Penculikan

41 3 3
                                    

Loki menghentikan langkahnya. Ia merasa dari tadi ada yang membuntutinya. Anak itu menoleh ke belakang. Namun tak ada siapapun di sana. Ketika tatapannya kembali lurus ke depan, sebuah mobil hitam berhenti di depannya. Loki mundur beberapa langkah ke belakang melihat dua orang lelaki turun dari mobil itu.

"Siapa kalian?" tanya Loki datar.

***

"Puu?" Gumam Mayura tak percaya. Wanita yang dipanggil Puu oleh Mayura itu tersenyum hangat.

"Kenapa... kau ada di sini?" tanya Mayura.

"Ada hal penting yang harus kusampaikan pada anda, Small Lady."

"Eh?!"

Terlihat Mayura dan Puu duduk di teras belakang rumah Mayura. Gadis berambut merah menyala itu sangat penasaran dengan apa yang ingin disampaikan oleh Puu.

"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Mayura langsung.

"3 hari lagi, anda berumur 17 tahun kan?" tanya Puu balik.

"Benar. Lusa ulang tahunku yang ketujuh belas. Memangnya kenapa?"

"Small Lady, selama ini anda memiliki mantra pelindung dari Dewi Aphrodite. Tapi mantra itu tidak akan berfungsi lagi saat anda berumur 17 tahun. Di mana anda menginjak umur dewasa." Jelas Puu.

Mayura membelalakkan matanya.

"Apa maksudmu?"

"Anda harus bisa menjaga diri anda sendiri mulai sekarang. Anda tak bisa selalu bergantung pada mantra pelindung itu."

"Tapi mantra yang kumiliki terbatas! Aku bahkan tak bisa membasmi para iblis yang menyerangku tanpa wujud dewaku. Dan kau pasti tahu sendiri kan, apa yang akan terjadi padaku setelah itu?" Tukas Mayura.

Puu menatap Mayura iba. Wanita itu mengelus rambut merah Mayura pelan.

"Oleh karena itu, saya datang kesini. Untuk memberikan hadiah ulang tahun untuk anda."

"Hadiah ulang tahun?" Dahi Mayura berkerut.

Puu memberikan sebuah buku besar nan tebal untuk Mayura. Mayura menerimanya dengan sedikit ragu.

"Puu, ini..."

"Buku terakhir yang ditulis oleh Dewi Aphrodite sebelum dia menghilang. Buku ini berisi mantra tingkat tinggi yang akan sangat berguna untuk anda." Potong Puu.

"Ibu..." gumam Mayura lirih sambil memegang buku itu erat.

Puu yang melihat ekspresi Mayura tersenyum tipis.
"Oh ya, saya punya satu lagi hadiah untukmu." Ujar Puu.

"Apa?" Mayura menatap Puu penasaran.

Sebuah cahaya terang muncul di depan Mayura, membuat gadis bersurai merah itu agak silau. Setelah cahaya putih itu agak meredup, Mayura melihat sebilah katana dengan sarung pedang berwarna hitam kelam melayang di hadapannya.

"Sebilah pedang?"

"Katana milik anda memang tajam dan mampu memotong benda sekeras apapun dengan kecepatan yang luar biasa. Namun pedang ini berbeda."

The Story of RagnarokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang