enam

1.6K 182 3
                                    

"Apa jika hanbin yang mengatakan ini kau akan senang?" Gumam bobby

".......bobby aku harus pulang. Mian" jawabku sambil mencoba melepaskan genggaman tangan bobby

"Aku akan mengantarkan mu"

"Ani... A-aku.. Aku harus mampir ke suatu tempat. Aku pergi" ucapku meninggalkan bobby sendirian yang berdiri termenung menatapku

'Mian bobby.. Aku tak tahu harus berkata apa'

Aku berjalan dan terus berjalan kaki ku rasanya sudah mati rasa. Kakiku tak merasa lelah justru rasanya aku ingin terus berjalan meninggalkan kota ini. Hanya hatiku yang lelah saat ini.
Bobby... Hanbin... Mereka membuatku pusing.

Kenapa aku harus memiliki perasaaan aneh seperti ini kepada hanbin? Kenapa bobby tiba-tiba berkata mengerikan seperti itu?

Perjalananku berhenti tepat didepan taman bermain. Taman yang biasa didatangi kami bertiga sejak dulu. Dan taman yang ku datangi jika aku sedang banyak pikiran seperti ini.

Aku duduk disalah satu ayunan dan menggoyangkannya dengan tinggi.

"Waaaaaaaaaaaa!!!"

"Hahahahahahaha lebih tinggi"

"Woaaaahhh ah menakutkan hahahaha"

"Yak! Kau mau mati?" Teriak seseorang

"Hah?" Aku mencari sumber suara itu lalu menghentikan laju ayunan dengan kaki ku

"Hanbin?"

"Kau mau mati hah? Apa kau tak lihat betapa tingginya kau mengayunkan tadi? Apa kau tak pernah berfikir sedikitpun?!" Teriaknya

"..kau kenapa? Menyeramkan"

Hanbin mendekati ku dan duduk di samping ayunanku sambil merogoh sesuatu di kantung pelastik hitam yang dibawanya sedari tadi

"Ige" serunya sambil menyodorkan ice cream chocolate kesukaan ku.

Aku menatap ice cream itu sesaat dan mengambilnya

"Hem? Tumben sekali"

"Kau kemana saja selama 3 jam ini? Aku mencari kau dan bobby di karaoke tapi kalian tak ada disana. Saat ku menelepon bobby dia mengatakan kau sudah pulang dan kenapa handphone mu tidak aktif ya pabbo!"

"Aish kau berisik sekali orang-orang bisa ketakutan mendengarnya" jawab ku sekenannya sambil melirik sekitar

Yah malam begini memang tak ada siapa-siapa disini hanya kami berdua.

"Jawab aku bodoh" ketus hanbin

"Aku berjalan-jalan" ucapku masih menikmati ice cream. Tidak peduli dengan tatapan horror hanbin di sebelah ku

"Kau tau ada orang yang khawatir menunggumu dari tadi?"

"Nugu? Eomma?"

"TAK!"

"YAKKK! APPO!!!"

"Kapan kau bisa peka dengan orang sekitar mu hah?"

"...."

"Kau baik-baik saja?"

"Apa peduli mu" gumamku. Ah pembicaraan ini membuatku tak selera makan ice cream ini. Benar-benar perusak mood kim hanbin.

"Aku peduli pabbo"

Aku tak menjawab. Ani. Aku tak bisa menjawabnya, kenapa tiba-tiba sesak seperti ini? Kenapa sesak sekali

Hanbin berdiri dan mendekati ku, ia berjongkok di hadapanku. Dan menatap tepat dimanik mata ku dan sedetik kemudian ia mengelus pipiku.

Ani dia menghapus air mataku.

"...ada apa dengan ku hanbin-ah?" Rengeku dan air mata sialan ini semakin menjadi mengalir

Hanbin tak menjawab. Ia masih terus menatapku

'Jangan menatapku seperti ini hanbin.. Rasanya sesak sekali menatap mata itu'

"Se...sesak hanbin-ah. Rasanya sesak sekali" cerocos ku lalu menepuk dadaku sendiri. Ah aku butuh udara

Hanbin menarik daguku membuatku kembali menatap mata itu.

Aku tak menyadarinya

Tapi bibir itu sudah menempel di bibirku.

Lembut.

Hangat.

Membuat ku dapat bernafas dengan normal lagi.

(un)lucky girl { Hanbin × Lisa }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang