3

767 46 0
                                    

Brak

Brak

Brak

Baik Sisil ataupun Caca keduanya sama2 terkejut akan kejadian didepan wajahnya. Oh tidak melainkan ditengah kantin sekolahnya.

Gerombolan laki2 yang tadi memasuki kantin kini sedang memukul habis2an anak laki2 yang bisa dibilang tidak bisa membela.

Tangan sisil sudah terkepal sempurna. Sisil marah bukan karena kantin sekolahnya yang kini dijadikan ajang pukul memukul, melainkan sisil marah karena mereka yang menghajar orang tanpa salah dan tak berdaya.

Sisil maju perlahan-lahan hingga kini dia berada tepat didepan sang ketua gerombolan tadi.

Dia berjongkok dan membantu laki2 malang itu berdiri membuat seluruh pasang mata dikantin itu menggigit jari akan apa yang akan dialami selanjutnya terhadap sisil.

"Ca jaga dia ya" ucap sisil kepada caca yang kini sudah kembali sadar dari keterkejutannya.

"I...iya sil"

Kemudian sisil kembali ke gerombolan anak laki2 tadi yang kini sedang menatap tajam ke arah sisil.

Sisil tersenyum jahil ke arah mereka. Senyum itu, senyum yang selalu membuat musuhnya kabur sebelum berperang.

"Cupu! Pecundang!" Ucap sisil meledek.

"Apa lo bilang?!" Kini aldi sudah maju untuk melihat siapa wanita yang sudah mengejek gangsternya itu.

"pecundang" ucap sisil halus.

"ELO?!" Aldi sudah kalap kali ini, dia bahkan sudah melayangkan tamparan dimuka cantik Sisil, hingga membuat sisil terpaku ditempatnya.

Bugh

Bugh

Bugh

Sisil kehabisan kesabarannya hingga kini dihadapannya sudah terpampang muka2 bonyok para laki2 yang tadi menghajar orang sembarangan.

Sisil berjongkok lagi, bukan untuk membantu mereka berdiri melainkan untuk menarik kerah baju Aldi dan mengatakan sesuatu.

"Elo cowok paling brengsek yang pernah gua temui. Gua gak nyesel buat ngatain lu pengecut. Karena lo UDAH NAMPAR GUA TADI! dan bikin gua kalap. Lo fikir lo siapa bisa nampar gua? Ha? Kaget ya? Haha" Ucap sisil dengan senyum smirknya dan membuat semua orang dikantin itu diam.

Sisil bangkit dan kembali ke Caca yang masih kaget akan kejadian tadi.

"Ca, ga usah takut. Gua bakal cerita semuanya" Kini caca hanya bisa mengangguk melihat sahabatnya yang aneh.

oO0Oo

Semenjak kejadian tadi dikantin, keadaan sekolah semakin mencengkam.

Bahkan keadaan diuks , tempat dimana para laki2 tadi yang dihajar habis2an oleh sisil bersemayam.

"Gila tuh cewek, makan apa coba ampe bikin kita bonyok begini" Yoga.

"Tai gua gak bisa terima kita diginiin!" Aldi kini sudah berdiri dengan emosi yang kembali tersulut.

"Santai bos, lo jangan gegabah dulu. Dia bukan cewek biasa menurut gua" Dylan.

"Bener kata Dylan, dia beda, dan gua suka" Gaga kini sedang tersenyum ketika mengingat bagaimana dia dihajar sisil.

"Lo gila ya Ga?" Aldi.

Why should I ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang