Chapter 5

7.4K 293 17
                                    

Mumpung masih bisa update cepet. Jadi saya cepetin yaa~

-----------------------------------

Minako's POV

"Aku akan menjelaskan peraturan-peraturan yang harus kau turuti...", ucap pria itu sambil menguap lalu mengaruk-garuk mata kirinya.

Apa jam rumahnya rusak ? waktu masih menunjukkan pukul 3 lewat 30 menit, kira-kira. Tapi, pria itu sudah mulai mengantuk dan menguap beberapa kali. Apa aku yang terlalu semangat atau dia yang memang mudah mengantuk ?

"Sebentar !", ucapku sambil menunjukkan telapak tangan yang artinya 'berhenti'. "Perkenalkan dirimu dulu !", lanjutku sambil melipat tangan di depan dada.

Dia hanya menanggapi perintahku dengan uapan besar di mulutnya, "Shinjiro Aragaki. 22 tahun.", ucap pria itu dengan nada mengantuk tapi masih terdengar berat.

Ah.. jadi kami berbeda 6 tahun. Apa aku harus memanggilnya dengan sebutan senpai* ? Atau dengan akhiran -san** ?

(*sebutan untuk orang yang lebih tua.

**akhiran untuk orang yang lebih tua agar lebih terkesan formal tapi tetap friendly.)

"Shinjiro-san--"

"Senpai.", ucap pria itu memotong perkataanku untuk kesekian kalinya. "Senpai ?", tanyaku memastikan.

"Senpai.", jawab pria yang menyuruhku untuk memanggilnya dengan sebutan senpai sambil menganggukkan kepala.

Aku hanya menanggapinya dengan anggukan kecil dan mulai melihat isi rumah itu.

Tidak berantakan.

Ya, itu pendapat ku. Bukan berarti dia pria yang rapi atau semacamnya. Rumahnya tak terlihat berantakan karena barang-barang yang ada di rumah ini sedikit. Sepertinya dia tidak suka dengan keramaian barang ataupun orang.

"Peraturan pertama.", ucap nya tiba-tiba sambil memejamkan kedua matanya dan duduk bersila di atas sofa. Aku menoleh dengan cepat ke arahnya karena rasa penasaran ku.

"Kau harus mengikuti semua perkataanku.", lanjutnya yang kemudian membuka kedua matanya lalu menatap mataku.

Aku merasa risih dengan tatapan tajamnya. Benar-benar.... tajam. "Iya, aku anak penurut.", kataku agar dia berhenti menusuk-nusuk badanku secara tidak langsung dengan kedua mata cokelat dinginnya.

Dia mengangguk-angguk kecil beberapa kali. "Kedua, kau harus siap sedia di segala keadaan. Kita tidak tau kapan dan dimana segerombolan pria itu akan muncul.", ucapnya dengan nada menjelaskan. Aku hanya menjawab dengan sekali anggukan mantap.

"Ketiga..", ucap nya lalu berdeham. Entah kenapa dia terlihat sedikit.. gugup ? Aku tidak tau.

"Kau.. Kau tidak boleh jatuh cinta kepada ku.", lanjut nya lalu menatap mataku dengan tajam untuk kedua kalinya.

Jatuh cinta ? Itu tidak mungkin ! Umurku kita berbeda jauh ! Aku hanya menyukai orang yang seumuran denganku dan juga..

"Aku hanya menyukai karakter fiksi seperti anime. Jadi senpai tak perlu khawatir !", ucapku sambil menepuk-nepuk bahunya. Ya, kau tak perlu khawatir.

"Baguslah.", ucap nya pendek. Ada sedikit nada lega di perkataannya tadi. Ia pun beranjak dari sofa dan mulai berjalan ke arah kamar tidur.

Dia menutup pintu kamarnya. Mungkin sekitar 5-10 menit kemudian, ia keluar dari kamar dengan pakaian yang berbeda. Jaket hitam panjang selutut dipadu dengan celana hitamnya. Aku tidak tau apa yang ia pakai untuk dalaman, tapi sepertinya dia memakai baju turtle neck.

A Bad Boy and A Good GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang