ucap Nyonya Jeon pada Taehyung dan Jimin.
"Apa dia sedang sakit?." Tanya Jimin hati-hati. Namun eommanya hanya diam tak menjawab.
"Eommonie izinkan kami naik ke kamar Jungkook ya, ne? Aku akan membujuknya." Taehyung berusaha meyakinkan Nyonya Jeon, ya walaupun mereka masih tidak tahu apa-apa.
Akhirnya Nyonya Jeon mempersilakan mereka berdua naik ke lantai atas dan mulai mengetuk pintu kamar Jungkook yang terkunci dari dalam.
"Kook-ah ini kami."
Tak ada jawaban. Mereka pun menarik nafas panjang. Berfikir tak akan semudah itu membujuknya.
"Baiklah kami akan disini sampai kau membuka pintunya." Teriak Taehyung.
"Bodoh. Sampai kapan? Aku lapar nih."
"Weeeess tenang aku bawa permen mint."
"Mana? Cuma satu. Bagian untukku mana?." Jimin menaikkan kedua alisnya dan protes pada temannya. Ya, mereka mulai bertengkar karena hal kecil seperti biasa.
"Kau diet saja lah. Sudah bantet seperti itu tak enak dilihat."
"YAK KIM TAEHYUNG!!!." Jimin pun menjambak rambut Taehyung.
Klek.
Tiba-tiba suara pintu terdenhar terdengar. Jungkook pun muncul dari balik pintu ketika Jimin dan Taehyung dalam keadaan masih melakukan aksi saling jambak.
"Hyung."
"JUNGKOOK-AH." Taehyung dan Jimin pun memeluk Jungkook yang tidak ke kampus sudah 2 minggu. Keadaannya sangatlah mengkhawatirkan.
Rambut yang seperti belum keramasan. Belum lagi ia terlihat belum cukuran. Dan kantung matanya terlihat jelas sangat hitam.
"Aku menyerah. Mendengar kalian bertengkar membuatku merindukan kalian." Ucap Jungkook di sela-sela pelukan mereka bertiga.
"Jadi, siapkah kau menceritakan semuanya?." Tanya Jimin kini percaya diri dan dijawab anggungkan oleh Jungkook. . . . Tbc
Yhaaa gue lagi kena writter block gaes maapkeun :" Tapi sekarang di usahakan untuk update secepatnya kok asal vommenntnya banyak :")
Anyway, selamat berpusing ria dengan teory bangshtsss dari bighit tentang comeback oppadeul yaw
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
