8

545 26 0
                                    

"Apa namanya jika rindu kepada seseorang yang bahkan baru pergi beberapa hari?"


---





Suasana kelas benar-benar jauh dari kata tenang, tentu karena saat ini sedang dalam keadaan free class membuat semua murid dikelas itu bergembira ria. Macam - macam yang mereka lakukan, ada yang berkumpul dilantai depan kelas sambil bernyanyi dengan gitar yang dibawa Coky, ada juga gerombolan cowok otak kotor yang berkumpul dipojokkan kelas dengan satu laptop menyala didepannya, ada kumpulan anak kpopers yang sedang membahas bias, dan bahkan ada kumpulan anak-anak galau dibangkunya masing-masing.

Contohnya Albert yang saat ini sedang menatap kursi disamping nya yang biasa diduduki Sisil. Ya, selama Sisil pergi ia selalu duduk di bangku Sisil. Alasannya sih ingin santai di dekat tembok, padahal mah siapa yang tau kalau ia sedang merindukan gadis yang biasa duduk dibangku itu. Berharap bisa merasakan aura Sisil saat duduk disitu, namun yang didapat malah rasa rindu yang semakin menjadi.

Oh Tuhan kemana sebenarnya hati ia tertuju ?

"Yailah Bert galau in Sisil ae lu!" Tebak Caca yang baru saja kembali ke kursi nya untuk sekedar mengambil laptop dikolong mejanya.

Albert yang tersadar dari lamunan nya pun lantas menengok ke arah sumber suara "Haha enggak Ca, gua cuma lagi gabut aja." Ucapnya seraya mencoba tersenyum yang malah membuat seakan senyum itu adalah paksaan.

Caca terkekeh "Halah! Gausah munafik coy. Lu kalo kangen bilang ae sama gua."

"Apaan deh, kagak kagak." Balasnya seraya mengibaskan tangannya bermaksud mengusir Caca sopan yang ternyata Caca pahami.

Ia benar-benar tak ingin diganggu saat ini. Ini adalah hari ke tiga Sisil tidak masuk. Entah kemana gadis itu namun sama sekali Albert tidak tau, padahal ia sudah berulang kali mencari informasi dari guru piket tapi tetap saja kepergian Sisil tidak ada yang tau kemana.



---





"Eh coy masa dari maren - maren si cewek yang waktu itu mukulin kita gak keliatan sama sekali, ya ga sih?" Tanya Dylan memulai pembicaraan kepada teman-temannya saat mereka baru saja sampai di basecamp mereka.

Gaga yang merasa tertarik dengan topiknya pun lantas langsung mengangguk semangat "Iya eh, gua juga suka spik lewat kelasnya tapi ga ada mulu, ampe dikira mau pindah kelas gua ama bu Wati." Jelasnya menggebu-gebu.

"Halah itu mah emang elonya yang ganjen Ga hahaha" balas Daniel.

Aldi hanya diam dan mengerutkan keningnya mendengar semua pembicaraan teman-temannya, sebenarnya ia juga heran kemana perginya gadis itu. Ditambah kepergian gadis itu tak lama setelah itu beredar berita bahwa Sachi sang Mafia terkenal yang benar-benar ingin ia lihat baru saja selesai menjalankan misi nya.

Jangan heran kenapa ia bisa tau, karena sumber informasi para Mafia dan Gangster benar-benar cepat tersebar dikalangan seperti mereka. Dan menurut Aldi, semua itu benar-benar aneh.

"Tai! Gua gak ganjen ya! Gua cuma udah jatuh aja ke pesona nya itu cewek." Ucap Gaga.

"Ah lo pada ga penting bat. Yang penting itu berita si Sachi yang baru saja nyelesaiin misinya coy." Ucap Yoga mencoba untuk merubah topik yang benar-benar tak penting untuk dibahas.

"Nah iya tuh, anjeng bat ya itu cewek sadep bener, makin penasaran aja gua ama itu cewek." Respon Yusuf yang memang merupakan fans dari Sachi.

Berbeda dengan Yusuf yang mengidolakan seorang Sachi, Aldi justru benar-benar kesal terhadap cewek itu "Peduli setan sama itu cewek, sok banget anjing, belagu, gayanya selangit najis." Celoteh Aldi yang membuat semua penghuni di basecamp itu menoleh kepadanya.

"Maksud lo apa sih Al?" Tanya Daniel yang bingung akan arah sindiran Aldi.

Aldi bangun lalu berjalan menghampiri teman-temannya ditengah ruangan "iyalah. Lo pada fikir doang, dia sok sok An bikin ig tapi kalo foto nutupin mukanya mulu. Sok cakep! Paling juga ada codetnya tuh muka." Ucap Aldi membuat semua orang memandangnya dengan mulut terbuka.

Gaga geleng-geleng melihatnya "Jangan gegabah Al gua bilang, dia wajar kaya gitu karena dia gamau banyak orang yang tau, kalo banyak yang tau pasti bisa kacau lah." Jelasnya.

"Bener Al kata Gaga, dia Mafia besar, ya pastilah nyembunyiin identitasnya." Ucap Dylan menyetujui.

Aldi hanya diam lantas kembali duduk, tak peduli dengan apa yang akan mereka bicarakan lagi. Karena yang sekarang bersarang di fikirannya adalah. Kenapa gadis disekolah nya itu benar-benar membuatnya merasa aneh akan yang baru saja Sachi lakukan.







---






Sisil baru saja selesai mandi dan mengganti pakaiannya yang kemarin ia pakai untuk menghabisi targetnya. Ia sudah lebih segar sekarang setelah kemarin pulang dari penyerangan ia langsung menuju kamarnya dan langsung terlelap.

Tak urung ia berasa senang dan bangga kepada dirinya sendiri, karena beberapa waktu lalu seseorang yang memberikan target itu baru saja mengucapkan terimakasih kepadanya. Dan ia semakin senang saat mendengar kabar dari kakaknya kalau ia akan kembali ke Indonesia sore ini, sebab tak mungkin ia ber lama-lama disini dan meninggalkan sekolahnya.

Sisil pun duduk di meja riasnya lalu mengambil iphone nya yang berada disebuah laci, ia mengecek semua sosial medianya, di instagram nya benar-benar penuh dengan notif ucapan selamat atas misinya, dan disebuah sosmed dengan warna hijau itu terdapat beberapa pesan dengan pesan paling atas berasal dari kakak kandung nya. Dengan sigap Sisil langsung membukanya dan tersenyum sumringah.

Sam abang gue♡
Halo adek abang, selamat cuy sukses lagi kan lo wkwk

Gue
Bisa aja lo bang ke wkwkwk

Setelah Sisil membalasnya, ia langsung menaruh iphone nya lagi dan bergegas turun menghampiri kakaknya yang sedang mengoleskan mentega ke atas rotinya.

"Morning " ucap Sisil seraya mengecup lembut pipi Nathan.

Nathan tersenyum melihat keceriaan adik kecil nya itu, lantas langsung mengusap puncak kepala Sisil lembut "Morning too my swetie. " ucapnya.

Sisil tersenyum lalu ikut mengoleskan mentega dan selai keatas rotinya.

Beberapa menit keadaan meja makan benar-benar sepi, bahkan Nathan yang sudah larut dalam bacaan korannya sampai lupa bahwa didepannya ada Sisil yang sedang makan dengan lahap.

Nathan lantas menaruh korannya dan menatap adiknya "Sil sore nanti kita balik ya ke Indo?" Tanya Nathan akhirnya.

Sisil mengangguk "Iya dong." Ucapnya semangat.

Nathan tersenyum lagi "Kok seneng banget kayanya? Kenapa sih?"

Sisil menoleh lalu tersenyum "Enggak kok, cuma kangen sama mobil hehe" ucapnya.

Nathan yang percaya hanya bisa tersenyum dan melanjutkan sarapannya. Ia benar-benar bahagia melihat Sisil yang sangat senang akan kepulan mereka ke indonesia. Yang Nathan tebak Sisil bahagia karena ia sudah tak sabar akan bertemu dengan keluarganya dan menceritakan semuanya.





---

Asik qu update again. Udah lama ini cerita di anggurin skwkwk.

Why should I ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang