Graveyard, Juni 2009
Panasnya matahari membuat seorang laki-laki enggan bergerak terlalu banyak. Ia beranggapan bahwa tiap gerakan nya akan menghasilkan keringat yang banyak.
"Selamat pagi, Minako.", ucap Shinjiro sambil menunjukkan senyum hangatnya walau musim panas lebih 'hangat' lagi. "Kau terlihat senang hari ini.", ucap Shinjiro lagi sambil mengelus-elus 'kepala' Minako.
"Ini.", Shinjiro pun mengeluarkan sebuket bunga matahari dari belakang badannya. "Semoga kau menyukai bunga ini.", ucap Shinjiro lalu meletakkan buket bunga itu di atas 'badan' Minako.
Untuk beberapa menit, Shinjiro hanya meratapi batu nisan yang ia anggap sebagai kepala Minako dan tanah, sebagai badan Minako. "Aku merasa seperti orang gila..", gumam Shinjiro tersenyum pahit.
Tak lama kemudian, Shinjiro pun menghela nafas nya. Nafas sesak yang tak bisa ia tahan lagi. "Ini bukan bagaimana seharusnya terjadi..", Shinjiro menundukkan kepalanya dan memejamkan kedua mata. Ia masih belum bisa menerima kenyataan.
Kenyataan bahwa batu nisan itu bertuliskan,
Rest In Peace
MINAKO ARISATO
1983 - 2009
Tak tau sudah berapa lama Shinjiro termenung di situ. "Baiklah, aku pulang dulu.", ucap Shinjiro lalu berdiri. "Tetap tersenyum.", gumam Shinjiro sebelum benar-benar menjauh dari batu nisan milik Minako.
------
"Jadi.. ada apa ?", tanya Shinjiro sambil menyeruput minuman dingin yang ia beli tadi. "Ini.", ucap Minato sambil menyodorkan sebuah wadah kaset tanpa gambar depan.
"Apa itu ?"
Minato hanya mengangkat kedua bahunya. "Aku tidak diperbolehkan untuk melihat apa isinya.", ucap Minato sambil memasang headset ke telinga nya.
Shinjiro pun mengambil kaset itu dan mengecek setiap sisinya; berharap terdapat suatu tulisan. "Untuk.. senpai..", gumam Shinjiro yang berhasil menemukan tulisan kecil dengan lambang love di akhir kalimat.
"Seperti yang kau lihat, itu dari adik ku.", ucap Minato lagi sambil melipat kedua tangannya di depan dada. "Kau sepertinya sudah bisa merelakan adik mu pergi..", ucap Shinjiro.
"Ya.. begitulah..", balas Minato memalingkan mata. "Hanya itu yang ingin kau beri tau ?", tanya Shinjiro bersiap-siap pulang. Minato pun mengangguk kecil. "Aku pulang dulu.", ucap Shinjiro sambil mengibas-ngibas kan bajunya karena terik matahari yang sangat panas.
"Jika kau tak keberatan, kembali lah.", ucap Minato sebelum Shinjiro benar-benar keluar dari kafe kecil; tempat dimana mereka sekarang berada. Shinjiro pun menghentikan langkah kaki nya sebentar. "Ja ne*.", jawab Shinjiro sambil melambaikan tangannya singkat.
(*artinya Dah~)
Tak lama setelah Shinjiro keluar dari kafe itu, Minato mendengus.
------
Rumah Shinjiro
"Haah..", aku pun duduk dan memejamkan mata untuk beberapa menit setibanya di rumah. "Kembali ? Tak mungkin.", gumam ku sambil menatap langit-langit rumah.
Aku tidak pernah berpikir untuk kembali ke tempat itu lagi setelah peninggalan ibu ku. Masa lalu yang kelam hanya akan terus menghantui ku. Maka dari itu aku tidak akan kembali lagi.
"Oh..", gumam ku teringat kaset pemberian Minato tadi. Aku pun merogoh saku celana ku dan mengeluarkan benda tersebut. "Minako..", aku teringat wajah tersenyum nya lagi, untuk kesekian kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Bad Boy and A Good Girl
Romance"Kenapa aku tidak boleh jatuh cinta padamu ?" -Minako Arisato "Jangan pernah mencintaiku." -Shinjiro Aragaki Aku perempuan dan dia laki-laki. Rasa cinta bisa saja muncul di antara kami. Tapi, kata dia kami tidak boleh saling mencintai. Begitu juga d...