"Sky, gue suka sama lo."
"Apa?"
"Gue suka sama lo."
"Ya teruuuus?" katanya sambil nyengir dan maenin hp. Gue raih kedua tangannya. Sky otomatis jadi menghadap gue.
"Skylie Asia, lo mau ga jadi pacar gue?" Sky melongo sambil senyum-senyum. Ia lalu memejamkan mata dan menarik napas siap-siap akan mengatakan sesuatu. Namun Sky kembali menutup mulutnya karena ada goncangan di sekitar daerah ini. Lalu semuanya gelap.
"ASTAGA KAK EXCEL BANGUUUUUUUUUNNNN WOYYY!!!" tiba-tiba ada yang mengguncang tubuh gue. Aduh apa sih pagi-pagi udah berisik. Ganggu mimpi indah gue aja.
Menarik selimut sampe kepala, kemudian memejamkan mata lagi. "Gue masih ngantuk ah Felix! Ganggu mimpi indah gue aja lo ah!"
"Udah setengah tujuuuuuhhhh!!" katanya sambil tetap mengguncang tubuh gue.
"Yaudah sih. Itu kan berarti jam pelajaran dimulai satu set-" gue terlonjak kaget, akhirnya sadar sepenuhnya. "Setengah tujuhhhhhhhhh?!?!?"
Felix mengangguk yakin. Lalu gue keluar dari selimut, "Astagaaaa lo kenapa ga bangunin gue dari jam enam?"
"Lo kebo banget sih lagian mesti dibangunin mulu. Bangun jam enam aja ga bisa!"
"Ini gara-gara nungguin lo pulang sampe larut dan gue ga bisa tidur!"
"Gue kan ga nyuruh lo buat nungguin gue."
"Heh! Masih untung lo diperhatiin kakak seganteng gue! Coba kalo gue ga perhatian sama lo, lo balik-balik mungkin udah berbadan dua gara-gara pacar lo."
"Ya kaga lah goblok! Astaga kak, gue tau gue bego, tapi soal begitu mah gue tau batasnya. Udah ah, cepet mandi sana!"
"Siapin sepotong roti."
"Hm.."
Gue pun bergegas ke kamar mandi, menyalakan shower lalu membersihkan badan dengan sabun. Menggosok gigi lalu membasuh muka dengan facial wash yang biasa gue pake.
Dengan hanya memakai handuk, gue keluar kamar mandi. Jam digital diatas nakas seakan sedang lari marathon. Cepat sekali. Mengambil baju di lemari, lalu memakainya.
Astaga! Buku pun belum gue beresin. Gue lempar buku yang ada di tas ke sembarang arah, lalu mengambil buku yang jadwalnya ada di hari Senin. Matematika, Kimia, Fisika, Biologi. Hari Senin kenapa harus pelajaran Alam semua? Errr..
Gue pun bergegas lari ke bawah dan mendapati Bi Desi yang sedang beres-beres ruang tamu. "Bi, ga abis di pel kan?"
"Nggak kok, Cel." katanya sambil terkikik geli.
Tau kan kenapa gue nanya gitu? Yash, gue takut kepeleset lagi kayak hari Sabtu yang ternyata ga sekolah itu. Dengan pantat duluan yang mendarat, itu menimbulkan sakit yang mendalam. Lebay banget gue ya? Eh tapi serius, pantat gue tiba-tiba kayak mau ilang gitu aja. Ganteng ga ada pantatnya mah buat apa ya kan? Jangan dibayangin!
"Mana roti gue?" Felix lalu menyodorkan wadah yang berisi roti isi coklat ke gue.
Ia lalu masuk ke dalam mobilnya, dan gue naik ke motor gue. Fyi, gue sama Felix beda sekolah, karena kemampuan otak dia kurang jadi ga diterima di ID High School. Bisa aja sih lewat 'belakang', tapi orang tua gue gak mau main curang. Sebenernya agak sedikit khawatir sama dia, karena sekolah yang dia tempatin rata-rata anak bandel. Tapi masih ada orang-orang baik kok disana. Toh, di ID High School juga gak semuanya baik. Example, Leo dkk-gue gak termasuk. Hahaha.
Gue dateng 3 menit sebelum bel masuk dibunyikan. Ga tau gimana dengan si Felix, karena jarak tempuh ke sekolah dia hampir 20 menit.
Pak Zoroi tersenyum ke arah gue, "untung kesiangannya hari Sabtu, bukan hari Senin."

KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky Man
Novela Juvenil--- ON GOING --- Orang bodoh kalah dengan orang pintar, orang pintar kalah dengan orang cerdas, orang cerdas kalah dengan orang yang BERUNTUNG. Rexcel Brighton Cavan ⬇⬇⬇ ORANG GANTENG MAH BEBAS -Alit Cahya Wildhani (2016 - 2017)