Chapter 20 - Darren Lorr

14.9K 728 15
                                    

Viola sedang menikmati buah apel saat pintu kamarnya terbuka lebar. Suara nyaring pria membuat kupingnya sedikit sakit.

"Nona Muda!"

Austin berjalan cepat menghampiri Viola yang duduk di ranjang. Tangannya memeriksa lengan kiri Viola yang diperban, bahkan dengan berani dia memegang kepala Viola untuk memastikan lukanya.

"Menyingkir dariku." Viola menghempaskan tangan Austin menggunakan tangan kanannya yang tidak terluka.

"Ah, maafkan aku Nona Muda, aku hanya ingin memastikan." Austin mundur dua langkah sedikit malu. "Sebenarnya apa yang terjadi?"

Viola ingin menjawab namun kata-katanya terhenti saat melihat pria tampan keluar dari belakang Austin.

Rambut pria itu pirang dan matanya berwarna biru. Terlihat seperti pangeran yang sering Viola lihat di buku.

Pria tampan itu tersenyum lembut menghampiri Viola.

"Salam kenal Nona Viola, aku Darren Lorr."

Viola terdiam. Ini pertama kalinya dia melihat senyuman seindah itu. Terlihat sangat lembut dan terasa nyaman.

"Nona Muda?" Austin menggerakkan tangannya didepan wajah Viola untuk menyadarkannya.

"Eh..?" Viola menatap Austin linglung. Wajah Darren yang seperti pangeran di buku, sedikit mengguncang Viola.

"Ini sepupuku Darren, anak Paman Viscant."

Viola akhirnya tersadar. Bukan berarti dia jatuh cinta pada pandangan pertama. Viola hanya terkejut sesaat dengan wajah sempurna dan senyuman indah Darren.

"Salam kenal, Tuan Darren."

"Hanya panggil aku Darren."

"Kalau begitu, panggil aku Viola."

Darren tersenyum geli. "Baiklah, Viola."

Austin menatap bosan keduanya. "Hentikan panggilan tidak penting itu."

Darren hanya tersenyum menanggapi. Pria tampan itu menyerahkan bunga dan buah yang dibawanya. "Aku datang kesini untuk meminta maaf. Kecelakaan itu terjadi karena kelalaian kami."

Viola menerima lalu memindahkannya ke meja disamping ranjang. Mawar merah muda yang Darren bawa sangat indah dan harum.

"Terimakasih, tapi ini semua terjadi karena pegawai dari perusahaan Kingston."

"Tetap saja kecelakaan itu terjadi ditempat Lorr, aku ikut bertanggung jawab." Wajah Darren terlihat bersalah. Pria itu mulai duduk disamping Austin.

"Aku dengar ada yang mendorongmu dari lantai dua. Siapa dia? Katakan padaku, biar aku yang menghajarnya." Austin menggulung lengan bajunya seolah ingin memukul seseorang.

Viola menjentikkan jarinya di dahi Austin.

"Aw! Nona Muda, kenapa?"

"Hentikan omong kosongmu."

"Omong kosong? Aku serius. Siapa yang berani menyakiti Nona Muda, sama saja menyakitiku."

Look For Black EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang