Dua belas

445 36 6
                                    

Hyeji Pov

Aku masih duduk di bawah pohon rindang taman kampus sambil memeriksa laporan seorang hobaeku. Akhir-akhir ini banyak sekali yang memohon padaku meminta mengkoreksi tugas akhir semester mereka padaku. Ah, aku tidak bisa menolaknya karena ku ingat dulu juga seperti itu pada Seok Jin sunbae.

“Sunbae, mian karena kau adalah mahasiswa pintar kesayangan para profesor kampus makanya kami meminta sunbae untuk mengkoreksinya. Aku tidak ingin revisi sesudah di print.” Seseorang terlihat memasang wajah memohonnya padaku. Aku hanya tersenyum dan berjanji akan mengkoreksi tugasnya. Mereka pun tersenyum lalu melambaikan tangannya saat meninggkalkanku.

Hari ini dan hari-hari sebelumnya aku tidak pernah lagi bertemu Jungkook. Aku tahu dan yakin bahwa Jungkook dalam keadaan yang tidak baik. Appanya sangat keras, dan kemarin appanya datang kerumahku. Ia hampir bersujud di depan ayahku. Iya menahan malu dan berkali-kali meminta maaf. Ia berjanji akan melakukan hal apapun yang diminta keluargaku untuk menebus dosa anaknya.

Namun appa hanya diam tak menjawab. Bukannya marah, hanya bimbang. Setelah kejadian itu appa maupun eomma tidak marah padaku. Ia hanya memelukku dan bertanya “Apa eomma dan appa melakukan kesalahan?.” Aku hanya menggeleng. Mereka terlihat lebih khawatir dengan keadaanku dibanding mempersulit keadaan.

Aku berjalan menuju halte bus. Kudengar dari Taehyung oppa kemarin Jungkook belum masuk. Aku terus menanyakan kabarnya. Aku takut dia kenapa-napa. Aku hanya khawatir bagaimana benih ini bisa tumbuh dengan baik jika appanya tak ada di dekatnya sekarang. Dan, astaga mengingat ini aku sekarang berfikir seperti orang dewasa saja. Aku pun mulai tersenyum berusaha kuat lalu menghapus air mataku dan lanjut berjalan pulang.

Xxx

“Hyeji-ah.”
Itu suara Jungkook. Aku mendengarnya sangat jelas saat aku baru saja sampai di depan rumah. Ia terlihat keluar dari sebuah mobil hitam yang terparkir di depan rumah.

“Kajja.”

“Jungkook-ah.” Aku kaget saat Jungkook tiba-tiba menggenggam erat jemariku dan memaksaku ikut dengannya.

“Ayo kita kabur. Appaku akan kembali dalam tiga hari. Sebelum itu aku ingin mengajakmu.”

“Apa kau gila? Bagaimana dengan orang tuaku?.”

“Sungguh kau tak percaya padaku?

“Percaya apa?.”

“Percayalah bahwa aku sangat mencintaimu Hyeji-ah. Aku bisa gila sehari saja tidak melihatmu. Rasanya pembuluh darah di otakku mau pecah saat appa menyuruhku menjauhimu. Ia bilang aku hanya namja yang tak mampu melakukan apapun. Aku ingin membuktikkannya padamu.” jungkook menangis. Ia masih menggenggam jemariku bahkan semakin erat.

“Ikut aku. Ayo kita hidup bahagia berdua. Aku janji akan cari kerja dan menghidupi anak –“

“Hentikkan.”

Kini bukan aku dan Jungkook yang berbicara. Namun suara orang lain. Seseorang datang dari dalam rumahku. Dia Kim Seok Jin. Apa? Kenapa sunbae bisa keluar dari dalam rumahku?.

“Jangan paksa dia jika ia tidak mau.” Seok Jin sunbae menghampiriku. Ia menatapku sangat tajam. Seakan ingin berkata ‘Masuklah ke rumah. Aku ingin bicara dengan Jungkook.’. dan kali ini aku baru saja melepaskan tangan Jungkook dan menurut perintah batinnya. Ada apa denganku?
.
.
.
Tbc

Wah Jin ngapa dah keluar disaat yang gak tepat banget? Kenapa ? wae? Waewaewae?

Vomment. Hargai usaha gue.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Little Kookie (Jungkook bts)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang