7. Peringatan pertama

39 2 0
                                    

P.s : ada sedikit perubahan di part sebelum nya, dan aku udah edit. Jadi buat kalian yang gak mau bingung sama cerita ini ke depannya, aku saranin baca ulang part sebelum nya.

『Bad』

Suasana di kantin SMA Harapan Bangsa ramai seperti biasa. Murid-murid berdesakan untuk memesan makanan atau minuman yang mereka inginkan. Dan ada juga yang sedang bergosip ria sambil duduk di bangku yang sudah disediakan di kantin.

Seseorang datang dari arah pintu masuk kantin dengan wajah yang di tekuk. Tanda ia sedang kesal dan bete.

Vanesa menatap heran, "Please deh Ren, kalo lagi bete muka lo minta di kasih nasi tau gak?" Katanya sambil terkekeh.

Amel yang ada di sebelahnya ikut terkekeh melihat Karen, "Lo kenapa dateng-dateng pasang muka bete?"

Yang ditanya mencebikan bibirnya, "Kesel gue, masa gue kalah balapan sama si David?? Kalian tau kan balapan itu gue jagonya. Dan masa sekarang gue kalah sama tuh orang." Ucap Karen masih tidak terima dengan kekalahan yang ia dapatkan tadi pagi.

Amel mengerutkan kening, tampak berpikir kemudian ia berdehem, "Tadi lo naik apa? Si David naik apa? Eh tapi lo pasti naik mobil kan, motor lo kan di bengkel selama beberapa bulan ini." Ucap Amel

Karen melipat kedua tangannya di depan dada, "Menurut lo?? Yaiyalah naik mobil, lagian ya mulai sekarang gue gak boleh bawa motor sama ortu, katanya mereka gak mau kecelakaan itu terjadi lagi."

Gadis itu memang pernah mengalami kecelakaan waktu itu. Dikarenakan balapan liar bersama Gerry menggunakan motor. Malam itu Karen sedang tidak fokus dengan balapan nya sehingga tanpa disadari, ia masuk jurang sampai tubuhnya terguling-guling dan berakhir dengan perutnya yang tertusuk ranting pohon tajam bekas penebangan. Untungnya, Gerry segera mendengar teriakan Karen dan memutar balik motornya menuju tempat Karen terjatuh.

Segera Gerry menelpon ambulan, dan menghubungi teman-teman nya yang lain untuk ikut membantu Karen.

Waktu itu, Karen kehilangan banyak darah, tapi untungnya ia masih bisa di selamatkan.

"David naik mobil juga?" Tanya Vanesa sambil mengunyah makanan yang tadi di pesannya.

"Enggak, dia naik motor." Ucap Karen santai.

Mata Amel dan Vanesa membulat, "Lo bego apa gimana sih?! Ya jelas lah dia menang, dia bisa nyelip-nyelip gitu kalo pake motor. Kalo lo?! Mana bisa nyelip. Bego kok di pelihara, heran gue." Ucap Amel menggeleng-gelengkan kepala.

"Yes, bener kata Amel. Lo gimana sih?!" Vanesa menyambung.

Karen menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal, "Ya gue juga tau sih, awalnya gue mau nolak. Tapi ngeliat muka songongnya yang sok-sok an mau ngajak gue balapan bikin gue eneg pengen ngalahin dia. Jadi yaudah deh." Gadis itu mengangkat kedua bahunya.

"Lo sih gak di pikir-pikir dulu," ucap Amel.

Tak lama kemudian, seorang cowok duduk di samping Karen. Ia menyengir lebar menatap Karen, sedangkan yang ditatap hanya memutar bola mata sambil membuang muka.

"Ngapain lo?!" Bentak Karen.

"Hai juga Karen, oh iya gue kesini mau ngingetin aja kalo lo masih punya hutang traktiran sama gue. Tapi traktiran nya besok aja ya, hari ini gue sibuk soalnya." Ucap David cengengesan. Yang menurut Karen itu sangat menyebalkan.

Kalau seandainya membunuh tidak berdosa, sudah Karen bunuh orang ini dari pertama kali mereka bertemu.

"Gak!! Kata siapa gue mau traktir lo? Lagian lo curang pake motor sedangkqn gue pake mobil." Kata Karen tidak terima.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang