Mobil berwarna hitam metalic itu melaju kencang diantara lalu lalang kendaraan lain. Ini malam minggu teman, tidak ada latihan apapun di pelatnas. 2 hari telah berlalu sejak kejadian tak mengenakan kemarin, Setidaknya gadis manado itu lebih tenang sekarang ini. Tak ada gangguan darimanapun, khususnya dari Yongdae tentunya.
Hubungannya dengan Tontowi juga lebih baik. Ya- meski,
'TINN'
'TINN'
"Ci Butet!!!"
Hampir saja mobil yang dikendarai Liliyana mencium kekarnya pembatas jalan- bukan tanpa sebab sih, tapi memang hal ini pasti akan mengenai kalian ketika mobil yang kalian kendarai dipepet secara brutal dari arah samping."Sialan lo! Ups!" Bisa-bisanya Owi berlaku gila ketika membawa istri dan anaknya, Duh! Ini yang Liliyana gahabis fikir- juga gabisa maki-maki owi seenaknya.
"Ci.... kejar mobil saya dong" teriak Owi lagi, pria 28tahun itu berusaha menyeimbangkan laju mobilnya agar tetap me'mepet' mobil Liliyana- sementara istrinya merem melek.Ya gitulah, Liliyana mencoba tidak terlalu 'baper', tidak terlalu emosi menghadapi apapun. Lagipula dia ini bukan gadis belasan yang baru kenal dunia. Perjalanan pulang dari cipayung sampai serpong diiringi lantunan suara sendu dari Sammy simorangkir.
0-0-0-0
"Horeeee aunty pulang!"
Teriakkan Rafa menggema diarea ruang tamu. Bocah berusia 4tahunan itu sontak berlari menghambur tubuh auntynya dengan erat.
"Ko, Mama mana? De kenzo mana?" Tanya Liliyana seraya membimbing Rafa untuk duduk disofa
"Mama di dapur sama Papah aunty, de kenzo di kamar, nanti ya Rafa bilang dulu aunty pulang" sebelum meninggalkan Liliyana, Rafa mencuri ciuman kecil dari pipi Liliyana.Liliyana berjalan menuju kamarnya. Menenteng sepatu olahraga dan tas racket dipunggungnya. Namun sebelum memasuki kamarnya, pandangan gadis itu tertuju pada kamar Kenzo dan Rafa yang berada tepat didepan kamarnya.
"Astaga! Ci Lista!!!!!!!!!"
0-0-0-0
"Dimakan dong dek," ujar Kalista seraya membantu Kenzo membalik piringnya.
"Iya dek, Yongdae tawarin juga, dia itu tamu kamu lho" Sang kakak ipar menimpali.Liliyana melirik tak enak kearah pria yang kini duduk persis dihadapannya. Sementara pria korea itu malah menaik turunkan alisnya, tersenyum sok polos.
"Ambilin nasinya dek, kali dia riskan sama kita...."
"Dia bisa ambil sendiri, ya ga fa?"
Rafa mengangguk sembari tersenyum mengejek, sejak tadi sore orang 'asing' ini memang mengganggu ketentraman hidupnya. Datang tak diundang, begitu datang menarik perhatian orangtua serta adiknya- Rafa tuh gabisa diginiin! *coret*0-0-0-0
Hari apa sih ini?
Kok bisa Liliyana ngerasa sial bertubi-tubi, niatnya mau malam mingguan sama keponakan- sekedar keliling kompleks atau main ke mall. Tapi?
"Biar kubantu..." ujar seseorang dari belakang Liliyana.
"Tidak perlu!" Sergah Liliyana tanpa perasaan.Mental Yongdae mental atlit, ya- tidak akan goyah hanya karena ditolak sekali atau duakali. Pria korea itu semakin mendekatkan tubuhnya, mencoba menyentuh kedua bahu Liliyana yang kembali asyik dalam kegiatannya- mencuci piring.
Pria korea itu sedikit mengerjap, menghirup aroma parfum maskulin yang berasal dari tubuh gadis pujaannya. Terkadang ada hal yang memang harus ditunggu, seperti ini misalnya.... dulu, ketika belum sedekat ini, Yongdae sering berfikir untuk pura-pura menabrak tubuh Liliyana- tapi sayangnya, atlit XD itu mempunyai refleks yang bagus. Ditambah Tontowi yang selalu mengekorinya, Dipastikan usaha itu gagal.
"Jangan mendekat!"
Kedua bola mata itu membulat, terkejut dengan apa yang berada ditangan Liliyana sekarang.
"Letakkan pisaunya- Liliyana!" Teriak Yongdae gusar
"Pergi darisini!!!" Bentak sang gadis penuh amarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Series
FanfictionKisah Liliyana dan Lee Yongdae yang selalu punya cara sendiri untuk bisa 'bersama'