PART 15

760 44 0
                                    


VOTE SEBELUM BACA !

***

            Kath gugup karena hari ini mereka akan mendaki gunung. Ia tidak pernah berkemah sebelumnya. Bahkan ayahnya yang melarang Kath untuk mendaki gunung. Namun tampaknya ibu Kath sudah menyiapkan pakaian-pakaian yang akan dipakai Kath selama di gunung nanti. Dan tas panjang yang keluarga Bieber miliki cukup membuat Kath hampir jatuh ke belakang. Aaron belum keluar dari vila, tangan Juber sudah dipegang oleh Kath karena Alexis memiliki urusan dengan Justin di samping mobil. Kath berusaha untuk mengabaikan pertengkaran mereka. Bahkan sesekali Kath mendengar Alexis berteriak. Juber mengisap dua jarinya. Ia sudah memakai kupluk berwarna hitam dan jaket tebal agar tubuhnya tetap hangat. Anak itu mirip dengan ayahnya, manis.

            “Aku tidak ingin berbicara denganmu hari ini,” Alexis melipat tangannya di depan dada, memberikan kesan tidak peduli pada Justin. Kedua alis Justin terangkat lalu ia mengangguk dengan pelan.

            “Baiklah, terserah. Permintaanmu terkabulkan, selamat bersenang-senang. Aku tidak akan memelukmu saat kau tidur di atas sana nanti!” ancam Justin menunjuk pada Alexis. “Aku tidak akan mengusap lenganmu saat kau kedinginan!” Justin beranjak dari tempatnya, berniat untuk meninggalkan Alexis. Namun ia malah membalikkan tubuhnya kembali. “Atau menciummu! Atau apa pun!” Teriaknya mulai meninggalkan Alexis. Alexis hanya butuh beberapa detik untuk menenangkan dirinya. Tidak apa-apa jika Justin tidak memeluknya, setidaknya ia masih memiliki Juber. Tidak sampai satu menit, Justin muncul kembali. Belum sempat Alexis bertanya pada Justin, tiba-tiba Justin meraih kepala Alexis lalu mengecup bibir istrinya begitu dalam. Alexis memukul-mukul lengan Justin atas perlakuan Justin yang tiba-tiba itu. Bukankah Justin tidak ingin menciumnya lagi? Justin mundur beberapa langkah ketika Alexis mulai menendang tulang keringnya. Justin meringis, kedua alisnya bertaut. Well, setidaknya kakinya yang sakit itu mungkin bisa membuat Alexis iba jika Justin membujuknya.

            “Sayang, aku benar-benar minta maaf. Kumohon, maafkanlah aku. Aku tidak bisa tidur tanpamu. Ayolah, beri aku satu kesempatan lagi,” ucap Justin secepat kereta api melaju dengan kedua tangan seperti berdoa, memohon pada Alexis seperti anak kecil.

            “Pria berbicara satu kali.” Kali ini Alexis yang pergi dari hadapan Justin. Justin terdiam di tempatnya lalu ia menendang ban mobil di belakangnya.

            “Sialan!” Teriak Justin hampir menjambak rambutnya. Ia hanya bisa mengurut-urut lehernya dengan tangan kirinya dan menahan rasa marahnya agar ia tidak memecahkan kaca mobil. Semuanya akan baik-baik selama di gunung. Didengarnya suara Alexis yang membujuk Juber untuk masuk ke dalam mobil bersama dengan Kath. Justin melirik ke belakang mobilnya karena suara bukaan pintu bagasi terdengar. Ternyata Kath yang membukanya untuk menaruh tasnya ke dalam. Lalu bukaan pintu dari sisi mobil yang lain, Justin menoleh ke belakang. Dilihatnya Juber mulai masuk ke dalam mobil dengan sebuah gelas berisi cokelat cair yang hangat bersama dengan sendok kecilnya, lalu duduk tepat di belakang tubuh Justin. Disusul dengan Alexis yang masuk bersama dengan Kath. Yeah, Juber memang senang duduk di paling ujung kursi mobil. Justin tidak membalikkan tubuhnya, ia hanya melirik. Lalu suara gedoran dari jendela membuat Justin menoleh.

            “Grandpa! Grandpa! Buka jendelanya!” Teriak Juber tertawa dari dalam. Lucunya anak ini adalah seharusnya ia yang membuka jendela. Mesin mobil memang sudah menyala sejak Justin dan Alexis keluar dari vila, matahari baru terbit saat mereka sudah keluar. Lalu jari Alexis mulai menekan tombol agar jendela turun. “Grandpa!” Desah Juber senang akhirnya ia bisa mengambil udara sejuk dari luar. Alexis tidak menoleh, ia memalingkan kepalanya dari Justin dan berbicara dengan Kath. Kath tampaknya tidak begitu ingin tahu tentang masalah Justin dan Alexis.

TOUCHING FIRE'S WATER || HERREN JERKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang