"Halo?"
"Hei, Noona!" sapaku.
"Kenapa, Taehyung?" tanya Joohyun noona.
"Aku bosan," jawabku. "Boleh aku ke rumahmu?"
"Tentu saja boleh," jawab Joohyun noona. "Aku tunggu dalam waktu 5 menit, kalau sampai tidak datang juga pintu rumahku akan aku tutup rapat!"
"Tapi kamu tidak menguncinya, sehingga aku bisa masuk dengan mudah!" balasku lalu tertawa mendengar dengusan dari seberang telepon.
"Yeah yeah, kau menang, Taehyung," ucap Joohyun noona.
"Aku akan segera datang!" balasku mengakhiri panggilan telepon.
Kali ini benar-benar dalam waktu lima menit, aku telah sampai di rumahnya.
Saat aku sampai, Joohyun noona sedang sibuk memakan serealnya sambil menonton acara musik.
"Aku tidak disapa?" cibirku, lalu berjalan menghampirinya.
"Duduklah," balas Joohyun noona. "Tidak usah sok-sokan menjadi orang asing seperti itu, Taehyung."
Aku nyengir, lalu duduk di sampingnya.
"Mau nonton?" tanya Joohyun noona.
"Jalan-jalan aja yuk!" ajakku bersemangat.
"Ayo aja sih, aku juga bosan di rumah," ucap Joohyun noona.
Hampir saja aku keceplosan menyebut nama Junmyeon hyung, untung aku keburu ingat bahwa mereka telah putus.
Eh, tidak tahu juga sih.
"Wah, aku jarang sekali mendengar noona bosan," ejekku bercanda.
"Jomblo ya begini, Tae, seperti kamu tidak saja," balas Joohyun noona.
"Kalau aku kan memang sehari-hari bosan, sudah biasa," balasku. "Ya sudah, noona mau siap-siap terlebih dahulu atau mau seperti ini saja?"
"Siap-siap dulu dong! Tidak mungkin aku keluar rumah dalam keadaan seperti ini," jawab Joohyun noona.
Aku hanya mengangguk-angguk. Kalian harus percaya bahwa Joohyun noona masih terlihat cantik bahkan saat di rumah.
Bukannya aku terlalu berlebihan terhadapnya, namun aku yakin kalian akan memikirkan hal yang sama saat melihatnya.
"Tapi kita mau ke mana, Tae?" tanya Joohyun noona ketika dirinya sudah berdiri.
"Amusement park," jawabku sambil mengganti channel tv. "Noona setuju?"
"Tentu saja!" balas Joohyun noona. Ia segera berjalan cepat menuju kamarnya. Joohyun noona bukan tipe perempuan yang lama saat bersiap-siap, jadi tidak sampai dua puluh menit, dirinya sudah berdiri di depanku.
Kami menempuh perjalanan dengan motor bebek yang sengaja aku pinjam dari ayah. Sudah lama sekali kami tidak pergi ke sana. Terakhir saat Joohyun noona masih kelas dua di bangku sekolah menengah atas.
"Mau main apa?" tanyaku ketika kami sudah memasuki kawasan taman bermain. Waktu kita tidak banyak, pengunjung terbilang cukup ramai hari ini. Tentu saja, ini hari Minggu.
Kami tidak membeli tiket vip yang memudahkan kami dalam mengantri, jadi kami harus memilih permainan dengan benar agar waktu kami tidak sia-sia.
"Aku ingin bermain merry go round," jawab Joohyun noona.
"Kau serius?!" tanyaku kurang percaya.
Namun Joohyun noona mengangguk.
"Kita lakukan gunting batu kertas untuk menentukkan siapa yang memilih permainan pertama," usulku yang untungnya disetujui oleh Joohyun noona.
"Gunting batu kertas!"
"Yes!" sorakku senang karena berhasil mengalahkan kertas yang ia keluarkan. "Ayo kita ke roller coaster!" Aku menggenggam tangannya, kemudian berjalan menuju permainan yang aku inginkan.
Aku yakin Joohyun noona sedang cemberut di belakangku. Sebenarnya dia tidak tidak menyukai permainan adrenalin, mungkin Joohyun noona hanya kesal karena keinginannya belum terpenuhi.
Aku puas tertawa mendengarnya berteriak saat bermain roller coaster.
"Sejak kapan kamu menjadi penakut saat bermain roller coaster?" tanyaku.
"Aku tidak takut, hanya mengeluarkan semua emosi yang selama ini aku tahan," jawab Joohyun noona.
Aku hanya mengangguk-angguk, mengiyakan, tidak ingin mendebatnya. Lagipula jika apa yang Joohyun noona katakan itu benar, dia pantas untuk mendapatkannya. Aku tidak ingin ia semakin sering memendam hal yang seharusnya tidak ia dapatkan.
"Selanjutnya kamu mau main apa? Aku kali ini ngikut deh," tanyaku.
"Beneran ya?"
Aku hanya mengangguk, tidak menyadari adanya cengiran jail yang ia pasang di wajahnya.
"Ayo!" Kali ini ia yang menggenggam tanganku sebelum menarikku ke tempat permainan yang sudah ia sebutkan sebelumnya. Merry go round.
Setelah mengantri kurang dari sepuluh menit, akhirnya giliran kami tiba. Joohyun noona memilih tempat berbentuk kuda untuk kami berdua.
"Eh? Kau mau ke mana?" tanyaku ketika melihat Joohyun noona keluar area.
"Merekam dirimu menaiki itu!" jawab Joohyun noona bersemangat.
Aku hanya bisa pasrah ketika mesin mulai menyala. Namun aku tidak akan marah, tawa bahagia Joohyun noona adalah hal nomor satu yang aku ingin lihat hari ini.
Aku hanya ingin membuktikan pada diriku sendiri bahwa perempuan yang aku sayang ini telah kembali bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
second choice [kth x bjh] ✔
Fanfiction"i know its stupid, but i like how i'm your second choice"