Keluarga

280 42 13
                                    

"Bi, Mama ngapain sih ke Bandung?"

"Gatau deh, Cel. Palingan urusan kantor."

Gue sama bibi lagi di ruang tengah, nontonin acara tv yang gue gatau maknanya apaan. Setelah pulang dari rumah Sky, gue bosen setengah mampus. Felix-adek gue juga belum pulang.

"Felix kemana?"

"Ga tau deh."

"Pergi sama siapa?"

"Ga tau."

"Ih bibi mah banyak ga taunya!"

"Emang ga tau."

Pembantu gue ini aneh tapi nyata, nyebelin tapi butuh, cerewet tapi emang iya.

"Astaga. Anak kelas 1 SMA, cewek, jam segini belum balik."

Felix kenapa belum pulang ya? Padahal udah hampir tengah malem.

Rexcel B.C : Heh, dimana? Udah hampir jam 11 cepet balik! Ga tau diri lo ya mentang-mentang ga ada mama.

Felixxx : Iya lagi dijalan. Bawel banget lo

Read.

Gara-gara selisih umur hanya 1 tahun, kita jadi sering bertengkar. Tapi selalu gue yang disalahin mama. Lagian mama sama papa ngebet amat si, anak baru setahun udah nanem lagi aja.

13 minutes ago..

Terdengar suara pintu terbuka, dan akhirnya Felix datang. Oke, sebagai kakak ganteng, baik hati dan tidak sombong, gue bakalan nasehatin adek gue satu-satunya ini.

"Felix!"

"Hmm.."

"Sini lo!"

"Ish apa sih kak, ah, Felix ngantuk mau tidur."

"Ga usah ngehindar. Sini! Atau gue bilang mama?!"

Akhirnya Felix menghampiri gue, dan duduk di sebelah gue yang tadi didudukin sama bi Desi. Sekarang orangnya udah tidur.

"Dari mana?"

"Dari rumah temen."

"Ngapain?"

"Ngerjain tugas." katanya sambil melihat ke arah tv.

"Felix, adek gue yang paling cantik---karena ga ada adek lagi. Tatap mata gue kalo gue lagi ngomel!" ia lalu melemparkan pandangannya ke arah gue. "Jawab jujur, lo abis ngerjain tugas atau pacaran?"

"Ngerjain tugas, kak." katanya lembut.

"Sampai kapan pun lo ga bisa bohong sama gue, Felix. Kita ada ikatan batin, gue ga bisa bohongin lo, lo ga bisa bohongin gue. Lo pacaran kan? Bukan ngerjain tugas?"

Felix lalu menganggukkan kepalanya perlahan, gak ada keberanian untuk natap mata gue. Ia menunduk.

"Astaga, Filey. Lo cewek, ga seharusnya kayak gini. Lo boleh pacaran, tapi jangan kelewat batas. Jangan ikutin kakak lo yang nakal ini, gue cowok gue wajar. Lo cewek, Filey. Gue ga mau anak cewek mama satu-satunya jadi nakal gue ga mau. Cukup gue aja." Filey---sebutan gue ke dia kalo lagi nasehatin. Langsung luluh dia mah, mantap. Hehehe.

"Iya maaf kakakku yang baik hati dan tidak sombong."

"Janji jangan diulang? Gue ga bakal lapor mama kalo lo bener-bener janji sama gue." kata gue sambil mengacungkan jari kelingking ke arahnya. Felix mendongakkan kepalanya, lalu menautkan kelingkingnya ke kelingking gue. Lalu tersenyum.

"Ka, Felix tidur dulu ya."

"Yaudah sono."

"Yeh, ngusir."

Lucky ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang