2. Bertambah Sial (?)

40 8 0
                                    

Suara bel istirahat berbunyi membuat Karen yang masih berdiri di hadapan tiang bendera menghembuskan nafas lega. Ia melirik ke samping kanan nya dan melihat David sedang mengusap keringat yang ada di dahinya. Seakan tidak peduli, Karen langsung berjalan menuju kantin meninggalkan David sendirian di lapangan. Tenggorokannya haus dan perutnya lapar minta diisi.

Sesampainya di kantin, Karen mengedarkan pandangannya mencari kedua sosok sahabatnya, Amel dan Vanesa. Setelah tau dimana keberadaan kedua sahabatnya itu duduk, Karen berjalan menghampiri mereka berdua.

Karen menghempaskan bokongnya di samping Amel yang sedang memakan mie ayam nya. Lalu ia menidurkan kepalanya di atas meja.

"Karen?" Panggil Vanesa heran karena melihat wajah sahabatnya itu terlihat lemas.

"Apa?" Tanya Karen tanpa mengubah posisi duduknya dan kepalanya tetap berada di antara lipatan tangannya.

"Lo kemana aja sih? Tadi lo gak masuk kelas, lo sengaja bolos?" Ucap Amel agak ketus.

Dengan malas Karen mengangkat kepalanya dan mengubah posisi duduknya menjadi tegak. "Gue abis dihukum sama pak Amir bego! Lo gak liat apa muka gue asem gini bau keringet gara-gara disuruh berdiri di tengah lapangan sama dia!" Ucap Karen kesal.

Amel dan Vanesa terdiam, tak lama kemudian mereka tertawa keras seolah sengaja ingin membuat Karen tambah kesal. Karen hanya bisa memutar bola matanya.

"Tumben lo gak kabur waktu pak Amir ngasih hukuman." Kata Vanesa sambil mengendikan bahunya.

"Ya gimana mau kabur! Pak Amir dari tadi ngawasin gue di koridor kelas X." Jelas Karen.

Mereka kembali tertawa. Lalu dengan kesal Karen beranjak dari duduknya. "Lah lo mau kemana Ren?" Tanya Amel sambil mendongakan kepalanya menatap Karen bingung begitupun dengan Vanesa.

"Mau pesen makanan dulu, perut gue lapar dari tadi minta diisi." Ucap Karen dan berlalu menuju salah satu penjual spageti yang terdapat di kantin.

Karen datang dengan membawa spageti dan segelas jus mangga. "Eh btw, gue kelas XI apa?" Tanya Karen setelah ia duduk kembali di sebelah Amel.

"Kelas XI IPS 2, sekelas sama gue dan Kenya." Ucap Amel sambil menatap Vanesa dan Karen.

Wajah Karen yang tadinya cerah mendadak menjadi suram saat mendengar nama Kenya. "Oh jadi gue sekelas sama si bangsat Kenya itu lagi?" Tanya Karen tidak percaya. Ia begitu muak mendengar nama Kenya disebut-sebut di depannya lagi.

"Ren dia sepupu lo!" Kata Vanesa.

"Gue gak peduli." Ucap Karen dingin.

Vanesa terdiam. Lalu Amel angkat bicara, "Tapi Ren dia tadi sempet nanyain kabar lo ke gue, tapi sebelum gue jawab, Dava langsung narik tangan Kenya gitu deh." Ucap Amel sedih.

Amel adan Vanesa memang sudah tau bahwa Karen menyukai Dava yang notabennya adalah sahabat Karen juga. Tapi dari ucapan Amel tersebut, Karen tidak tau bahwa Amel sengaja ingin memancing atau tidak sengaja mengucapkan itu.

Tiba-tiba Karen berdiri dan mengebrak meja yang ada di hadapannya. Rasa lapar nya menguap entah kemana. Yang sekarang ia rasakan adalah hatinya yang terasa sakit dan perih.

"Shut UP!!!!" Lalu ia berjalan pergi meninggalkan kantin dengan amarah yang meledak-ledak.

Karen tidak peduli dirinya sudah menjadi pusat perhatian murid murid lainnya. Ia berjalan cepat menuju pintu keluar kantin. Tiba-tiba tubuh Karen membeku saat lengannya di tahan oleh Dava yang tadi tidak sengaja berpapasan dengannya.

Karen menghela nafas sejenak, lalu berbalik mendapati wajah cemas Dava dan juga Kenya. Ya, Kenya orang yang ia benci, kini berdiri di samping Dava. Karen menatap sekilas Kenya lalu menatap Dava yang terlihat cemas.

Kenapa lo harus repot repot khawatirin gue Dav?

"Ren?! Lo ke-"

"Gak usah peduliin gue!" Kata Karen memotong ucapan Dava. Ia menghempaskan tangan Dava kasar lalu pergi.

Kenya yang berdiri di samping Dava, hendak menyusul tapi tangan Dava menahannya, "Biariin, dia butuh waktu sendiri." Kata Dava.

Kenya melepaskan tangan Dava kasar lalu tersenyum sinis, "Lo gak tau apa-apa tentang sepupu gue." Ucap Kenya, lalu berlari menyusul Karen.

『Bad』

Bel masuk berbunyi lima menit yang lalu, kini David dan bu Ros sedang berjalan menuju kelas XI IPS 2. Kelas yang akan David tempati selama ia sekolah disini.

David asik mengemut permen lollynya dengan santai. Matanya melihat-lihat setiap kelas yang kini tengah dilaluinya.

Akibat keasyikan melihat kelas-kelas, David jadi tidak sadar jika bu Ros sudah berhenti di depan pintu kelas XI IPS 2. Sementara David terus berjalan maju melihat kelas-kelas yang lain.

"David Rainaufan!!" Panggil bu Ros.

Panggilan itu membuat David berhenti berjalan dan melihat ke kanan-kiri. siapa yang baru saja memangilnya?

Seketika David tersadar dan langsung menoleh kebelakang. Melihat pelototan tajam dari bu Ros, David nyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, lalu berjalan menghampiri bu Ros.
            
"M..maaf bu." Ucap David. Dijawab anggukan singkat dari Bu Ros.

"Buang permen kamu dan ikut saya masuk." Perintah bu Ros.

Bu Ros masuk terlebih dahulu ke kelas sementara David membuang permen lolly nya ke tempat sampah.

Suasana kelas hening saat David melangkah masuk ke kelas. Siswa perempuan terdengar menggeram tertahan sambil berbisik-bisik kata 'COGAN' cukup keras.

"Perhatian semuanya!!" Teriak bu Ros. Lalu setelah itu, kelas menjadi hening kembali.

Bu Ros kembali berbicara, tapi David tidak mendengarkan apa yang di bicarakan bu Ros. Matanya sibuk meneliti siswa-siswi yang akan menjadi temannya. Lalu matanya bertubrukan dengan sepasang mata yang kini menatapnya tajam dan sinis.

Oh David tau, bukannya sepasang mata itu yang tadi pagi ingin menabraknya, dan sepasang mata itu juga yang membuat dirinya tadi pagi dihukum karena terlambat?

Tanpa sadar David menyeringai dan mengedipkan sebelah matanya. Sementara tangannya melambai-lambai kearah Karen. Kelas kembali menjadi gaduh melihat David melambaikan tangan begitu.

Karen menatap David tidak suka. Mereka tidak menyadari bahwa ada empat pasang mata yang menatap mereka bingung.

"David perkenalkan dirimu!" Seru bu Ros.

David menghentikan gerak tangannya yang melambai-lambai itu, dan tersenyum gugup, "Nama saya David Rainaufan, pindahan dari bandung, semoga bisa berteman baik dengan kalian." David tersenyum manis, membuat siswa perempuan nyaris berteriak melihat ketampanan David saat tersenyum.

Bu Ros melotot membuat suasana lagi-lagi hening. "Kamu bisa duduk di kursi sebelah Karen." Ucap Bu Ros.

David mengangguk, lalu berjalan menghampiri bangku Karen dengan senyuman yang terukir di kedua sudut bibirnya.

Karen melotot tidak percaya saat David berjalan menghampiri bangku nya. Dan semakin melotot saat David dengan santai duduk di kursi sebelahnya.

"Mata lo hampir keluar tuh." Ucap David santai. Karen mengerjap dan melotot lagi saat David mengatakan,

"Btw, Hai!! Kita ketemu lagi! Dunia emang sempit banget." David nyengir.

『Bad』

     V o t e a n d c o m m e n t guys!!

BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang