Love Series :: 1

1.8K 63 10
                                    

Gadis itu berlari terbirit menuju sudut gedung pelatihan. Keringat mengucur deras dari pelipis kepalanya. Heuh, ia memang atlit- tapi atlit juga manusia, akan tetap tersiksa jika harus mengitari arena bulutangkis yang memiliki beberapa lapangan. Belum lagi riuhan junior yang tengah memulai latihannya-
'Hap'
Entah kekuatan darimana, gadis berkulit putih itu menangkap sebuah shuttlecock yang entah darimana datangnya. Dengan sigap tangan itu melempar kembali si shuttlecock kearah sang pemain. Tuh kan... ternyata Hendra makin ganteng aja ><

Lelaki yang usianya lebih dewasa satu tahun dari Liliyana itu tersenyum, lalu melambaikan tangannya. 'Ah ini masih sore dan dia masih sempet sempetnya bikin gue terpesona?' bathin si gadis yang kini tanpa sadar menghentikan tubuhnya tepat dibelakang net. Iya- net lapangan ya, bukat net tv.
"Cik, minggir dong!" Suara Ahsan terdengar gemas, membuat Liliyana membalikan tubuhnya, menatap malas pasangan ganda putra dari pujaan hatinya itu.

Karena mendapatkan sinyal dari perutnya lagi, akhirnya gadis yang biasa dipanggil Butet inipun mengalah. Ia berbalik lagi dan melanjutkan langkahnya menuju sudut gedung. 'SH*T! Heran lagi nih, junior kok pada niatnya selfie didepan toilet, bikin sesek aja' gumaman itu lirih terucap dari Butet.

Sesekali ia melihat beberapa junior yang melempar senyum kearahnya. Dari lorong kamar mandi perempuan yang super duper penuh- akhirnya gadis berkulit putih itu mendudukan dirinya diatas kursi panjang yang letaknya tepat didepan area restroom. Tidak mungkin... tidak mungkin jika harus memakai kamar mandi diarea depan kan?

'Sepi banget toilet cowonya... apa gue masuk aja ya? Ah tapi kalo ketauan gimana? Habislah image gue yang super kece ini... eh aduh, Ya Tuhan, ini keluar terus... mana gasempet bawa ganti pula- nyesel gabawa hp deh gue!' Kira kira begitulah rintihan hati seorang Butet- sudah puluhan tahun jadi atlit tapi masih sering bermasalah sama hal ini- Ya! 'Dapet'.. datang bulan gitu deh. Harusnya kemarin dia ikutan Debby untuk menyuntik hormon penunda datang bulan, tapi gara-gara si Bro wiks yang minta latihan sampe tengah malam- dia harus menunda hal itu.

Dipikirnya masih seminggu lagi sih- tapi malah maju harinya. Liliyana jadi ingat perkataan ibunya tempo hari,
"Lho... datang bulan kok dipermasalahin sih? Kalo makin maju ya berarti kamu lagi subur-suburnya, sayang. Makanya cepet nikah... jangan alesan Rafa melulu, lama-lama mamah larang ya kamu main sama Rafa"
Gadis itu bergidik ngeri mengingat kata-kata penuh sindiran dengan nada halus yang keluar dari mulut ibunya.

"Ci?"
"Cok?"
"Ciiiii.... yang boleh manggil gue ucok cuma ayang debby aj-"
"Debby mana? Lo dari tadi sama dia kan? tolong panggilin ya cok... please, gue butuh banget sama dia" suara Liliyana memotong cerocosan Praveen.
Si junior cuma nyengir, "Ci... Debby sama gue kan cuma latihan sampe jam 3, Yaudah dong setelah jam 3 dia diseret sama supirnya"

Gigi putih Liliyana saling beradu- gereget sama jawaban Praveen yang sok-sok polos. "Maria?"
"Mba Maria? Nah... tadi lagi ada wawancara sih" Praveen nyengir lagi, "Emangnya cici butuh apa?"
Pandangan Liliyana teralih kearah toilet pria kembali- benar benar tak ada seorangpun disana!
"Cok... lo lagi ngga sibuk kan? Cepet minta kunci kamar gw ke ci Vita, bilang kalo lo disuruh gw ambil sesuatu" gadis itu bangkit dari posisi duduknya- sedikit berkacak pinggang
"Eits... santai dulu dong ci, emangnya ambil apaan sih?" Tanya praveen

Liliyana membenahi letak poninya, mengedarkan pandangan ke sekitar... lalu menarik bahu juniornya yang tubuhnya lebih tinggi itu untuk mendekat, "Ambilin gw pembalut diatas lemari.. C.E.P.E.T.A.N!" Bisik Liliyana

Praveen masih diam- matanya tak berkedip sedikitpun- sampai....
"Ciyeee ... ucok, udah move on dari ci debby yaa..." suara Cempreng khas Linda menggugah kekagetan Praveen- juga kejengkelan Liliyana yang kini sukses membulatkan matanya.
"Haha... ci butet ati-ati ya... ucok masih suka gigit kan? Hahaha" gelak tawa itu membuat Liliyana sweatdrop- lalu mengisyaratkan Praveen untuk segera mengambil benda pusak a di kamarnya. Kenapa tidak meminta bantuan Vita? Kalian tentu tau... setelah retired, mantan pasangan Liliyana pada ganda putri itu memilih bergabung sebagai salah satu staff PBSI- Dan musim musim menjelang sudirman cup sudah dipastikan kesibukan Vita akan bertambah.

Love SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang