Kami berlima pun berbincang-bincangsaat menuju ke ruangan UKS.
"Semua ini pasti karena tembang jawa itu." Ucap Toni
"Aku setuju dengan pendapat Toni." Timpal Randi
"Yasudahlah, nasi sudah menjadi bubur. Kita tak bisa mengulanginya lagi kan. Yang terpenting, kita harus tutup mulut." Ucap Jarot
Malam pun tiba, kami istirahat sejenakdan melupakan kejadian tadi pagi. Mata ini tak kuat lagi menahan kantuk yang sedari tadi sudah menyerang. Tanpa terasa aku pun masuk kedalam bunga tidurku. Tapi, aku harus terbangun dari bunga tidurku, sesaat setelah mendengar suara langkah kakiyang sangat keras di luar kamar.
Tak.. Tak.. Tak.. Suaranya sangat nyaring, Seperti suara sepatu hak sedang berjalan di lantai papan. Aku menajamkan pendengaran ku. Dan benar, itu benar-benar suara sepatu hak sedang berjalan di lantai papan. Kulirik jam di hp ku, sudah pukul 12.30 malam. Siapa yang di luar ya? Kenapa malam-malam gini masih di luar. Dan memakai sepatu hak. Sepatu hak? ini kan asrama pria, setau ku, tidak ada guru pria yang memakai sepatu bertumit. Hmm.. Yang lebih anehnya, suaramya seperti melangkah di atas papan. Sedangkan lantai di semua gedung asrama dan sekolah telah di pasang ubin/keramik. Hati ku terus di buru oleh pertanyaan ku sendiri yang masih tidak dapat ku jawab.
Kulihat ke arah pintu kamar, dan pandangan ku tertuju ke ventilasi yangberada di atas pintu kamar. Terdapat 2 cahaya merah sebesar ukuran jengkol yang sangat terang, terlebih lagi, kami memang mematikan lampu saat sedang tidur, sehingga cahaya itu terlihat lebih terang dan menyeramkan. Setelah ku perhatikan lebih saksama, 2 sinar itu mirip mata. Tapi mata siapa? Aku pun langsung merinding dan segera menutup seluruh tubuhku dengan selimut. Suara langkah kaki itu pun telah berhenti. Aku sedikit lega, tapi masih tidak berani untuk memastikan masih adakah mata bersinar itu di ventilasi pintu.Baru saja aku lega karena tidak ada suara langkah kaki, aku dikejutkan lagidengan teriakan Toni. "Akhh.. Tolong.. Tolong.. Aku tidak bersalah. Jangan kejar aku. Aku minta maaf." Teriak Toni
Aku yang mendengar teriakan Toni pun segera membuka selimut ku dan memastikan bagaimana keadaan Toni. Ternyata dia hanya ngigau. Aku coba menmbangunkan dia dengan menepuk-nepuk pipinya.
"Hei.. Bangun.. Bangun.. Ton.." Teriak ku, namun ia masih tidak bangun jugaKarena teriakan ku dan teriakan Toni, semua teman sekamarku pun bangun dan membantu ku membangunkan Toni. Dan akhirnya Toni pun sadarkan diri. Kami pun memberikannya minum untuk menenangkan dirinya.
"Ada apa Ton?" Tanya Beno
"Aku mimpi dikejar sama hantu sewaktu di lantai 4. Menyeramkan sekali." Jawab Toni
"Aku juga tadi mendengar suara langkah kaki di depan kamar." Ucap ku
Tok.. Tok.. Tok.. Tak lama, kami mendengar suara ketukan pintu. Tok.. Tok.. Tok.. Berbunyi lagi, dan ini semakin cepat. Kami berempat saling bertatapan.
Dibantu ya.. Terima kasih.. :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Tembang Jawa
HorrorBercerita tentang beberapa sahabat yang menyanyikan tembang jawa, yang membawa mereka kepada kematian. Bagi yang penakut, silahkan membaca. Karena cerita ini tidaklah terlalu seram.