Albert terus berjalan dengan menggenggam erat tangan Sisil tanpa menghiraukan tatapan iri dan juga sinis orang-orang yang dilewatinya terhadap Sisil.
Namun beda dengan Albert yang tampak acuh justru Sisil malah risih dengan seluruh tatapan yang ditujukan kepadanya, biasanya ia tak akan risih seperti ini jika pergi ke suatu acara besar , tapi ini beda.
Albert yang menyadari kerisihan Sisil pun mencoba menenangkannya "Udah Sil gak usah difikirin mereka itu cuma iri sama kamu"
Sisil menoleh dan menggembungkan pipinya "Iih risih tau rasanya tuh mereka kaya mau nerkam aku"
"Haha lebay deh kamu" kekeh Albert sambil mencubit pipi Sisil lembut yang justru semakin membuat Sisil mengerucutkan bibirnya.
Sesampainya ditempat yang dituju Albert pun langsung membawa Sisil untuk duduk.
Suasana yang damai, pepohonan dan rumput liar yang tumbuh lebat apalagi angin sejuk yang terus saja berhembus membuat Sisil rileks dan santai.
Ya mereka sekarang berada di taman belakang sekolah , tempat yang jarang dikunjungi siswa ataupun siswi. Padahal tempat ini adalah tempat yang pas untuk bersantai ataupun menyendiri. Bahkan Sisil baru tau ada tempat yang benar-benar ia butuhkan di sekolah ini.
Ya Sisil butuh ketenangan dan kesejukan seperti ini sebelum memulai aktivitas tersembunyi nya kembali.
"Makasih ya udah bawa aku ke tempat ini. Jujur aku baru tau dan ini bener-bener tempat yang aku butuhin sekarang." Ucap Sisil lembut namun tetap lurus memandang kearah kolam ikan yang masih terurus.
Albert tersenyum "Sama-sama , lagian aku juga lagi butuh tempat kaya gini setelah pusing rapat acara besar taunan sekolah nanti"
Sisil menoleh kan kepalanya "cie sibuk ya pak ketos" ledeknya seraya menunjuk-nunjuk pipi Albert.
"Jangan jail deh Sil." Kekehnya membuat Sisil mengeram kesal.
"Rese" gumamnya pelan yang nyatanya masih didengar oleh Albert.
"Ngambek huh?" Tanyanya.
Tak ada jawaban dari Sisil. Bukan, Sisil tidak betulan marah ataupun ngambek kepada Albert. Hanya saja rasanya menyenangkan mengerjai Albert.
"Loh loh kok ngambek beneran sih Sil. Oh ayolah aku cuma bercanda" Albert tak henti-hentinya membujuk Sisil yang ngambek , Oh ayolah Bert Sisil hanya mengerjai mu.
Namun segala upaya yang Albert lakukan sama sekali tak digubris oleh Sisil. Malah sekarang Sisil memilih bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan Albert yang terbengong melihat kepergiannya.
Namun nampaknya langkah Sisil terlalu kecil dan masih bisa dikejar oleh Albert yang berjalan menyusulnya lalu menghadangnya di depan umum.
"Hey Hey. Dengar Sisil aku minta maaf tapi aku sama sekali gak mau kamu marah ke aku kaya gini" ucapnya seraya memegang kedua pundak Sisil dan matanya fokus ke mata Sisil.
Mereka tak sadar bahwa sudah banyak pasang mata yang menyaksikan perjuangan Albert dalam meminta kata maaf dari Sisil. Bahkan tak sedikit pula yang mengabaikannya.
Sisil tak tahan untuk terus menahan tawanya. Sampai - sampai tawanya pecah di depan Albert saat itu juga. Membuat Albert mengerutkan keningnya bingung akan tertawanya Sisil yang tiba-tiba.
"Aduh duduh ahahah muka kamu Al. Ahahah aduh muka kamu konyol banget kaya gitu" tawanya lepas yang mengundang perhatian orang banyak.
Albert yang mulai sadar bahwa ia dikerjai oleh Sisil pun lantas langsung menghujani Sisil dengan gelitikan yang membuat Sisil terus tertawa. "Hayo rasain, Rese ya ngerjain aku. Aku udah khawatir kalo kamu ngambek eh malah dikerjai. Ayo sukur rasain" ledeknya.
Albert terus menjalankan aksinya sampai suara bel memaksanya untuk menghentikan aksinya "aduduh kamu jahat ih geli tau" rengek Sisil membuat Albert mencubit pipi Sisil gemas.
"Makanya jangan iseng Sil"
"Hehe maaf deh."
Mereka pun berjalan beriringan menuju kelas dan sesampainya didepan kelas Albert menghentikan langkah Sisil.
'Tunggu deh sil" larangnya.
"Loh kenapa Al? Udah bel tau ayo masuk" Ajak Sisil.
"Sabar dong..." ia menjeda membuat Sisil menunggu "... Gimana kalo nanti pulang sekolah kamu aku anter?" Tawarnya.
"Gak bisa. Aku kan bawa mobil" jelasnya.
"Yahh. Yaudah gini aja. Besok kan minggu gimana kalo kita jalan?" Tawarnya lagi membuat Sisil mengernyitkan dahinya.
"Tunggu-tunggu. Ini ada apa gerangan mengajak saya jalan hm?" Ledeknya seraya menaik turunkan alisnya.
Albert tersenyum. "Sebagai hukuman kamu yang tadi udah ngerjain aku lah"
Sisil nampak berfikir "Oke nanti kita bahas lagi lewat chat. Yuk masuk" ajak Sisil yang dibalas anggukan oleh Albert.
.
3
2
1
"Yeay" sorakan kemerdekaan terdengar diseluruh antero sekolah. Yang tandanya bel pulang sekolah baru saja berbunyi. Membuat semua murid bisa bernafas lega karena baru saja keluar dari pelajaran tambahan yang dilaksanakan oleh seluruh kelas karena guru yang mengajar adalah kakak-kakak dari US.
Dalam hitungan detik seluruh lorong sekolah bahkan sampai lapangan sudah penuh oleh murid yang ingin pulang. Begitupun dengan Sisil dan Caca yang sudah selesai mengemasi buku dan alat tulis yang berserakan dimejanya ke tas.
"Sil lo mau langsung pulang?" Tanya Caca membuat Sisil menoleh.
"Iya nih ca ada urusan hehe"
"Tau deh elah. Kalo gitu gua duluan ya? Bye Sil, see you" pamit nya yang dibalas lambaian oleh Sisil.
Kalau kalian bertanya kemana Albert dia dispen untuk rapat bersama OSIS dan pastinya ia sudah pulang terlebih dahulu bersama temannya.
Kini tinggallah Sisil yang sedang berjalan menuju parkiran karena nampaknya sekolah sudah mulai sepi bahkan hanya tersisa beberapa murid yang berlalu lalang .
Sisil berjalan santai sampai tak menyadari bahwa dibelakang nya ada seseorang yang bersiap untuk menyapanya.
"SISIL" teriak orang itu membuat Sisil memutarkan badannya menghadap sang pemilik suara.
Sisil tampak mengernyitkan keningnya bingung karena ia sama sekali tak kenal dengan orang yang memanggilnya ini.
Tampak orang itu berlari santai menghampiri Sisil dan entah kenapa Sisil juga malah memilih menunggu lelaki itu daripada meneruskan perjalananya ke parkiran.
Saat orang itu sudah berada dihadapan Sisil, Sisil pun angkat bicara "btw lo siapa?" Tanyanya.
Yang ditanya hanya nyengir watados "Hehe gua Gaga, kenalin"
"Oh gua Sisil, kenapa? Gua lagi buru-buru nih maaf ga bisa lama"
"Eh sorry ya ganggu lo. Gapapa sih cuma mau kenalan aja." Ucapnya gugup.
"Oh oke Ga gua lanjut balik ya? Gapapa kan?" Tanyanya.
"Santuy Sil, hati-hati ya dan sampai ketemu besok" Gaga melambaikan tangannya ke Sisil yang sudah hampir jauh dan menghilang dari hadapannya.
"Oke" jawab Sisil yang masih bisa didengar oleh Gaga dan tak lupa balasan lambaian tangan Sisil kepadanya.
Gaga tersenyum tipis melihatnya. Entah kenapa ia merasa bahwa wanita tadi adalah orang yang akan membuatnya berhenti menjadi playboy.
Tunggu tanggal main abang Gaga yang neng Sisil. Batinnya
☆☆☆
eakkk babang Gaga modus amad ya ama eneng Sisil.
Rabu, 4 januari 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Why should I ?
Teen FictionGangster ? Mafia ? Udah bukan hal yang biasa di jaman ini. Jaman dimana teknologi yang memimpin dan jaman dimana kekerasan meraja lela. Tapi kalau gangster dan Mafia baik apakah kalian sudah pernah liat ? Tentu belum. Karena itu hanya ada di kisa...