lima

355 64 0
                                    

an
karena di draft ku cerita ini udah tamat, jadi bisa daily update deh ehehehehehe








"Noona!"

"Ada apa? Tumben sekali kamu pagi-pagi menelpon," tanya Joohyun noona.

Kini jarum jam memang masih menunjuk angka enam, suatu keajaiban aku sudah bangun sekarang.

"Jogging yuk!" ajakku bersemangat.

"Kamu lagi kenapa sih, Tae? Aneh sekali," tanya Joohyun noona lagi.

"Memangnya jogging di pagi hari itu suatu keanehan ya?" tanyaku balik.

"Tidak juga sih," jawab Joohyun noona. "Tapi karena ini kamu yang mengajak makanya jadi aneh," sambungnya.

Aku terkekeh. "Ini namanya perubahan yang baik, Noona. Seharusnya kau memberiku sebuah hadiah," balasku.

Joohyun noona ikut terkekeh. "Baiklah, aku mau ikut."

Aku langsung bersorak kesenangan.

"Aku ke sana atau kamu yang ke sini?" tanya Joohyun noona.

"Aku yang ke sana dong," jawabku langsung, tanpa berpikir panjang terlebih dahulu.

"Baiklah, aku tunggu ya," balas Joohyun noona kemudian mematikan hubungan telepon.

Mengajak Joohyun noona jogging adalah salah satu caraku untuk membuatnya melupakan Junmyeon hyung.

Aku tidak tahu pasti apakah mereka pernah melakukan hal ini sebelumnya, namun aku hanya bisa berharap bahwa hal ini akan berhasil dan dapat membuat senyuman di bibir Joohyun noona tidak pernah berubah menjadi tangisan lagi.

s   e   c   o   n   d

"Taehyung!" sapa Bibi Bae yang sedang menyiram tanaman di halamab depan kediaman Keluarga Bae.

"Selamat pagi, Bibi," sapaku balik.

"Selamat pagi, Taehyung," balas Bibi Bae lagi. "Mau jogging dengan Joohyun ya?"

"Iya, Bibi. Boleh kan?" tanyaku penuh harap.

Bibi Bae tersenyum. "Bibi merasa tidak punya hak mencampuri hubungan kalian berdua, Taehyung," jawabnya.

Aku membalasnya dengan cengiran.

Tak lama kemudian Joohyun noona keluar dari rumah lengkap dengan baju olahraga yang melekat di tubuhnya.

"Kami pamit dulu ya, Bibi," ucapku.

"Iya, hati-hati di jalan," balas Bibi Bae.

Aku dan Joohyun noona memulai kegiatan pagi kami dengan berlari mengelilingi komplek, sesekali kami bertemu dengan tetangga kami yang melakukan hal yang sama dengan kami.

"Taehyung," panggil Joohyun noona di sela-sela lari kecilnya.

"Ya?"

"Aku mau tanya sekali lagi," ucapnya. "Kok tumben banget sih ajak lari pagi? Biasanya kamu jam delapan juga baru bangun."

"Menjadi lebih sehat itu baik, Noona," jawabku. "Tidak ada alasan lain, aku hanya ingin melakukan ini lalu terlintas di kepalaku untuk mengajak noona."

"Kamu bukan memang mau mengajakku lari pagi? Maksudku, karena aku makanya kamu mau lari pagi?" tanya Joohyun noona.

Memangnya bersahabat lebih dari sepuluh tahun bisa membuat kita dengan mudahnya menebak jalan pikirannya ya? Sepertinya mudah sekali Joohyun noona menebak, sedangkan aku masih sering mempertanyakan apa yang dirinya pikirkan tentang aku.

"Tentu saja tidak begitu," bantahku. "Kalau noona tidak percaya sih ya sudah, aku tidak memaksa."

Joohyun noona tertawa kecil, "Kamu ngambek ya?"

"Enggak!" sanggahku lagi. "Kalau noona enggak mau ikut jogging, ya sudah aku sendirian saja," ucapku lalu berlari sedikit lebih cepat agar aku bisa di depannya.

Dapat aku dengar tawa Joohyun noona di belakangku, kemudian dia berusaha mensejajarkan langkah kami.

"Kamu lucu kalau pura-pura ngambek kayak gini, Taehyung," ucap Joohyun noona. "Aigoo adik kecilku."

Mendengar itu membuatku semakin mempercepat langkahku. Aku memang berhasil membuatnya bahagia, namun aku tidak menduga hal ini akan membuatku sakit hati.

Adik kecil dia bilang? Rupanya apa yang Jimin katakan itu benar ya? Aku memang tidak akan pernah lebih dari itu.

"Kau mau bermain kejar-kejaran, hm? Coba saja kalau bisa!"

Yah, setidaknya aku masih bisa menjadi yang nomor dua, kan?

"Tunggu aku, Noona!"

s   e   c   o   n   d

"

Capek banget, Tae!" keluh Joohyun noona. Ia langsung duduk di bangku di sebelahku.

Aku terkekeh, lalu menyodorkannya sebotol air mineral yang baru saja aku beli. "Ini bukan salahku. Noona yang mengajakku lomba lari, dan aku yang memenangkannya," balasku.

"Ya ya ya, memang aku yang salah. Sudah tahu kakimu sepanjang itu, masih saja coba-coba melawannya," ucap Joohyun noona setelah menelan habis setengah isi dari botol tadi.

"Sekarang noona mau makan apa? Aku traktir deh," ucapku.

"Nggak mau. Aku yang traktir kamu," balas Joohyun noona.

"Loh? Kenapa? Kan aku yang mengajak noona untuk jogging," tanyaku bingung.

"Sebagai hukuman karena aku kalah, juga sebagai hadiah yang kamu minta tadi di telepon," jawab Joohyun noona.

Aku hanya bisa mengangguk jika Joohyun noona sudah mengeluarkan perintah seperti itu.

Setelah kami menghabiskan masing-masing semangkok bubur ayam, kami pun memutuskan pulang.

"Terima kasih ya, Taehyung," ucap Joohyun noona.

Aku mengangguk-angguk, "Terima kasih juga udah mau terima ajakannya."

"Besok besok lagi ya?" pintanya.

"Baiklah."

Joohyun noona pun tersenyum, kemudian ia melambaikan tangannya. Kami memang sudah sampai di rumahnya.

Aku ikut tersenyum dan membalas lambaian tangannya, kemudian berjalan menuju rumahku.

Terima kasih, Noona, karena sudah kembali menunjukkan senyumanmu itu.

second choice [kth x bjh] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang