'BF', sebuah divisi khusus yang hanya menangani penjahat Internasional kelas kakap. Divisi legal yang sudah diakui oleh PBB dan petinggi politik tiap Negara. Banyak buronan yang tertangkap berkat kinerja handal mereka. Divisi khusus ini mirip dengan CIA atau FBI namun jabatannya lebih tinggi dari kedua organisasi tersebut.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Youngmin, Kwangmin, Minwoo, dan Donghyun bekerja dalam divisi khusus ini. Mereka berusaha mengejar otak dari pemasok narkoba terbesar bagi beberapa Negara di seluruh dunia. Mereka berhasil mendapat petunjuk untuk memecahkan kasus dengan menyusup pada klan Yakuza yang berpotensi sebagai alat pemasok yang dikendalikan oleh otak pemasok narkoba. Bertemu dengan Hyunseong, Jeongmin, dan Ikuta sebagai orang penting dalam klan. Tanpa mereka sadari rencana penuh 'kebohongan putih' yang mereka rancang justru menguak 'kebohongan putih' lain tentang kehidupan mereka masing-masing.
WARNING!!
Narasi, narasi. Aku lagi kesurupan narasi.
Mianhamnida, Readers-shi.
Happy reading~ ^^
Suara sirine mobil polisi mengalun di sekitar dermaga negeri Sakura, Jepang. Police line terbentang di sekitar pagar pembatas dermaga. Beberapa polisi tampak kebingungan menghadang warga sekitar yang tengah berdiri mengitari TKP. Mereka ingin tahu apa yang terjadi di sekitar dermaga sampai membuat polisi berdatangan.
Dari kejauhan tampak sebuah mobil sedan merah melaju cepat menuju arah TKP itu. Mobil tersebut menikung tajam ketika hampir mendekati TKP.
'Ckiitttt!!!'
'Zrakkk!!!!'
Sang pengemudi mengerem mendadak sampai menerbangkan debu di sekitar dermaga. Beberapa warga dan anggota kepolisian melindungi mata dan wajah mereka dengan lengan agar debu yang berterbangan tak merasuki pandangan mereka.
Seorang pria berambut putih silver yang memakai mantel cokelat panjang dipadu dengan calana jeans hitam, serta sneaker hitam (Donghyun MV Witch) keluar dari dalam mobil. Pria itu berjalan tenang melewati kerumunan warga yang membuka jalan baginya. Anting salib di telinga kirinya mengayun mengikuti tiap langkahnya. Sementara anting di telinga kirinya yang memiliki bentuk berbeda berkilau tersinari cahaya bulan.
Seluruh warga terdiam menatapnya seakan terhipnotis oleh kehadiran pria itu. Sebaliknya pria gagah berkulit putih itu dengan santainya menaikkan Police line kemudian membungkukkan badannya. Ia melangkah memasuki area TKP menatap sebuah jasad tanpa nyawa yang terbaring pada lantai dermaga. Darah yang menghitam bermula dari daerah dada tersebar di sekitar jasad tersebut.
"Hey, baka!! Siapa orang itu?! Keluarkan Dia!! Selain yang berkepentingan dilarang melewati police line!!" Jerit seorang petugas polisi menyadarkan temannya yang masih terbengong di belakang pria itu.
Polisi muda tersebut mendekati si pria. Baru saja hendak menarik lengan pria itu, tangannya terhenti seketika. Pandangannya menangkap tanda pengenal seorang detektif divisi khusus yang disodorkan oleh pria itu.
Divisi khusus hanya menangani penjahat Internasional kelas kakap. Divisi yang diakui oleh PBB dan petinggi politik tiap Negara. Banyak buronan yang tertangkap berkat kinerja handal mereka. Divisi khusus ini mirip dengan CIA atau FBI namun jabatannya lebih tinggi dari kedua organisasi tersebut. (memang ada ya? *angkat bahu acuh*)
Polisi muda itu segera memasang pose hormat. Kemudian Ia menyipitkan mata untuk mengamati tulisan yang tercetak pada tanda pengenal di hadapannya.
"Dong-san?" Bacanya.
"Iie (bukan), Donghyun desu!" Tegas pria yang masih mengamati keadaan mayat tersebut.
Ia memasukkan kembali tanda pengenalnya ke dalam saku mantel. Kemudian berjongkok dengan cool nya pada tempatnya berpijak. Jari telunjuk dan jempolnya terulur memegang dagunya. Ia mengelus dagunya perlahan sembari memajang wajah serius menunjukkan dirinya tengah memikirkan sesuatu.
Polisi muda yang masih berdiri di samping Donghyun menurunkan tangannya. Dia kembali ke belakang Police line, mencegah warga untuk tidak memasuki TKP. Sementara polisi yang menjerit tadi menghampirinya. Polisi muda itu langsung menjelaskan siapa pria tersebut, membuat polisi pemarah itu mengangguk-anggukkan kepalanya tanda bahwa Ia mengerti.
Donghyun menegakkan tubuhnya kembali. Dia berjalan keluar Police line menuju barel di dekat TKP. Kedua matanya memicing sembari menyisir daerah sekitar barel tersebut. Belum lama mengamati, matanya tersilaukan oleh suatu benda berkilau yang memantulkan cahaya bulan. Sontak Ia menolehkan wajahnya.
Sebelum mengambil benda itu, Ia memasang sarung tangan pada tangan kanannya terlebih dahulu. Diambilnya benda yang membuatnya penasaran itu. Sebuah lighter berwarna gold atau lebih tepatnya memang terbuat dari emas. Terdapat bercak darah pada badan Lighter tersebut hingga menutupi setengah dari gambar simbol yang terukir disana. Ukiran simbol itu tampak tidak umum seperti simbol khusus buatan tangan seorang pengrajin.
Donghyun menyimpan lighter itu di dalam kantong plastik kecil yang diambilnya dari dalam mantel. Kemudian meletakkannya di dalam saku mantel yang lain. Ia tersenyum miring sambil mengeluarkan benda persegi berwarna putih dari mantelnya lagi. Setelah melepas sarung tangannya, jari-jarinya menyentuh layar benda persegi tersebut. Donghyun mengarahkan benda itu ke telingannya sampai terdengar bunyi pip dari benda tersebut.
"Yeoboseo (halo).." Sahut seorang namja di seberang.
"Kami butuh kalian." Ucap Donghyun dengan mata yang menatap tajam ke depan.
Anyeonghaseyo, ottae?? Prolognya aneh kah? Sepertinya ya
*pundung di pojokan*
Maa, meski aneh jangan lupa vote and comment ne~
Arigatou~*deep bow*
KAMU SEDANG MEMBACA
White Lie (BoyXBoy)
Fanfiction~BF fanfic~ 'Kebohongan putih', terkadang orang perlu berbohong demi kebaikan orang yang dibohonginya. Akan tetapi, apakah kebohongan itu dapat diterima oleh semua orang? Tak banyak orang yang tidak memiliki rahasia, baik rahasia putih maupun hitam...