Keadilan dan Kebahagian pun Datang

171 0 0
                                    

Setelah berjam2 didalam menikmati acara dan akhirnya aku mendapatkan gelar sarjana bangga rasanya bisa membahagiakan orang tua ku. Tak ku lepaskan selama duduk pandangan dia seorang lelaki yg ku sayang dari kejauhan begitu berhati2 memperhatikan ku tetapi aku tidak membalasnya aku sangat takut dan penasaran hal apa yg ingin ia bicarakan nnti setelah ini.

Disaat yang lain sedang melangsungkan sesi foto bersama keluarga aku yg tidak begitu bergairah untuk ini memaksakan untuk berfoto juga dan ya April bersama orangtuanya pun menghampiri aku yg sedang melihat2 hasil foto.

"Hai Mei" sapa April
"H..hai Pril" jawabku dan April sudah mencium tangan orang tua ku sambut ku mencium tangan orangtuanya
"Mah pah ini Meilani dan ini mamah papahnya" jelas April
"Senang bisa berkenalan" jawab mamah papah ku
"Mei lagi sibuk gak?" Tanya April
"Enggak sih setelah ini aku mau langsung pulang" jawabku
"Jangan langsung pulang, kita makan bersama dulu gimana?" Ajak mamah April
"Pah mah gimana?" Tanya ku
"Ya boleh boleh sekalian berkenalan lebih akrab dengan pacar anak sendiri"jawab papahku sambil tertawa bersamaan

Dari saat itu keluarga ku dan April langsung pergi ketempat yg sudah dituju. Didalam mobil aku hanya bisa terdiam dan bingung dengan ini semua.
Sesampai dirumah makan aku dan orangtua ku langsung duduk dibangku dan meja makan yg sudah tersedia begitu juga dengan April.

"Mei jangan diem aja dong ngobrol dong" ledek April
"Iyah ngobrol apa?" Jawab ku bingung dan canggung
"Meilani setelah ini mau lanjut kemana?" Tanya mamah April
"Mei mau langsung mengajar disekolah yg sudah siap terima Mei ngajar tante" jawabku
"Kalo nak April bagaimana?" Papahku tiba2 bertanya
"Saya sudah siap bekerja di perusahaan didaerah jakarta om ada 2 pilihan sebenarnya tetapi setelah berunding sama Mei dan sesuai persetujuan Mei April pilih yg sesuai mau Mei" jawab April membuatku tambah canggung
"Tapi kan itu udah kamu acc dan orangtua mu juga udh setuju kan Pril" jawabku gugup
"Iyah Mei. Gitu dong ngomong Mei jangan diem aja" ledek April
"Kalian ini ya tingkahnya yg satu berani dan percaya diri nah yg satunya lagi jadi ciut dan canggung gini" ledek mamahku

Seketika 1 meja makan tertawa dan aku hanya tersenyum simpul.

"Sebenarnya ada yg mau April bahas ngajak ngumpul seperti ini ayo April katakan" ujar papah April
Seketika jantung ku tambah tidak karuan dan pokoknya gak bisa diungkapkan dengan kata2.
"Iyah silahkan ada apa?" Ujar papahku
"Sebenarnya om tante April ingin berniat serius dengan Mei April gak mau terus2an pacaran seperti ini" ujar April
Kepalaku tambah menunduk tidak ingin melihat April dan wajah orang tua ku yg pasti tidak akan setuju.
"Tapi nak April..."ujar papah belum tuntas langsung dipotong oleh papah April
"Saya mengerti dan tahu apa yg bapak ingin katakan dan April sudah bahas ini sejak lama dan kami berdua dan keluarga beaar sudah mengizinkan April untuk pindah agama ikut dengan Mei semoga saja April bisa menemukan kebahagiaan yg lebih bersama Meilani" penjelasan papah April

Dengan terkejut aku mendengarnya dan merasa lega sekali mendengarnya tetapi papahku masih cemas akan keseriusannya.

"Terimakasih dengan keputusan nak April dan keluarga saya setuju dengan ini semua tetapi sebelum menuju hal yg lebih serius saya ingin nak April sah pindah agama dengan kami dan belajar segala hal tentang agama kami setelah semua terlaksanakan baru bisa kita laksanakan keaeriusan ini apakah bersedia?"ujar papah menjelaskan
"April bersedia dengan senang hati om"ujar April dengan tegas
"Ya sudah berarti sekarang kita persiapkan untuk pertunangan dan April pindah agama secepatnya" ujar papah April
"Mei kamu mau kan bantu aku untuk ini semua dan untuk kita?" Tanya April tiba2
"I..i..iya Pril aku mau"jawabku tersenyum

Seketika senyuman lega dan bahagia terlintas di wajahku dan aku mulai berani menatap mata yg memperhatikan ku terus menerus ya tatapan April yg selalu menjaga ku dri kejauhan.

Setelah perbincangan singkat dan penuh arti dihari berbahagiaku ini aku dan keluarga April meninggalkan rumah makan ini dan bergegas pulang selama di perjalanan pulang aku hanya bisa menatap keluar kaca mobil dan tersenyum simpul.

"Mei kamu senang ya untuk hari ini?" Tanya mamah tiba2
"Iyah mah senang akhirnya wisuda juga" jawabku
"Bukan ini Mei tapi tadi yg dirumah makan" jelas papah
"Ih papah ko tiba2 kesana sih?" Ujarku
"Papah setuju san ridho sekali kamu dengan April walaupun awalnya papah gak yakin tapi setelah kejadian tadi papah sangat yakin" ujar papah
"Terimakasih ya pah mah"ujarku senang

Sesampai dirumah aku pun langsung bersih2 dan beristirahat begitu juga dengan orang tua ku.
Ketika aku sedang istirahat dikamar handphone ku pun berbunyi tanda telepon ternyata April menelepon aku pun segera mengangkat nya.
"Hallo Assalamualaikum cantikku?" Salam April membuatku terkejut
"Hallo April alhamdulillah kamu pasti lg siap2 agar terbiasa dengan semua ini kan?" Jawabku
"Iya dong secepatnya aku akan menjadi imam kamu Mei. Besok ada acara gak?"
"Aamiin iya Pril. Besok aku cuma mau ngelengkapin berkas aja ke sekolah yg mau aku ajar. Knp emang Pril?" Jelasku
"Gak papa aku mau ajak kmu ketemu setelah aku sah masuk ke agamamu besok. Kamu kabarin aku ya klo sudah mau pulang nanti aku jemput" Ujar April
"Oh gitu iyah besok aku kabarin ya Pril"jawabku
"Iyah yaudh bye Cantik sampe ketemu besok ya" ujar April
"Iyah bye April" jawabku

Setelah menutup teleponnya aku pun makin tidak sabar untuk ini semua keadilan ini yg aku harapkan selama ini.

Ketidakadilan Selalu MunculTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang