Prologue

112 11 6
                                    

Sebuah rumah besar bergaya Eropa kuno berdiri megah di pusat kota. Walaupun rumah itu begitu mewah dan megah, namun suasana suram yang menyelimutinya memberikan kesan jika rumah itu berhantu. Tapi jika dilihat dari dekat, suasana suram akan langsung menghilang jika melihat pemandangan yang ada di taman rumah itu. Begitu banyak jenis tanaman hias yang tertata rapi disana. Bukan hanya itu, rerumputan yang hijau dan sebuah kolam air mancur kecil menambah kesan asri taman tersebut.

Terlihat seorang lelaki berumur 25 tahun tengah menyirami bunga-bunga yang ada di taman itu. Lelaki itu sangat tampan. Rambutnya disisir rapi berwarna hitam kelam dan memakai kacamata. Ia mengenakan setelan tuxedo layaknya seorang butler. Yah... bagi orang awam, dia akan terlihat seperti sang pemilik rumah besar ini karena penampilannya yang rapi. Namun ternyata, dia hanyalah seorang butler di rumah itu.

Setelah selesai menyiram bunga-bunga di taman itu, lelaki ini berjalan menuju dapur. Ia menyiapkan teh hangat dan sepiring kue untuk diberikan pada sang majikan.

Lelaki ini berjalan membawa nampan dan berjalan ke sebuah ruangan. Saat ia membuka pintunya, terlihat seorang anak laki-laki berumur 12 tahun tengah duduk di sofa besar. Anak itu tengah membaca buku yang bisa dibilang sangat tebal. Anak kecil itu juga tidak kalah tampannya. Ia berambut kuning kecokelatan dan bola matanya berwarna biru cerah. Ia memakai setelan baju bara (Setelan baju yang terdiri dari kemeja putih lengan panjang, celana pendek dan dirangkap jas panjang selutut. Bisa dibilang setelan baju zaman abad pertengahan di eropa) dan ekspresi wajahnya terlihat bosan.

"Tuan Loki, silahkan." Lelaki butler itu menaruh nampan itu di atas meja yang berada di depan anak yang dipanggil Loki itu.

Loki menutup bukunya dan menghela napas bosan.
"Sudah sebulan aku di sini dan tak ada pekerjaan yang menarik!" Gerutu Loki.

"Mungkin anda harus keluar jika ingin segera menyelesaikan hukuman ini. Jika anda hanya berdiam diri di sini, saya rasa tak akan ada gunanya." Saran sang Butler.

"Oi, Yamino. Apa menurutmu, aku bisa menyelesaikan hukuman dari Odin?" tanya Loki. Tatapannya tertuju pada jendela yang ada di sampingnya.

Butler yang bernama Yamino itu tersenyum.
"Saya yakin Tuan Loki bisa melakukannya. Karena Tuan Loki adalah salah satu dewa terhebat di alam dewa."

Loki menyeringai mendengar itu.
"Tapi Odin mencabut sebagian kekuatanku. Dia juga mengubahku menjadi anak kecil. Sepertinya... ini akan sedikit sulit."

Mendengar itu, Yamino membungkukkan badannya.
"Tenang saja, kapanpun Tuan Loki membutuhkan, saya siap membantu Tuan Loki."

Loki menoleh menatap Yamino dan tersenyum hangat.
"Tidak salah aku mengajakmu ke sini. Kau cukup berguna juga. Terima kasih, Yamino."

***

Scene beralih di sebuah rumah tradisional Jepang. Di bagian belakang rumah itu, terlihat seorang gadis tengah duduk melipat kakinya. Di depannya ada sebuah kolam kecil yang ditumbuhi sebuah pohon sakura di salah satu sisinya. Gadis cantik itu berambut merah menyala dan memakai pakaian khas Miko (Miko adalah pendeta gadis dalam agama Shinto. Setelan pakaiannya sendiri terdiri dari hakama yang bagian atasnya berwarna putih dan bawahanya berwarnya merah). Matanya yang tertutup menyembunyikan iris hijau cemerlang miliknya.

Perlahan angin malam berhembus. Menggugurkan beberapa kelopak sakura dan sebagian besar jatuh ke kolam yang ada di bawahnya sehingga pantulan bulan purnama di kolam itu bergetar pelan.

"Sampai kapan kau akan bersembunyi?" tanya gadis itu. Ia masih menutup matanya. Namun ia bisa merasakan kedatangan seseorang yang mengawasinya.

The Story of RagnarokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang