4. Sebuah Rencana

36 7 0
                                    

"Sori banget! Gue gak sengaja sumpah!" Ucap cowok itu tidak enak karena telah mendorong David sehingga bakso yang di pegangnya tumpah.

David menatap lawan bicaranya jengkel, "Telinga gue lama-lama panas dengerin lo minta maaf terus. Lagian gue gak kenapa-napa ini"

"Yee gue kan gak enak sama lo!"

Cowok itu sudah pasti merasa bersalah, lagian salahnya juga yang lari-lari gak jelas tadi. Coba aja mata cowok itu dijaga supaya gak terus-terusan liat gebetan yang lagi nyari tempat duduk -yang awalnya ingin mengajak sang gebetan makan semeja dengannya- tadi pasti jadinya gak akan kayak gini. Hilanglah keinginannya untuk mengajak gebetannya makan bersama yang ada sekarang dia harus bertanggung jawab dan merasa bersalah kepada si anak baru.

Tentunya cowok itu bukan seperti kebanyakan cowok-cowok lainnya yang tidak tau malu dengan tidak bertanggung jawab setelah melakukan kesalahan yang sudah di perbuat.

"Elah cuma gini doang, omong-omong thanks pinjeman bajunya. lusa gue balikin lagi ke lo," Ujar David.

Mereka berdua berjalan bersisian di koridor yang ramai dengan siswa-siswi lain. Hendak menuju kelas karena David sudah gak mood lagi makan di kantin, rasa laparnya juga sudah hilang entah kemana.

"Oke deh. btw, kenalin nama gue Farel Raja K," Ujar cowok itu tiba-tiba memperkenalkan dirinya.

David membalas uluran tangan Farel, "Gue David."

Farel mengangguk singkat lalu menarik tangannya lagi. Gak ada salahnya kan mencoba berteman dengan si anak baru, toh keliatannya juga David baik. Bisa nambah temen juga. Apalagi Farel tau kalo David itu siswa baru yang masuk ke kelasnya.

"Yaudah kalo gitu, gue duluan mau ke kelas," Kata David sambil menepuk bahu Farel lalu berjalan mendahului cowok itu.

Farel mengerutkan keningnya, kenapa gak bareng aja? kelas mereka kan sama, heran Farel. Ah mungkin David belum tau kalo ternyata Farel sekelas dengannya, Farel kan gak sekolah dari hari pertama David masuk. Dan ia baru masuk hari ini.

Waktu pelajaran pertama tadi, teman sebangkunya memberitau bahwa siswa yang duduk di bangku sebelah Karen itu anak baru. Farel hanya menatapnya sebentar lalu mengangguk tanpa menanyakan namanya.

Sedangkan David, ia sama sekali tidak tau siapa Farel dari awal pelajaran pertama, karena matanya tidak melihat kearah Farel.

David mengernyit saat di rasanya Farel mengikuti langkahnya. Cowok itu membalikan tubuhnya sedikit, dan benar saja Farel membuntutinya. Mau apa lagi dia? Batin David bertanya. David memilih mengabaikan dan terus berjalan.

Tentu saja ia heran karena melihat Farel mengikutinya, toh ia memang tidak tau kalau Farel ternyata sekelas dengannya.

Sampai di tikungan menuju kelasnya, David menoleh lagi ke belakang, dan Farel masih saja mengikutinya!

David berhenti di depan pintu kelasnya lalu berbalik menghadap Farel yang tak lama cowok itu juga ikut berhenti.

"Lah, lo ngapain ngikutin gue?" Tanya David heran.

"Kelas lo kelas gue juga, monyet." Balas Farel lalu melangkah masuk meninggalkan David yang masih melongo tak percaya.

***

"Gila!! Nyebelin banget sih itu orang!" Seru Karen kesal setengah mati. Cewek itu melempar asal tas sekolahnya dan membantingkan tubuh ke ranjang kesayangannya.

"Udah lah gak usah dipikirin terus, tuh cowok emang songong" Sahut Vanesa. Ia juga kesal rencana mereka bertiga untuk 'membully Sheila' sepulang sekolah harus gagal karena lagi-lagi si 'anak baru' alias David kembali menggagalkan rencana mereka bertiga.

BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang