chapter 7

19 3 0
                                    

Pagi ini langit terlihat mendung. Angin September menggugurkan daun-daun di halaman sekolah. Hari ini aku merasa kurang enak badan mungkin karena kemarin hujan-hujanan. Tapi aku suka.

"haiiiiiiii....selamat pagi"
Mendengar suara itu, aku terhenti di depan pintu kelas.

Aku sudah sampai di depan kelas?

Aku mengerjap satu kali. Berbalik badan mencari arah suara itu. Dan benar saja. Suara itu bersumber dari Yurika. Ia berjalan mendekatiku.

"akan ku tebak" ia menyipitkan kedua matanya seolah-olah sedang berpikir keras. Aku melipat kedua tanganku di dada.

"ohhhh Achaaann...kau mengerikan sekali. Kantung matamu??? Astagaa" Ia memegangi pipiku. Sejak dulu dia memang selalu peduli dengan keadaanku. Itu yang membuat aku selalu berusaha menjaganya. Aku sudah menganggapnya seperti saudaraku. Terkadang aku mengundangnya untuk minum teh bersama. Begitu juga dia. Always be My closest friend, Yurika. Entah apa yang mendorongku untuk memeluknya. Aku memeluknya erat.

"Aaahhhh....kau bisa menceritakannya padaku bukan??" Yurika berbisik di telingaku. Aku tetap diam. Terkadang ada ketakutan untuk kehilangan sahabat yang satu ini.

Mataku menemukan sosoknya lagi. Tidak begitu jelas karena sedikit tertutup rambut Yurika. Ia tengah berjala bersama seorang temannya. Kurasa ia baru sampai di sekolah. Ia duduk di bangku panjang depan kelasnya. Mengatakan sesuatu kepada temannya, dan tertawa. Napasku tercekat.

Aku melepaskan pelukan Yurika.

"haaaaaa.....kau tahu kemarin sungguh hari yang menyeeeeeeenangkan. Oh aku bahkan sudah membeli novel terbaru Ilana Tan. Kurasa kau akan menyukainya. Baiklah-baiklah aku akan meminjamkanmu, tapi setelah aku menyelesaikan halaman terakhir. Ok??. Uhhhh...aku ingin ke toilet sebentar. Ok, daaah" aku hanya mencoba menutupinya. Dan berjalan menuju toilet. Sedikit mengatur napas.

Bahkan melihat orang yang aku sukai, merasa sakit. Aku juga tidak tahu kenapa. Iya. Aku tahu ini berlebihan. Lalu salah siapa??. Aku mencoba menyadarkan diri. Kenapa ada orang seperti dia di muka bumi ini??.

Ujung-ujung bibirku terangkat ke atas. Menghapus butir-butir airmata di pipi.

"huufff" aku berjalan keluar.

He Gazed Into My EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang