Didalam kamar yang sepi, Ghea melepas mukenanya setelah melaksanakan solat magrib. Didalam hatinya ia berkata "Rasanya sakit apabila melihat lelaki yang dikagumi dekat dengan sahabat sendiri. Terkucilkan ? Ya aku rasa begitu. Tapi bergunakah untukku jika aku cemburu ?"
Perlahan dia mencoba mengalihkan pemikiran negatif itu dari dalam kepala nya. Ia menghampiri meja belajar yang dipenuhi dengan buku-buku yang berantakan itu dan lalu membereskannya. Namun pemikiran itu tak ingin pindah dari didalam pemikirannya.
Beranjak dari meja belajar, ia menghampiri cermin dikamarnya. Berhadapanlah dirinya dengan bayangannya.
"Apakah ini rasanya cemburu ?"
"Apakah aku tidak lagi percaya terhadap sahabatku sendiri?"
"Ya Allah, aku telah berfikir yang bukan-bukan ya Allah"
"Jika memang ia bukan jodohku yang tertulis dilauhul mahfuzMu, maka ikhlaskan hati ini untuk melepaskannya. Tapi jika memang dia sudah tertulis untukku, maka jagakanlah perasaanku hingga akhirnya kelak kami dipertemukan Ya Allah"
"Aiissshh,, ingat Ghea, kamu masih SMA kelas 3. Perasaan itu wajar ketika dalam masa sekolah, kok udah berpikir kemana-mana. Sadar Ghea!! Sadaar!!"
"Fokus Ghea, bentar lagi Ujian Nasional. Jangan mikirin orang yang belum pasti milikmu!"
"Huufftt.." hela nafas ghea yang panjang.
"Kakak, makan malam nak!" teriak bunda dari lantai pertama.
"Iyaa bun, sebentar!" teriak Ghea dari kamarnya.
Satu per satu anak tangga dijejakinya, hingga sampailah wanita itu dimeja makan.
"Kakak, nanti temanin bunda pergi ke mall ya. Bunda mau beli barang. Ayah ada acara, jadi gakada yang nemanin bunda. Boleh kan ?"
"Tapi bun, kakak lagi malas keluar bun... Adek kan ada bun" keluh ghea
"Adek banyak tugas. Bentar lagi teman adek mau belajar disini." ucap Dimas ,adik ghea
"Kamu jalan sama teman, mau pula keluar. Ini cuma nemanin bunda belanja aja alasannya banyak." ucap ayah kepada ghea
"Hmm, itu beda ayah sekarang juga beda. Hhmm,, Iya, iyadeh kakak mau nemanin bunda" jawab ghea
Selesai makan, ghea membantu bunda nembereskan meja makan dan mencuci piring. Sedangkan bunda membantu ayah bersiap-siap untuk pergi ke acara. Setelah usai membereskan dapur, ia menuju kamarnya untuk bersiap-siap juga.
"Adik, nanti kalau belajar kunci pintunya. Kalau ada orang yang gak dikenal, jangan dibuka. Mengerti ?
"Iya bunda" jawab Dimas
Ghea dan bunda pun berangkat ke mall. Didalam perjalanan, ghea hanya membisu tanpa kata, hanya tatapan kosong yang mengarah keluar jendela mobil. Masih memikirkan hal yang tidak sepantasnya dipikirkan ketika saat masih duduk dikursi SMA. Melihat putri nya itu, bunda hanya menatap sejenak dan merasa bersalah kepada anaknya sendiri.
Dirumah, ternyata teman-teman Dimas sudah datang. Dan tidak disangka-sangka ada Reza yang merupakan teman satu komunitas beatbox si Dimas. Reza tidak mengetahui bahwa Dimas adalah adiknya ghea. Reza datang diundang Dimas untuk mengajari Dimas dan teman-temannya belajar kelompok.
Back to ghea dan bundanya
Sambil berjalan mencari barang yang ingin dibeli, keluarlah pertanyaan bunda "Kakak, ngapa diem aja dari tadi? Gak ikhlas nemenin bunda ?" kata bunda"Hah,, engga kok bun. Kakak lagi mikir aja. Maafin kakak ya bun, cuekin bunda dari tadi. Ayoo bun apa lagi yang mau dibeli" ucap ghea mencoba mengalihkan suasana
"Ingat aja pesan ayah, jangan pacaran sebelum masanya. Kakak tau sendiri kan, ayah gasuka sama yang namanya pacaran. Berteman sama cowok boleh, tapi tidak dengan pacaran." kata bunda.
"Hah, hemm kok bunda gitu ngomongnya ? Kakak gak pacaran lah bun." sanggah ghea. Sambil memikir sepertinya bunda mengetahui segalanya
"Nah bener dugaan bunda, pasti karena cowok. Iyaa bunda percaya sama kakak kalau kakak gak pacaran, bunda juga pernah ngalamin hal yang sama kayak kakak. bunda mau nyarankan aja, kalau memiliki rasa sama orang pendam aja walaupun kita merasa sesak didalam hati. Tapi itulah cara kita untuk menjaga hati sampai akhirnya rasa itu terbayarkan. Jodoh gak akan lari sayang, berusahalah untuk tetap dalam lindunganNya ya. Banyak berdoa. Jangan sampai nilai kakak nurun hanya karna ini ya. Kalau ayah tau soal ini, ayah pasti marah. Kakak tau sendiri kan, ayah paling marah kalau anaknya pacaran, apalagi sering mikirkan cowok" ucap bunda yang mengerti kondisi ghea saat ini.
"Hmm, iyaa bun." dengan suara yang lemas ghea menjawab.
Usai sudah belanja. Saat nya pulang kerumah. Tampak mendung dan angin berhembus kencang diluar mall sepertinya akan ada rintik hujan.
Melihat cuaca sudah mulai memudar, reza yang saat itu masih duduk dirumah dimas pun bergegas merapikan buku-bukunya.
Tanpa berpikir panjang ia pamit untuk pulang. Ghea dan bunda saat itu masuk ingin memarkirkan mobil sedangkan reza keluar dari rumah gedongan itu.
Malam pun sudah menggelapi seluruh langit kota, rintik hujan pun mulai deras beriringan dengan angin sepoi-sepoi.
Waktu sudah menunjukkan pukul 00.30. Ghea terbangun disebabkan oleh petir yang menggelegar ditelinga. Dengan rasa takut, ia mencoba memberanikan diri untuk bangkit.
"Ini cara Allah membangunkan aku untuk solat tahajud" ucapnya dalam hati
Didalam doanya terselip doa untuk reza.
"Ya allah, hanya kau pemilik hati. Simpan kan rasa ini. Jauhkan aku dari cinta yang menghalangiku kepada arah jalanMu. Dan Janganlah engkau jadikan hati ini memperbudak imanku. Bantu aku untuk menjaga, memelihara perasaan yang hanya untuk calon imamku kelak. Aamiin"
Lega hati ghea dengan seluruh keluh kesah terhadap masalah cinta. Belum pernah ghea merasakan cinta sebelumnya yang seperti ini. Entah mengapa rasa ini enggan untuk pergi dari persinggahan hati ghea. Semuanya ia serahkan kepada sang pemilik hati.