Ya... Inilah akibat dari kabar itu, pertama, ayah tiri ku (*Untuk selanjutnya, bilang saja papa) dipindahkan dinas nya ke daerah Jakarta Utara (Mutasi). Kedua, aku, ibu, dan... Calon adikku pindah ke daerah Bekasi namun dekat perbatasannya dengan Depok serta Jakarta Timur. Ketiga, aku tinggal di sebuah rumah milik anak dari ayah tiriku atau singkatnya... Kakak tiriku. Keempat, aku pindah sekolah... LAGI.
Kehidupan baruku.
Ah, tempat ini tidak sesuai lagi bagiku. Sejak pertama masuk ke rumah ini, rasanya berbeda dari rumah baruku di Bandung. Seperti ada yang kurang, namun apa ya? Entah, aku yakin selanjutnya akan ada penjelasan tentang perasaan ini.
Dan pagi ini, aku merasa gugup dan takut karena... Mungkin ini adalah perpindahan sekolahku yang ke dua kalinya (Untuk saat ini). Rasanya berbeda bila diantar papa dan ayahku, biarpun ayahku sederhana, namun aku merasa terlindungi. Namun kini, disaat aku bersama papa ku, aku merasa ada hal tak kasat mata yang membuat semua ini terasa kurang dan berbeda, bisa disebut, hal yang tak kasat mata itu adalah hubungan ayah - anak.
Sekolah baruku ini lebih besar (Dan bahkan jauh lebih besar) dari 2 sekolah sebelumnya. Tapi mungkin itulah yang menyebabkan biaya masuk sekolah baru ini bisa dibilang tidak murah. Ternyata aku baru sadar, di belakang gedung sekolahku ini (Gedung Madrasah Ibtidaiyah [setara Sekolah Dasar]), ada gedung asrama putra, yaitu bagi mereka yang sudah lulus SD / MI dan melanjutkan ke pesantren sebagai pilihan kedua bahkan sebagai pilihan pertama setelah SMP / MTS.
Pertama kali aku masuk MI ini, aku bertemu dengan Andersen, orangnya tinggi, lumayan tampan, dan sepertinya pintar. Tiada kesan saat kelas 4, aku pun tetap pertahankan rekorku yang tidak pernah keluar dari 5 besar hingga saat ini. Aku berhasil mengejutkan teman - teman baru dengan fakta aku langsung menaiki posisi rangking 4, sementara Andersen pertama. Aku berteman dengannya karena dia penyuka game, tapi tetap cerdas.
Dan ketika aku naik ke kelas 5, di sini lah tahun yang paling berbahagia bagiku, aku mulai agak bandel dan kenal beberapa kawan di luar kelas, aku bahkan terpilih ikut OpTika 2013, Olimpiade Matematika se-Pulau Jawa. Namun keberhasilan kami hanya sebatas sebagai peserta saja, tapi terpilih pun aku merasa bangga, dan aku memiliki kenalan baik, pendiam, dan cerdas, Yosef namanya. Dan hal yang paling membuatku bahagia adalah...
KAMU SEDANG MEMBACA
A Broken Homed Boy
Short StoryHey, adakah temanmu yang Broken Home? Apa cuma pernah dengar kata itu? Disini, Author sendiri, bakal menceritakan pengalaman pribadi author sebagai bagian dari keseluruhan anak yang mengalami Broken Home tersebut. :) Didedikasikan untuk saya dan a...