Bagian 5

26 6 0
                                    

"Selamat siang buat kalian semua! Selamat datang dihari terakhir JakCloth Summer Fest" ucap lantang dari seorang MC diatas panggung.

Aku mendengar nya dengan jelas saat masih mengantri membeli tiket masuk.

"Fina dimana ya Vel?" tanyaku agak mendongak untuk bicara pada Avel disampingku. Aku baru tahu bahwa aku sangat kecil saat berada disamping Avel. Avel juga, kenapa baru ini aku sadar akan tubuhnya yang begitu tinggi.

"Gak tau, kamu line aja ke Fina," jawabnya yang langsung ku setujui.

"Hmm Av,"
"Hmm Vel," panggil kami berbarengan.

"Haha, kamu duluan,"
"Ah, kamu duluan," ucap kami berbarengan lagi.

"Aku," ucapku.
"Gue," ucap Avel.

"Aduuh, barengan terus. Kamu duluan deh," ucapku berhasil tidak berbarengan lagi dengan Avel.

"Engga, ladies first," ucap Avel yang membuatku memutarkan bola mata.

"Emangnya masih jaman kata 'ladies first' ?" tanyaku menantang pada Avel.

"Ya masih lah, terus kamu mau ngomong apa Avin?" tanya Avel lalu memandang serius kearah ku.

"Hmm... ini acara apa Vel? cicitku pelan.

"Apa?" sepertinya Avel tidak mendengar pertanyaan ku.

"Ini acara apa Avel?" tanya ku lagi dengan membesarkan volume suaraku.

"Apasih Av? Gak kedengaran nih," kata Avel sedikit membungkuk dan mendekatkan telinganya ke wajahku.

"Ini acara apa?" Bisikku sedikit keras di telinganya. Aku sadari, keadaan disini memang ramai ditambah lagi suara teriakan dari panggung yang semakin membuat suasana begitu ramai dan... menurut ku ini seperti kekacauan.

"Ini tempatnya anak muda kumpul," jawabnya berbisik di telingaku. "Musik metal yang mendominasi," lanjutnya lagi di telingaku. Aku hanya mengangguk pelan mengartikan perkataannya.

"Ada pertanyaan lagi ladies?" kata Avel berbisik kembali di telingaku. Belum sempat aku menjawab, seseorang dibelakang ku berjalan dengan terburu-buru dan membuat beberapa orang kesal. Seseorang itu, baru saja menyenggol kasar bahu kiriku.

Cup.

Bruugh.

Aku memejamkan mataku, karena ku rasa aku pasti jatuh dan membuat malu.
Tapi, aku tidak merasa kan aspal atau rasa sakit karena jatuh. Dan aku merasa pipiku disentuh sesuatu yang kenyal dan deru nafas yang begitu hangat di pipiku.

"Hm maaf maaf," ucap Avel menarikku kembali sadar. Aku yang masih belum terasa akan hal yang baru saja terjadi hanya menatap canggung Avel.

"Hei.." ucap Avel dibarengi dengan kibasan tangan didepan wajahku. "Halloo Avin," ucap nya lagi disertai jentikan jari yang menyadarkan ku.

"I..iya Vel," ucapku sadar lalu mencoba berdiri tegak, melepaskan diri dari dekapan tangan Avel di pinggang ku.

"Are you okay?" tanyanya lembut setelah aku berdiri tegak dengan bimbingan tangannya.

"Okay," jawabku singkat. "Itu?" saat ku melihat orang yang tadi berjalan buru-buru tengah jatuh mencium aspal. Rupanya suara jatuh tadi bukan berasal dari aku, melainkan dari orang itu.

"Tadi gue selengkat, seenaknya jalan begitu. Dia pikir ini lapangan bisa buat lari-larian," katanya menampilkan wajah kesal. Aku hanya ber-oh ria melihatnya kesal seperti itu.

"Tapi lu gak apa-apa kan? Ada yang luka ga? Ada yang sakit ga?" tanyanya khawatir. "Aku baik-baik aja Vel, tapi kalo kamu tadi gak sigap pasti aku jatuh beneran," jawabku disertai cengiran.

"Ours"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang