Kebenaran.

4.5K 355 4
                                    

Ayumu menjadi sangat gelisah karena Kuro belum datang dan membawa obatnya juga. Ia mulai kesal dan mengumpat dalam hati.

"Bisakah kau diam? Aku mulai pusing melihatmu mondar-mandir didepanku" ucap Rio.
"Aku sangat khawatir, ini sudah sangat lama dan kuro juga belum datang, bagaimana kalau Hana tidak pernah bangun kembali, aku tidak bisa membayangkan hal seperti itu" balas ayumu dengan mata yang mulai berair.

Keadaan menjadi sepi sesaat dan tiba-tiba Chii datang.
"Apakah Kuro sama sudah datang?" Tanya chii.
"Chi kau darimana saja? Kami tak pernah melihatmu disini dari 4 hari yang lalu" tanya Keira.
" Maafkan aku, aku pergi sebentar untuk mencari tahu tentang tanaman obat itu, dan aku menemukan bahwa jik....."ucapan Chi terpotong karena mendengar suara pintu yang tiba-tiba terbuka menampilkan sosok pria yang sudah lama ditunggu-tunggu tersebut.

Kuropun tiba didepan pintu ruang kesehatan sekolah dan langsung membukanya. Terlihat disana Ayumu, Chii , Kei,Keira dan juga Rio menatapnya dengan tampang kaget(?).

Kuropun langsung melangkahkan kakinya dan menghampiri mereka semua.
"Aku sudah menemukan bunganya, lalu bagaimana cara menggunakan tanaman ini untuk dijadikan obat?" Tanya Kuro.

Tapi yang lain hanya terdiam. Bagaimana tidak baru saja mereka membahas tentang bunga itu dan Kuro yang terkenal cuek, dingin dan tak peduli itu kini benar-benar membawa tanaman itu sesuai perkataannya.

"Ekhemm....bagaimana cara meramu bunga ini?" Tanya Kuro untuk kedua kalinya.
Rio pun tersentak dan mengambil buku tebalnya dan langsung menjelaskan.
"Bunga itu akan bereaksi ketika sang Curador didekatkan dengan bunga tersebut" ucap Rio yakin.

"Hanya itu?" Tanya ayumu.
"Ya" jawab Rio singkat. Semuanya pun bingung karena kemudahan penggunaan bunga tersebut. Ayumu dengan sigap mengambil bunga tersebut dan meletakkannya di samping Hana, namun tak ada reaksi atau kejadian apapun Hana tetap tak bergeming dan tak menunjukan ciri -ciri akan sadar.

Rio dan yang lainnya pun bingung dan mulai membuka bukunya lagi. Setelah itu iapun menutup bukunya dan menghela nafas.
"Menurut buku yang kubaca bunga itu akan bereaksi ketika bulan purnama penuh dan yang harus meletakkannya adalah orang yang mengambil bunga tersebut" jelas Rio tanpa mengatakan yang sesungguhnya. Sesungguhnya buku itu berkata bahwa yang bisa memberikannya adalah orang yang mengambil bunga tersebut dan yang memiliki perasaan yang tulus serta memiliki perasaan yang kuat terhadap orang yang akan diberikan.

Merekapun berpikir sejenak.
" Baiklah aku akan melakukannya" ucap Kuro tetap dengan gaya coolnya.
"Apa kau tidak keberatan?" Tanya ayumu was-was.
"Tidak masalah" ucap kuro.

"Baiklah menurut perhitunganku malam ini adalah malam purnama dan kami harap kau mau menunggu sampai Hana bangun" ucap Rio.
Kuropun hanya mengangguk dan merebahkan dirinya disofa yang ada.

Chii menatap Kuro khawatir pasalnya Chii tau apa yang telah dilakukan Kuro sehingga berhasil membawa bunga itu kesini. Melihat Chi yang wajahnya menjadi pucat sejak kedatangan Kuro Keirapun mulai curiga dan mengajak Chii serta yang lainnya kecuali Kuro keluar ruangan.

"Knapa ??" Tanya Keira.
"Apanya??" Chii menjawab.
"Chii aku tau ada yang kau sembunyikan dari kami, apapun itu aku mohon beritahu kami" ucap Keira.
Chii hanya diam tak mau berbicara. Dalam hatinya ia masih merasa syok bagaimana cara Kuro membawa tanaman itu, dan apa yang telah dikorbankannya.

Masih asik dengan pikirannya sendiri Chii dikagetkan oleh pertanyaan Ayumu.
"Chii benarkah ada yang kau pikirkan ? Kalau itu mengenai Hana maupun Kuro tolong beritahu kami, karena mereka adalah teman kami, aku mohon" kata Ayumu dengan wajah memelasnya.

Chii tampak berpikir keras dan akhirnya dengan sangat terpaksa Chii pun menceritakan perihal yang mengganggu pikirannya. Cerita dimulai dari beberapa hari yang lalu.

magia delcielo AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang