PART 10

1.2K 55 0
                                    

VOTE SEBELUM BACA !

***

            “Michael!” Kath membuka pintu rumahnya dan langsung memeluk tubuh Michael seerat mungkin. “Ya Tuhan, aku sangat merindukanmu! Mengapa kau tidak memberitahu padaku kalau kau akan singgah ke sini? Aku pasti akan menyiapkan makan malam, masuklah,” Kath mengajak Michael masuk ke dalam. Pria bermata biru dengan rambut rapi sampai kerah kemeja berjalan masuk ke dalam rumah Kath. Ia mengenakan pakaian kerja. Sepertinya dia tidak langsung pulang ke apartemennya. Michael, anak Brad, sudah menginjak umurnya yang ke-22. Sebentar lagi ia akan lulus kuliah. Ia menyukai Kath sebagai kakaknya. Karena selama ini ia adalah anak tunggal. Ternyata Michael membawa teman gadisnya yang disembunyikan oleh Michael. Michael menarik tangan teman gadisnya itu untuk ikut masuk ke dalam rumah Kath. Rambut pirang panjang sampai dadanya dengan raut wajah polos muncul begitu saja, ia menundukkan kepala dengan malu-malu. Kath tersenyum, ia menutup pintu.

            “Kath, ini temanku, Kyra,” Michael memperkenalkan teman barunya. “Kyra, ini kakakku, Kath. Well, bukan kakak kandung, tapi ia sudah bagaikan kakak bagiku. Dia baik, kau tidak perlu malu-malu,” ucap Michael membuat Kyra mendongakkan kepalanya.

            “Hai, Kyra! Kau sangat cantik, senang bertemu denganmu,” Kath memeluk Kyra singkat lalu berucap kembali, “Kuberitahu saja, Michael menyukaimu. Karena gadis-gadis yang ia bawa padaku adalah gadis-gadis yang ia sukai. Oke, kau adalah gadis pertama yang ia bawa padaku. Duduklah,” ajak Kath sangat ramah. Malam ini Kath tidak tampak seperti memiliki masalah tadi siang. Kath tidak menangis. Justru ia merasa puas karena ia berhasil menjauh dari Aaron. Ciuman di kantor itu, ia tidak membalasnya. Lalu ia menampar Aaron dan memberi jari tengah pada keduanya, bukankah itu sangat menyenangkan? Mungkin dengan Kath melakukan itu, Aaron sadar kalau Kath tidak ingin didekati lagi olehnya. Michael memutar bola matanya, ia menyuruh Kyra duduk di atas sofa Kath sedangkan ia ingin mengambil minuman soda di kulkas Kath.

            “Bagaimana kalian berdua bisa bertemu?” Kath duduk di sebelah Kyra, ia menyandarkan siku-siku di sisi sofa, kepalanya ditopang oleh telapak tangannya. “Ia pria baik-baik, jangan menolak jika ia mengajakmu untuk minum-minum karena jika ia melakukan itu padamu, berarti dia menyukaimu, percaya padaku,” ucap Kath meyakinkan Kyra, ia mengedipkan mata sebelahnya membuat Kyra cekikikan karena tingkah Kath yang lucu.

            “Aku satu kantor dengannya. Ia sangat manis. Aku bawahannya, jadi ia sering meminta bantuan padaku jadi kami memiliki waktu yang banyak untuk bersama. Aku senang bertemu dengannya. Ia hanya sangat …manis,” Kyra mengangkat kedua bahunya karena malu-malu. Gadis ini sepantaran Michael, pantas saja Michael menyukainya.

            “Apa yang dia katakan padamu, Kyra?” Tanya Michael muncul membawa dua soda. Salah satunya sudah ia minum dan yang lain ia berikan pada Kyra. Michael meminum sodanya.

            “Aku bilang kau adalah pria baik-baik,” Kath angkat bicara. Ia mengangkat salah satu kakinya ke atas sofa lalu membuang wajah dari Michael agar ia bisa menahan tawanya. Kyra ikut terkikik karena Kath yang menahan tawa. “Serius, aku hanya bilang kau adalah pria baik-baik,” Kath mendongak kembali dengan pipi yang memerah.

            “Jadi, kenapa kalian tertawa?”

            “Entahlah,” Kath mengedik bahu. “Ada yang mau makan? Aku bisa memesan pizza sekarang,” ucap Kath bangkit dari sofa. Ia mengambil telepon rumah yang tak memiliki kabel penghubung lalu menekan nomor telepon restoran pizza tanpa menunggu jawaban Michael ataupun Kyra. Kath berjalan dari ruang tamu menuju kamarnya untuk memesan pizza. Michael tidak tahu apa yang terjadi dengan Kath hari ini karena Kath tampak sangat bahagia. Ia duduk di sebelah Kyra, namun baru beberapa detik bokongnya merasakan kenikmatan, tiba-tiba bel pintu terdengar. Michael menggerutu, ia berjalan menuju pintu lalu membukanya tanpa melihat dari kaca bulat di tengah-tengah pintu itu. Dua pasang mata harimau sekarang menatap Michael dengan tatapan dingin. Pria itu memakai jas sepanjang lutut berwarna hitam, syal berwarna cokelat gelap yang panjang serta serta kemeja putih di bagian dalamnya. Pria itu tidak memakai topi atau apa pun lagi untuk mempercantik dirinya. Michael bersandar di pinggiran pintu sambil meminum sodanya.

TOUCHING FIRE'S WATER || HERREN JERKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang