10

731 28 13
                                    

"Aku harus berhati-hati, ini belum waktunya."

---

Dua orang berbeda gender itu sekarang sedang duduk di sofa kumuh yang berada di rooftop sekolahnya. Yang wanita masih mencoba meredakan emosi nya yang masih meluap, dan yang pria mencoba untuk bertanya.

"Elo"

Mendengar suara itu membuat yang wanita menoleh, mencoba memasang wajah datar untuk menutupi emosi yang masih tersisa.

"Elo siapa sebenarnya?" Tanya pria itu.

Wanita itu tersenyum geli mendengar pria yang sepertinya sedikit curiga melihatnya bertingkah seperti tadi "Gue Sisil lah."

Aldi sedikit terkekeh mendengarnya "Maksud gua bukan itu bego. Gua nanya lu siapa sebenarnya bukan nama lo."

Sisil tersenyum nampak berfikir jawaban apa yang tepat untuk menjawab pertanyaan Aldi "Gua siapa sebenarnya ? Gua Sisil anak Indonesia, punya dua kakak cogan, dan ortu masih lengkap." Ceritanya panjang lebar.

Aldi terkekeh lagi mendengarnya, ternyata gadis yang pernah membuatnya emosi itu tidak seburuk yang ia kira. Ia baik, dan lucu. Tapi penuh rahasia.

"Oh" Jawab Aldi kembali singkat dan padat. Oh wujud aslinya.

Sisil memanyunkan bibirnya mendengar jawaban Aldi yang terbilang nampak bodo amat. Ia tau bahwa orang yang pernah ia tonjok itu adalah orang yang dingin, tapi itu sedikit mengesalkan. Ya walaupun kesal kesal gemas.

Keduanya pun diam, tak tau lagi harus berbicara apa. Karena topik sudah habis, akhirnya Sisil memutuskan untuk kembali kekelas. Ia tau kalau Caca pasti mencarinya, ia tak mau Caca sampai khawatir.

Sisil beranjak pergi meninggalkan Aldi yang masih termenung, mencoba memecahkan teka-teki atas semua kejadian kecil yang ia lihat.

Saat Sisil sudah keluar dari pintu Aldi langsung menghembuskan nafas gusar nya.

Sambil mencoba membayangkan wajah dan sedikit kejadian aneh dari Sisil, ia mengerutkan dahinya "Dia banyak rahasia." Ucapnya.

---

"Astoge lo kemana aja Sil gua cariin kagak ada." Tanya Caca dari tempat duduknya saat melihat Sisil yang memasuki kelas dengan wajah kusut nya.

Kebetulan jam pelajaran pertama dan kedua sedang kosong, jadi ia bisa tenang. Dan untungnya lagi sang biang kerok akan bencana patah hati yang sedang ia alami tidak berada di kelas sekarang.

"Gua habis dari atap." Jawabnya seadanya.

"Lo dibawa Aldi ke atap? Seriously? " Tanyanya antusias.

Sisil mengangguk "Jangan berfikir macem - macem oke!"

Caca terkekeh mendengarnya "Tau aja kalo gua mau mikir anu muehehe. Btw lo udah gapapa kan?"

Sisil tersenyum "Gapapa kok. Cuma sakit di sini nya belum ilang." Ucapnya seraya menunjuk hatinya.

Caca terkekeh dan mengelus pundak sahabatnya, menyalurkan semangat kepada sahabatnya yang sedang patah hati "Semangat. Cowok brengsek kaya dia emang musti di lupakan. Gua aja syok pas tau dia brengsek macem itu. Padahal biasanya dia tampak waw banget."

Why should I ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang