Dewa yang kembali turun

29 5 1
                                    

"Ya ampun! Kenapa aku harus kerja di pagi buta seperti ini?!" Gerutu Loki sambil menatap iblis besar di hadapannya dengan tatapan malas.

"Mau bagaimana lagi? Ini sudah tugas anda bukan?" Yamino yang berdiri di belakang Loki sambil memeluk Ecchan berusaha menenangkan majikannya.

"Cih! Aku akan segera membereskannya." Loki merapalkan beberapa mantera yang membuat iblis di depannya terbakar api biru.

Namun belum lagi melancarkan serangan selanjutnya, Ecchan tiba-tiba melompat dari pelukan Yamino dan memakan iblis besar itu dengan cepat. Membuat Loki dan Yamino melongo.

"Ecchan, kau memakannya lagi?! Ini sudah yang ketujuh kalinya!" Seru Loki.

"Essu?" Ecchan hanya menatap Loki dengan tatapan tak berdosa yang pasti akan membuat semua orang gemas. Namun sepertinya tatapan itu tak berefek bagi Loki.

"Gawat, jika begini terus hukumanku tak akan selesai!" Gerutu Loki frustasi sambil menepuk kepalanya.

"Tuan Loki, sebaiknya anda tenang dulu." Yamino berusaha membuat Loki tenang sambil berjalan ke arah Ecchan dan menggendong shikigami kecil itu yang ukuran badannya tak berubah sama sekali walaupun sudah memakan iblis yang besarnya 20 kali lipat dari tubuhnya.

"Bagaimana jika saya yang memeriksa Ecchan? Anda sudah mencoba memeriksanya dan tak menemukan sesuatu yang aneh kan?" Tawar Yamino.

Loki menghela napas pelan.

"Baiklah, lakukan saja sesukamu. Tapi jangan terlalu memaksakan dirimu sendiri." Nasihat Loki.

"Baik, Tuan Loki." Yamino membungkuk rendah di hadapan Loki.

"Pulanglah sekarang. Aku akan segera menyusul." Ujar Loki.

"Eh?! Tuan Loki mau ke mana?"

"Aku butuh udara segar untuk menenangkan pikiranku. Aku akan segera pulang."

Belum sempat Yamino melarangnya, Loki sudah berbalik dan berjalan pergi.

***

Mayura menata rambutnya dengan cepat dan buru-buru. Ia melirik jam wekernya yang menunjukkan pukul setengah tujuh kurang lima menit.

"Gawat! Aku lupa kalau ada piket pagi hari ini!" Ujar Mayura. Ia menyambar tasnya dan berlari ke arah ruang makan tempat ayahnya menunggu.

"Kenapa kau terburu-buru begitu?" tanya Ayah Mayura saat melihat Mayura meminum segelas susunya hanya dengan beberapa kali tegukan.

"Mayura buru-buru. Ada piket pagi. Mayura berangkat dulu ya, ayah!" Ujar Mayura yang langsung melesat keluar.

"Ya ampun..." Ayah Mayura hanya geleng-geleng dengan tingkah putri semata wayangnya itu.

***

Loki berjalan menyusuri jalan kecil yang agak sepi. Sambil menghela napas pelan, anak kecil itu masih bingung dengan kemampuan Ecchan. Sebenarnya apa fungsi shikigami kecil itu?

"Wah, kau kelihatannya dalam kondisi tak bagus ya, Loki?"

Loki menghentikan langkahnya dan menatap lurus ke depan. Detik berikutnya, anak berambut pirang itu terperanjat melihat orang yang berdiri tak jauh di hadapannya.

Orang itu penampilan fisiknya sama seperti Loki. Seorang bocah berumur dua belas tahun dengan rambut berwarna light purple yang poninya agak panjang sampai menutupi mata kirinya. Ia tersenyum sinis pada Loki.

"Heimdall... Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Loki tajam.

Anak yang dipanggil Heimdall itu terlihat tak takut pada ekspresi Loki yang sangat tak menyukainya. Sambil menyeringai, Heimdall balik bertanya dengan santainya.

"Menurutmu?"

"Cih!"

Loki langsung menyusun mantera rune untuk menyerang Heimdall. Dua bola api dengan kecepatan yang luar biasa, terbang ke arah Heimdall. Namun anak itu dengan mudah menghindarinya hingga kedua bola itu bertabrakan dan meledak.

DUUUAAAR!

Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, Loki kembali menyerang Heimdall. Kali ini beberapa rantai api muncul dari dalam tanah dan hampir menjerat Heimdall. Namun lagi-lagi dia bisa menghindar dengan kecepatan yang mengagumkan.

"Ya ampun, setelah diusir oleh Odin hanya segini sihir rune yang bisa kau gunakan? Mengecewakan!" Ejek Heimdall.

"Tapi aku masih bisa menghajarmu walaupun sihirku terbatas. Sebaiknya katakan tujuanmu ke sini atau aku akan benar-benar menghajarmu." Sahut Loki tajam.

"Sebenarnya aku belum ada keinginan untuk melawanmu. Yah, setidaknya untuk saat ini aku masih bisa menahannya."

"Apa maksudmu!?" Bentak Loki tak sabar.

"Kita akan bermain Loki. Sebuah permainan yang akan menentukan nasibmu. Apa kau akan hidup, atau mati setelah permainan berakhir."

Loki menatap Heimdall waspada.

"Dan kenapa aku harus mengikuti permainanmu?"

"Karena Norn bersaudara akan ikut ambil bagian dalam permainan ini." Heimdall menyeringai penuh kemenangan melihat ekspresi shock Loki akibat ucapannya barusan.

Norn bersaudara adalah 3 dewi penguasa takdir dewa dan manusia yang tinggal di mata air terpencil di Asgard. Mereka terkenal jarang menunjukkan wujud mereka secara langsung. Tapi bukan berarti Loki tak pernah bertemu mereka. yang membuat Loki heran adalah, kenapa mereka mau bekerja sama dengan Heimdall yang merupakan penjaga alam dewa sekaligus orang yang suka cari gara-gara dengan Loki?

"Loki, apa yang kau lakukan di sini?"

Suara lembut seorang gadis membuat Loki makin terkejut dengan situasi saat ini. Ia hafal dengan suara gadis ini yang tiap hari mengusiknya. Loki menoleh ke belakang dan melihat Mayura berdiri tengah menatapnya bingung. Gadis itu memakai seragam sekolahnya dan menjijing tasnya.

"Ma-Mayura..."

Heimdall yang dari tadi memperhatikan ekspresi Loki tersenyum licik. Ia menatap Mayura dengan tatapan tertarik.

Sepertinya permainan ini akan jauh lebih menarik dari apa yang kubayangkan. Batin Heimdall.

-
-
-
Maaf bila update cuma dikit. Mood ngetik Haruka dalam titik terendah. Doakan bisa update lagi dalam waktu dekat.

The Story of RagnarokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang