Come Back Home

7.2K 262 37
                                    

"wah.. ternyata kalian sudah sadar"

"Om, tolong lepasin temen saya. Dia gak tau apa-apa, plis om.." Mohon Liana

"Clarisa.. Clarisa.. kenapa kamu gak pernah kasih tau om kalau kamu punya temen secantik ini?" Bosku atau yang sering disebut om Adam menghampiri Liana dan mengusap wajahnya. Liana yang tidak suka dengan perlakuan om Adam langsung menangkisnya dengan kasar.

"Siapa nama kamu, sayang ? Om sangat tertarik sama kamu. Bagaimana kalau kamu jadi istri om ?"

"Gila lo ya ? Jauh-jauh lo dari gue. Cuih" Liana meludahi om Adam

"Hahahaha.. saya suka perempuan seperti kamu. Heh kalian berdua cepat ikat mereka di kursi" Suruh om Adam kepada kedua anak buahnya. Dengan mudah mereka mengikat Liana dan Clarisa dikursi karena tenaga mereka yang tidak cukup besar dibandingankan anak buah om Adam.

Om Adam menghampiri Liana dan menciumi lehernya dengan ganas. Tangannya membuka kancing baju Liana dan menyisakan branya saja. Dada Liana tidak luput dari ciuman om Adam.

"Bajingan lo! Lepasin gue ga?" Liana terus meronta-ronta. Clarisa hanya menangis melihat Liana diperlakukan seperti itu. Rasa menyesal dan bersalah terus menghantui dirinya. 

Setelah puas bermain dengan dada Liana, om Adam mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Liana. 

"Kamu cantik banget sayang" Om adam mulai mencium bibir Liana.

Liana yang merasa jijik dengan ciuman itu langsung menggigit bibir om Adam sampai berdarah dan membekaskan luka.

"Arrghh.. Berani-beraninya kamu!" *Plak* sebuah tamparan mendarat di pipi Liana

"Besok kamu sepenuhnya akan menjadi milik saya, wanita jalang! Hahaha.. Cepat kunci pintunya Frans!" Om Adam dan kedua anak buahnya meninggalkan ruangan itu.

Seketika ruangan menjadi hening. Liana masih merasa kesal dengan perlakuan om Adam sedangkan Clarisa tidak tahu harus berkata apa.

"Liana, aku gatau udah berapa kali minta maaf ke kamu. Aku nyesel banget udah bawa kamu ke masalah aku. Aku bakal lakuin apapun untuk bebasin kamu dari sini."

"Ini bukan salah kamu, Clar. Aku udah terlanjur masuk ke masalah ini dan aku mau kita berdua bebas sama-sama bukan aku aja."

"Thanks Na, eh di sebelah kiri kamu itu apa ?"

"Sebelah kiri ? Oh ini kaya lempengan besi gitu. Kenapa emang Clar?"

"Kamu bisa ambil besi itu ga buat motong tali ditangan aku ?"

Kondisi tangan dan kaki yang terikat memaksa Liana untuk menjatuhkan dirinya ke lantai untuk mengambil besi tersebut. Setelah mendapatkan besi tersebut Liana langsung menghampiri Clarisa dengan cara menggeliatkan tubuhnya di lantai. Dengan sekuat tenaga Liana menggesek-gesekan besi tersebut ke tali yang mengikat tangan Clarisa. 

"Yess!!" Seru Liana setelah berhasil memotong tali tersebut. Mereka bergantian untuk memotong tali yang mengikat tangan dan kaki mereka.

"Liana.. Kamu seksi kalau keringetan gitu" Clarisa hendak menyeka keringat yang ada di pelipis Liana

"Clar, ini bukan waktunya untuk mesra-mesraan" Liana mencubit perut Clarisa

*drrtt* *drrtt*

Liana merasakan sesuatu bergetar di sakunya. Nama Deska terpampang di layar HPnya.

"Woi nyet kemana aja lu ? Hampir seminggu kaga pernah ke club"

"Des.. Des tolong gue. Untung banget lu nelpon gue. Plis tolongin gue"

"Iya pelan-pelan. Napas dulu Na. Coba jelasin lu kenapa?"

"Gue lagi di..... gue gatau ini dimana kaya gudang atau pabrik udah lama ga dipake gitu. Tadi tiba-tiba gue sama temen gue diculik trus dibawa ke sini."

"Temen lo siapa Na? Geng kita bukan?"

"Aduh ga penting Des. Tolong kirim bantuan dong ke sini. Secepatnya"

"Iya. Iya lu jangan panik ya. Gue coba hubungin polisi buat lacak lu dimana lewat lokasi nomor HP lu"

"Thanks banget Des" *tut* *tut* *tut*

"Temen kamu Na?"

"Iya, dia mau kirim bantuan ke sini. Kamu tau jalan keluar dari sini ga ?"

"Ga tau, aku baru pertama kali dibawa ke sini"

"Clar, ngomong-ngomong aku kedinginan nih. Boleh pinjem cardigan yang kamu pake gak?"

"Oh iya aku lupa kamu cuma pake bra hehe"

Mereka mencari-cari jalan keluar dibantu dengan pencahayaan seadanya dari HP Liana. Setelah menggeser-geser tumpukan kardus mereka menemukan sebuah lubang angin. Mereka masuk satu persatu. Karena sudah reot tidak terawat, muncul suara berdenyit tiap kali mereka merangkak. Sejauh mereka merangkak tidak terjadi apapun sampai tangan Clarisa menyentuh sesuatu

"Ahhhh Tikus!"

"Suara apa itu ? John coba kamu cek mereka di gudang" Suara om Adam terdengar dari bawah sana

"Clar, ayo cepetan!"

Dengan tergesa-gesa mereka melewati lorong. Akhirnya mereka menemukan ujung dari lubang angin tersebut.

"Duh pake ditutup segala. Clar, kamu bantu aku tendang penutup ini ya."

"1, 2, 3, tendang!" *Buk*

Dari belakang terdengar suara berdenyit seperti ada yang melewati lorong tersebut. Karena merasa ada yang mengikuti mereka akhirnya mereka tidak berpikir panjang dan langsung loncat dari lubang angin yang memiliki ketinggian 2 meter tersebut.

"Awwwww.. Sakit banget" Rintih Liana

"Na, ayo kita harus cepet keluar dari sini"

Mereka berdua berlari dengan tergopoh-gopoh. Didepan mereka ada sebuah pintu

"Lewat sini" Ajak Clarisa

Mereka membuka pintu dan ternyata sudah ada yang menunggunya di balik pintu tersebut

"Mau kemana kalian?" Om Adam sudah siap untuk menangkap mereka. Dengan tubuhnya yang besar, om Adam sudah menggendong mereka berdua di bahunya.

"Lepasin kita, Bajingan!"

"Saya gak akan lepasin kalian semudah itu"

Mereka terus memukuli punggung om Adam. Tiba-tiba Clarisa memiliki ide untuk mengigit leher om Adam

"Ahhh sial" Om Adam memegangi lehernya yang berdarah

"Lari Clar!" Seru Liana

Mereka berdua berlari menuju pintu keluar. Kedua anak buah om Adam mengejar mereka dari belakang. 

*Buk*

"Jir.. Kaki gue" Liana terjatuh

"Na, ayo cepet mereka dibelakang. Sini gue bantu" Liana mengalungkan tangan kanannya di leher Clarisa.

Mereka terus berlari sampai ke gerbang depan. Sesampainya di gerbang mereka melihat banyak polisi yang sudah menodongkan senjata ke arah mereka.

"Jangan ditembak pak itu temen saya!" Seru Deska

"Lu kok bisa sampe kaya gini sih Na? Coba jelasin ke gue" Deska memeluk erat Liana

"Nanti dirumah gue jelasin" jawab Liana

Deska membantu Liana berjalan dan membawa ke mobilnya yang berada di belakang mobil-mobil polisi.

"Kalian berdua duduk di belakang aja ya biar lebih nyaman istirahatnya"

Liana langsung memejamkan matanya. Ia merasakan tangannya digenggam seseorang. Tidak berapa lama ia sudah tertidur pulas karena kelelahan.

TBC

Welcome back baby, i've been missin' you like crazy!

-E

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 25, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wrong RoomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang