dua

518 81 5
                                    

Joohyun, sahabatku sejak masih kecil. Dia merupakan tetanggaku satu-satunya yang tulus bermain denganku.

Saat masih kecil, aku sering diledek oleh beberapa anak seumuran denganku. Sejak kecil aku merupakan anak yang lebih sering bermain sendirian dengan robot-robotanku di rumah. Orang tuaku tidak pernah mempermasalahkan sikapku, tidak pernah memaksaku untuk sesuai seperti apa yang mereka inginkan. Sejak kecil aku sering dimanja, bahkan saat Sejeong sudah lahir sekalipun.

Sejeong berbeda denganku, ia merupakan anak perempuan manis yang ceria. Dia memiliki banyak teman di sekitar rumah, setiap pagi di hari Minggu dia selalu pergi ke taman.

Hingga suatu saat, karena bosan aku pun pergi ke taman. Berniat untuk mencari Sejeong dan mengajaknya bermain berdua. Namun aku tertarik dengan pasir di taman dan ingin membuat istana pasir seperti di pantai.

Aku tidak sadar bahwa di sana sudah ada beberapa anak lain, dan entah kenapa mereka meledekku anak manja, walaupun memang benar sih. Aku yang saat itu masih berumur lima tahun menangis dibuatnya, aku berlari menuju rumah, namun sebuah batu menghalangi langkahku.

Aku terjatuh, dan akhirnya kedua lututku mengeluarkan darah.

Dia pun datang menolongku, membantuku berdiri dan mengajakku ke rumahnya untuk diobati. Hingga sampai sekarang kami bersahabat dengan sangat baik.

Aku menyayanginya, lebih dari seorang sahabat, lebih dari seorang namdongsaeng pada noona-nya. Ini perasaan baru untukku, sebuah kisah tentang cinta monyet. Dia cinta pertamaku, dan hanya sahabatku selain dia --Jimin-- yang tau.

Love at first sight?

Tentu saja tidak. Umurku masih kecil saat itu, tau apa aku tentang perasaan yang membuat jantung berdegup lebih kencang ini?

Aku mulai mengetahui bahwa aku menyayanginya lebih dari biasanya setelah sepuluh tahun mengenalnya. Aku tidak tau pasti apa yang membuatku menyayanginya. Aku rasa ini merupakan cinta karena terbiasa.

Namun pertanyaanku, mengapa hanya aku yang merasakan hal itu?

Mengapa dia lebih memilih orang yang baru dua tahun dia kenal?

Mengapa aku yang harus menjadi nomor dua baginya?

Mengapa takdir begitu kejam mempermainkan aku?

s   e   c   o   n   d

line

15.53

Joohyunie : taehyungie
Joohyunie : taehyungie
Joohyunie : taehyung!!!

Taehyung : kenapa, noona?

Joohyunie : temani aku di rumah

Taehyung : kapan?

Joohyunie : sekarang

Taehyung : kemana junmyun?

Joohyunie : kasihan dia, rumahnya jauh

Taehyung : kau tak kasihan padaku?

Joohyunie : rumahmu hanya berjarak tiga rumah, taehyuuung

Taehyung : baiklah
Taehyung : siapkan film terbaik untuk aku tonton, noona

Joohyunie : aish
Joohyunie : iya iya

Taehyung : ah iya
Taehyung : jangan lupa cemilan

Joohyunie : kau ini benar-benar
Joohyunie : kutunggu 5 menit

Taehyung : baiklah princess

read 16.04

s   e   c   o   n   d

"Sejeong! Aku pergi sebentar ya," ujarku pada adikku satu-satunya.

"Pergi ke mana, Oppa?" tanya Sejeong.

"Rumah Joohyun noona," jawabku. "Jaga rumah selagi ibu pergi, Sejeong," pesanku.

"Iya, Oppa! Percayalah padaku. Jika ada yang bermacam-macam denganku, aku bisa mengatasinya. Aku sudah belajar sedikit taekwondo dengan Somi." Sejeong tersenyum sok lucu.

"Baiklah, aku pergi ya. Daah!" Aku langsung bergegas keluar rumah.

Sepertinya aku akan terlambat.

s   e   c   o   n   d

"Kau kenapa lama sekali?" tanya Joohyun noona.

"Aku hanya terlambat dua menit, Noona," ujarku. "Tadi aku sempat berbicara dengan Sejeong sebentar."

"Ah, aku sudah lama tidak bertemu Sejeongie. Dia pasti bertambah cantik," ujar Joohyun noona.

"Tapi dia juga bertambah menyebalkan," balasku. "Kau terlalu sibuk dengan kuliahmu." Juga dengan kekasihmu itu.

"Ya, kau benar," Joohyun noona mengangguk. "Kau mau menonton apa?"

"Apa saja," jawabku. Aku berdiri dan mengambil bungkus keripik kentang. Aku hanya diam menunggu Joohyun noona selesai sambil menikmati keripik kentang.

"Tae," panggil Joohyun noona sembari memilih film yang akan ditonton.

Aku hanya bergumam. Mulutku sudah penuh dengan keripik.

"Kau bisa menemaniku pergi hari Minggu nanti?" tanya Joohyun noona.

"Kau tidak pergi dengan Junmyeon?" Biasanya setiap akhir pekan sepasang kekasih itu akan pergi berkencan.

"Dia tidak bisa, aku rasa dia memiliki suatu urusan. Aku juga sudah izin akan pergi denganmu," jawab Joohyun noona.

Pergi denganku saja perlu izin darinya? Walaupun benci mengakuinya, aku ini sahabatnya sejak kecil. Lebih mengenalnya dibanding Junmyeon hyung.

"Baik, aku akan menemanimu hari Minggu nanti," ujarku menyetujui.

"Terima kasih, Taehyung!" Joohyun noona tersenyum ke arahku.

Aku memang akan selalu menjadi yang kedua. Namun aku tetap menyukainya, karena setidaknya aku masih kau anggap ada.

"Ah, kita menonton ini saja! Kau mau, kan?" tanya Joohyun noona sambil memperlihatkan aku sebuah film.

"Iya."

second choice [kth x bjh] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang