part 2

242 8 1
                                    

Hari berlalu tanpa disadari, tanggal dikalender perlahan bergeser menuju ke angka yang lebih besar. Perasaan itu tak pernah hilang dari relung hatinya. Dia sangat mengerti bahwa lelaki itu bukanlah hak nya. Tapi bagaimana lagi, hati tidak bisa dipaksa dan rasa itu fitrah yang telah ada sejak awal kita menatap dunia ini. Hari itu weekend dan rancangan dua sahabat itu adalah untuk merefreshkan pikiran selama enam hari full study. Mereka pergi jalan berdua ke kafe yang biasa mereka tongkrongi. Seperti biasa takada sedetik waktu pun yang hampa dari cerita lucu, cerita sedih, dan cerita apapun yang dianggap perlu dibincangkan.

"Eh, cowok tadi kenapa ? Astagfirullah, nanya mau mesan apa aja pake benerin rambut dengan bendo nya yang tak seberapa itu. Haha.. Rasanya waktu dia nanya itu aku pengen ketawa ngakak suuer deh !" ucap Ghea.

"Haha bener tu Ge, coba deh perhatikan jalan dia tu. Ampun deeh. Kayak gak bersyukur dikasi genre laki-laki haha!" sambut Widra sambil ketawa memperhatikan cara berjalan pelayan kafe itu.

"Hahaha, astagfirullah. Ngucap lah kamu Wid, ingat jangan menggunjing. Biarlah dia seperti itu. Toh diri dia sendiri. Ngucap bro.!" kata Ghea yang sudah sadar dari menggunjing orang namun masih rada gelak tawa nya.

"Haha kamu yang duluan mulai, aku mah terbawa arus kamu hahah" ucap Widra yang masih ketawa.

Gelak tawa mereka terhenti sesaat ketika makanan yang mereka pesan datang. Dan tercengang melihat lelaki yang membawa makanan mereka itu, pasalnya ganteng dan ramah. Namun Widra biasa saja melihat pria ganteng, karna Widra ingin menjaga hati nya hanya untuk yang halal kelak. Berbeda dengan Ghea, Hati Ghea merasakan fitrah nya lagi. Dan tersimpan gosip yang menghantui di kepala Ghea seakan-akan ingin mengeluarkan argumentnya untuk menambah cerita yang mereka ukir. Perlahan pelayan itu beranjak dari meja dua sahabat itu.

"Wid, kayaknya dia karyawan baru deh, bener gak ? Wajahnya terlihat baru plus plus pokoknya" kata Ghea yang masih memperhatikan langkah demi langkah pelayan itu pergi.

Widra yang sibuk dengan gadget nya bergumam saja mengangguk untuk mengisyaratkan bahwa itu benar. Widra memang seorang wanita yang susah untuk jatuh cinta, karena ia pernah tersakiti oleh lelaki. Sejak saat itu ia mulai menutup hati nya untuk menyukai lawan jenis hingga saat tiba diikatkan menjadi ikatan yang halal. Mereka sejenak melupakan kejadia itu dan Mereka berdua pun menyantap dengan lahap makanan yang telah tersaji dimeja. Ghea yang ingin membaca BBM masuk pun teralihkan pandangannya karena tiba-tiba dari pintu masuk datang Reza bersama cewek yang lumayan cantik lah. Mereka datang berdua saja. Oh my god! Ini pertanda buruk bagi Ghea.

"Sob, liat deh disana, itu Reza sama cewek cantik sob. Hancur sudah harapan aku sob." dengan tampang sedih Ghea menundukkan kepalanya.

"Jangan cepat menghakimi bro, mana tau adek nya. Dah makan! Nah kalau kamu nundukkan pandangan kayak gini dari kemaren kan enak. Gak mandang yang bukan mahram!" ceramah Widra.

Ghea masih tertunduk meratapi makanan dan mencoba menghibur dirinya dengan mengotak-atik handphone nya sendiri membuka menutup galeri dan menu yang lainnya. Tak lama Kemudian tanpa rencana apapun, Reza melihat ada dua sahabat itu yang kebetulan di tempat yang sama dengan Reza ia pun datang menghampiri meja dua sahabat itu. Dengan sapaan ramah, Reza dan cewek yang dibawanya itu akhirnya diperkenankan bergabung. Ghea yang sibuk itupun melihat sejenak kedatangan Reza dan cewek yang dibawanya dan melanjutkan aktivitas nya kembali yaitu mengotak-atik hp.

"Oh iya kenalin ini ponakan aku, Risya, dia baru pindah dari bandung karena papanya pindah tugas ke sini. Jadi sekalian muter-muter kota, kami mampir kesini. Ehhh,, kebetulan kalian ada disini jadi ramai. Ya gak ?" kata reza dengan ekspresi bahagia.

"Halo kakak, aku Risya dari SMAN 8 Bandung, aku baru kelas sepuluh kak" ucap wanita berparas cantik itu dengan ramah

"Yak, bener banget tu za. Hai salam kenal ya Risya! Ooh, baru kelas sepuluh toh. Oya, kenalin ini Ghea sahabat kakak yang terbaik sejagad raya" ucap widra dengan menyenggol pundak Ghea yang sibuk dengan gadget nya itu.

"Haah, iya.. Iyaa.. Haloo.. Haii..!" kata Ghea yang lumayan terkejut dan sambung menyibukkan diri dengan gadgetnya sambil memakan makanan nya tanpa menghiraukan orang disekelilingnya.

Widra yang menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya itu, mencoba mengalihkan suasana. Widra dan Reza tampak asyik bercanda ria dan Risya sebentar ikut-ikutan, dan sebentar memainkan gadget nya membalas chat dari sang pujaan hatinya. Melihat keseronokan Reza dan Widra, Ghea berpikir bahwa Widra menyukai Reza. Terlihat dari sorotan mata Ghea, ia melihat pandangan yang ditujukan kepada Reza itu memiliki makna lain.

"Jangan-jangan Widra sudah mulai jatuh cinta lagi ? Oh tidak,tidak.! Tapi.. Liat tuh, matanya seolah olah sudah menampakkan aura perasaannya. Ini tidak boleh. Iihh apaan sihh, dia sahabat kamu, gak mungkin dia nikung sahabat sendiri. Tapi liat aja caranya bercanda udah fix banget kalau Widra suka sama reza." ucap Ghea didalam hati dan memiliki sejuta pemikiran negatif.

Akhirnya siap juga canda ria mereka, serasa kursi yang diduduki ghea kini sudah mulai terbakar.

"Wid, Ghe kami pulang dulu yah, makanan udah abis. Obrolan kita disambung lagi ya kapan-kapan, kami pamit dulu yaa. Assalamualaikum!" pamit reza dan risya

"Walaikumsalam!" ghea dan widra menjawab salam dari reza dengan serentak

"Eh, ghea kenapa kamu diam aja. Rugi looh kamu gak ikut gabung. Bukannya kamu suka sama dia.? Kenapa kamu diem aja sibuk dengan gadget kamu? Wahh, ternyata reza punya banyak cerita hijrah nya dari yg lucu-lucu sampai ada yang sedih juga. Kamu gak ingin tau ghe ?" kata Widra

"Hehe, bukan aku gak pengen tau, cuma lagi malas bicara aja tadi wid. Tapi kayaknya seru deh kalian tadi. (Tuh kan, liat tu, dia aja seneng nya kagak karuan. Gak salah lagi pasti widra suka sama reza didalam hatinya (ucapnya didalam hati ghea))" kata Ghea dengan senyum terpaksa di lontarkan ke widra agar sahabatnya itu tidak menyadari bahwa dia telah dipikir negatif oleh Ghea.

Mereka berdua pun pulang setelah membayar semua makanan. Diperjalanan widra masih terlihat bahagia, sedangkan Ghea masih memiliki segudang pemikiran negatif terhadap sahabatnya sendiri. Hingga sampailah mereka berdua kerumah masing masing.

Ghea yang masih memendam uneg-uneg nya itu membiarkannya tersimpan rapat-rapat didalam hati biarlah Allah dan malaikat yang menjadi hakim akan hal ini. Karena ia tidak ingin terjadi percekcokan sahabat hanya karena seorang lelaki.

****
Di whatsapp widra memulai percakapan.

"Ghe, aku kerumah mu ya. Kita ngerjain tugas bareng. Eitss, jangan lupa makanan yang banyak keluarin"

"Ah, kamu mah sering gitu. Yaudah cepetan ya wid. Aku tunggu"

"Okee boss! Aku pamit sama mamaku dulu ya"

Handphone yang tadi digenggamannya, ia masukkan kedalam tas.

"Ma, widra mau pergi kerumah ghea ya. Mau belajar kelompok" ucap widra terhadap mamanya

"Iyaa, hati-hati ya jangan kemaleman pulangnya" jawab mamanya widra

"Iya ma, insyaAllah. Assalamualaikum" ucap widra sambil mencium tangan sang mama

"Walaikumsalam."

***
Tok..tok.. Assalamualaikum ghea. !" salam widra

"Walaikumsalam, ha dateng pun. Yok langsung ke kamar aku" jawab ghea

Berjalanlah mereka berdua menjejakkan kaki nya keanak tangga satu per satu.

"Mana nih makanannya ? Coklat ada ? Fanta mana ? Saltcheese ?"

"Eetthh dah ni bocah dikira warung jajanan apa yak, tu ada dikulkas semua" jawab ghea

Langkah widra dipercepat mengarah ke kulkas ghea disudut kamar. Lalu belajar lah mereka berdua dengan banyak candaan daripada belajar.
Akhirnya waktu menunjukkan jam 10 malam. Widra harus pulang kerumahnya. Iapun pamit kepada ghea dan ayah bunda ghea.

Fitrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang