Chapter 8

4.8K 210 8
                                    

Kediaman Arisato, April 2009, 10.15 AM

Angin musim semi yang menyejukkan. Bunga sakura yang berterbaran di tanah. Sinar matahari yang tidak terlalu panas. Suasana tenang menyelimuti rumah yang seluas 4 hektar itu. Rumah yang khas sekali dengan Jepang. Tapi, suasana di dalam rumah itu tidak setenang suasana di luarnya.

"Dasar bodoh kalian ! Mengejar seorang gadis saja tidak becus !", bentak seorang pria yang berbadan bulat sambil memukul meja. Pria itu kira-kira berumur awal 40-an. Kumis lebat yang menghiasi wajah nya membuktikan bahwa ia seseorang yang licik. Kimono pria berwarna hitam yang ia pakai juga membuktikan kalau ia adalah pimpinan suatu organisasi besar

"Ma-Maafkan kami, tuan..", ucap salah satu dari segerombolan pria berpakaian serba hitam dengan terbata-bata. Para pria itu menundukkan kepala--seperti takut akan pria berkumis di hadapan mereka.

"Maaf ?! Cih !", bentak pria itu sambil membuang air ludah ke arah pria yang berbicara tadi. Pria berkumis itu pun mulai berjalan ke depan meja kayunya. Ia berjalan mondar-mandir di hadapan segerombolan pria itu sambil memainkan kumisnya.

"Sekarang jawab pertanyaan ku.", ucap pria berkumis itu sambil masih berjalan mondar-mandiri secara tiba-tiba.  "B-Baik, tuan !", jawab para segerombolan pria itu secara bersamaan dengan sedikit terbata-bata.

"Siapa yang ingin bertanggung jawab atas kegagalan kalian ?", tanya pria berkumis itu yang kemudian berhenti di hadapan salah satu pria berpakaian serba hitam.

Bukannya menjawab, para segerombolan pria itu malah saling melihat satu sama lain dan saling menyuruh untuk maju ke depan dan bertanggung jawab.

"JAWAB !!", bentakkan pria berkumis itu semakin meledak-ledak. Walaupun begitu, para segerombolan pria tersebut tetap menutup mulut mereka dan tak ada satu orang pun yang mau bertanggung jawab.

"Otou-san*--"

(*ayah)

"Kau diam, Minato !", ucap pria berkumis itu memotong perkataan laki-laki berambut biru. Sebagian rambutnya menutupi mata kanannya. Laki-laki yang sedari tadi sedang memandang menghadap jendela itu sepertinya risih akan bentakkan ayahnya.

"Otou--"

"Minato Arisato ! Seharusnya kau juga ikut marah ! Adik perempuan mu itu kabur dari rumah dan pria-pria ini tidak bisa membawa pulang gadis itu !!", untuk bentakkan kali ini, laki-laki yang dipanggil Minato itu tidak melawan ayahnya. Dia kembali menghadap ke arah jendela dan menahan emosi.

"Masih tidak mau menjawab ?!", tanya pria berkumis itu sambil memberikan death glare. "Aku bilang, JA--"

CKLEK

Serentak semua orang yang ada di ruangan itu menoleh ke arah pintu yang terbuka. "Hisashiburi*~!", ucap seorang pria berambut panjang pirang sambil menampakkan kepalanya dari belakang pintu. Ia tersenyum sampai kedua matanya hanya segaris.

(*lama tak berjumpa)

"Ah, Darell Jean !", jawab pria berkumis tadi yang seketika mengubah nada bicaranya menjadi lebih riang. Ia pun berjalan ke arah pintu dengan kedua tangan terbuka.

"Bagaimana kabarmu, kumichou ?", jawab pria berambut pirang yang dipanggil Darell itu sambil menerima pelukan pria berkumis yang dipanggilnya kumichou*.

(*ketua yakuza/mafia Jepang)

"Ah.. kau tak perlu memanggil ku dengan sebutan kumichou. Panggil aku Toho-san saja.", ucap Toho sambil melepas pelukan mereka. Darell hanya menjawab dengan anggukan kecil yang diselingi tawaan.

"Jadi, ada apa kau kesini?", tanya Toho sambil melipat kedua tangannya ke depan dada. Darell hanya menunjukkan senyumannya dan mulai berjalan ke arah segerombolan pria. "Heh ? Kenapa mereka disini, Toho-san ?", tanya Darell sambil menunjuk ke arah segerombolan pria yang dimaksud. "Ah.. mereka gagal membawa pulang--"

"Minako ?", tanya Darell memotong perkataan Toho sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana panjang hitam yang ia pakai. "Hah ? U-uh..", jawab Toho dengan beberapa kali anggukkan.

"Sebentar... kau tau darimana ? Bukannya kau kemarin--"

"Tentu saja aku tau. Aku pemimpin mereka dan aku juga yang akan bertanggung jawab atas kegagalan mereka.", sela Darell lagi sambil menoleh ke arah Toho dengan senyuman licik.

"Kalau kau yang bertanggung jawab, pasti semuanya akan berjalan lancar, bukan ?", tanya Toho dengan nada lega. Ia pun berjalan ke belakang meja dan duduk di kursi hitamnya. "Tentu saja, Toho-san.", jawab Darell sambil membungkukkan badannya sedikit.

"Haah... mungkin sebaiknya kau saja yang menjadi penerus keluarga Arisato daripada anak satu itu.", ucap Toho sambil melirik ke arah anak pertamanya--Minato Arisato. Merasa di ejek, Minato hanya tetap memandang pemandangan di luar jendela dengan ekspresi datar nya. "Aku tidak memintamu untuk menjadikan ku penerus keluarga yakuza ini. Dasar tua bangka.", gumam Minato dengan suara yang sangat kecil.

Darell hanya menanggapi pujian Toho dengan senyuman kecil. "Jadi, rencanamu apa ?", tanya Toho tak sabaran. Darell pun berjalan ke arah Toho dan mengeluarkan secarik kertas.

"Shin..Shin..jiro.. Ara..gaki..?!", Toho sedikit terkejut membaca nama yang ada di secarik kertas itu. Wajah Toho sedikit pucat melihat nama itu.

"Kau masih ingat 'kan kejadian 4 tahun yang lalu ?", tanya Darell dengan wajah yang serius. Toho hanya menjawab dengan sekali anggukan. "Shinjiro Aragaki adalah bodyguard Minako sekarang.", lanjut Darell sambil memejamkan kedua matanya.

"A-APA ?!", semua orang di ruangan itu-termasuk Minato-terkejut dengan perkataan Darell tadi. Tapi, Minato sama sekali tidak berteriak, dia hanya menolehkan kepalanya ke arah Darell.

"Mau apa dia ?", gumam Toho sambil berpikir keras. "Aku juga tidak tau apa yang ia mau. Tapi ada kemungkinan ia ingin membalas dendam.", ucap Darell sambil memasukkan kembali secarik kertas ke dalam saku celananya.

"Jadi.. rencana mu apa ?",tanya Toho dengan sedikit gugup. Darell pun mendekati Toho dan membisikkan sesuatu ke telinganya.

"Kau ingin memakai anak itu ? Tapi--"

"Aku tau dia itu masih pemula.", ucap Darell memotong perkataan Toho untuk kesekian kalinya. Toho hanya mengangguk-angguk kan kepalanya.

"Masuk.", perintah Darell tanpa menoleh ke arah pintu. Untuk beberapa menit, tidak ada satu orang pun yang masuk ke ruangan itu. "Darell--"

"Masuk, Akihiko Sanada !!", ucap Darell dengan sedikit membentak. Tak lama kemudian, seorang pria berambut abu-abu masuk ke ruangan itu. Ia terlihat sedikit gugup. "Aku akan memakai anak itu untuk menjalankan rencana ku.", ucap Darell sambil menunjukkan ke orang yang dimaksud. "Perkenalkan, namaku Akihiko Sanada.", ucap pria berambut abu-abu sambil membungkukkan badannya.

Toho berpikir sejenak lalu menghela napasnya. "Aku percaya padamu, Darell", ucap Toho dengan wajah serius. Minato yang sedari tadi mendengar pembicaraan mereka hanya melirik Akihiko dari sudut matanya. "Cih.", gumam Minato yang lalu beranjak pergi dari ruangan itu sambil memasang headset ke telinganya.

"Kau bisa mempercayaiku.", ucap Darell sedikit melirik ke Minato yang pergi dari ruangan sambil membungkukkan badannya. Untuk kesekian kalinya, ia tersenyum sampai matanya hanya segaris.

------------------------------------

Author minta maaf kalau updatenya lama T.T semoga update kali ini memuaskan ya T.T

Ngomong-ngomong, makasih buat semua orang yang udah baca cerita ini. Kalo bisa banyak yang komen ya ! biar Author tau pendapat kalian tentang cerita ini. T.T

Jangan lupa vote juga. kukukuku :3

A Bad Boy and A Good GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang