"Oi..", panggilku sambil menyengol-nyengol siku Minako. "Minako..", panggilku sekali lagi geram karena gadis itu dari tadi belum bangun. "Oii.. Mi-na-ko...", bisik ku di telinganya. "Ung.. ?", erang Minako baru terbangun. "Akhirnya--"
Belum selesai perkataan ku, Minako langsung menghindar dariku. "O-Oi..", panggilku sambil mencoba meraih tangan Minako. "Me-Menjauh !", teriak Minako yang membuatku sedikit terkejut. "Jangan mengatakan hal yang tidak masuk akal.", ucapku sambil menarik tangannya. "Le.. paskan..", ucap Minako sambil memukul-mukul tangan ku.
Aku pun melepaskan tangan mungilnya itu dan menatap nya selama beberapa detik. "Mungkin kau lagi sensitif hari ini. Baiklah, aku tidak akan menganggu mu.", ucapku sambil menggaruk-garuk kepala dan membalikkan badan; beranjak keluar dari kamar.
------
TING TONG
Bel rumah berbunyi tanda ada orang di depan. Langsung saja aku berjalan ke arah pintu depan dan menekan kenop nya.
"Ya--"
"Shinji~ro~"
BRAK
Belum selesai aku bicara, seorang wanita muda langsung menghantam ku dengan sebuah pelukan yang hampir membuatku terduduk jatuh.
"O-Oi ! Siapa kau ?", tanyaku dengan nada risih sambil berusaha melepaskan pergelangan tangannya yang melingkar di leherku dengan eratnya. "Masa kau tidak ingat aku ?", ucap wanita itu yang kemudian menunjukkan wajah nya ke arah ku.
"Ee.. siapa ?", tanyaku karena di kepala ku tidak muncul nama perempuan ketika melihat wajah nya. "Aku Fuyuki !", teriak perempuan yang bernama Fuyuki itu. Suara teriakan nyaring nya sama seperti Minako. Terlebih lagi, ia memukul-mukul dada ku.
"Akh !", erangku kesakitan bukan karena pukulan nya. Tapi karena rasa sakit yang tiba-tiba muncul. "Heh ? Apa kau baik-baik saja ?", tanya Fuyuki khawatir. "Bukan urusanmu.", jawab ku sambil berusaha berdiri.
"Eit ! Kau tidak bisa pergi begitu saja, senpai~ Bagaimana pun juga, aku ini salah satu 'pelanggan' mu~", ucap Fuyuki sambil memajukan bibirnya. Aku tidak pernah bertemu dengan wanita ini tapi ia mengaku sebagai pelanggan ku.
CKLEK
Hanya dengan satu suara pintu yang terbuka, semua aktivitas berhenti begitu saja. Selain aku. Aku terkejut melihat Minako yang sekarang berada di ambang pintu dengan wajah syok nya.
"Mi-Minako, ini bukan--"
"Maaf telah menganggu."
"Aish..", gumam ku kesal karena kejadian seperti hanya menimbulkan kesalahpahaman saja.
------
Hening.
Ya, itulah suasana ruang tengah yang ku rasakan sekarang. Aku tidak tau apa yang terjadi tadi, tapi yang jelas aku benar-benar syok.
"Jadi, apa tujuanmu ke sini, Fuyuki ?", tanya senpai mencairkan suasana dan juga lamunan ku. "Tentu saja aku kesini karena ingin menemui mu~", jawab perempuan berambut ikal coklat yang kuyakini Fuyuki sambil bermain mata terhadap senpai.
Mendengar jawaban tersebut, senpai hanya memijat-mijat pelipisnya dan, "Begini.. Aku sudah tidak berkerja lagi di tempat itu. Aku sudah punya pekerjaan yang lain. Jadi, jangan pernah temui aku lagi. Kita sama sekali tidak ada hubungan apa pun.", jelas senpai dengan nada dingin.
Pekerjaan baru ? Apa yang senpai maksud dengan pekerjaan baru adalah menjadi bodyguard ku ?
"Pekerjaan baru ? Kerja apa ?", tanya Fuyuki yang sekejap nada bicara menjadi dingin juga. Senpai pun mengambil telapak tangan ku dan mengenggamnya dengan erat. "Menjadi kekasih gadis ini.", jawab senpai dengan ekspresi wajah yang datar. Sontak wajah ku memerah sambil menatap tajam ke arah senpai.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Bad Boy and A Good Girl
Romance"Kenapa aku tidak boleh jatuh cinta padamu ?" -Minako Arisato "Jangan pernah mencintaiku." -Shinjiro Aragaki Aku perempuan dan dia laki-laki. Rasa cinta bisa saja muncul di antara kami. Tapi, kata dia kami tidak boleh saling mencintai. Begitu juga d...