Three - Hilang

122 17 2
                                    

Author pov

"Mampus, udah jam segini.", gumam Aya kesal sambil menatap jam tangannya.

Karena Aya terburu-buru dia menabrak seseorang. Aya kehilangan keseimbangan dan terjatuh.

"Aw sakit, jangan ditengah jalan kek.", bentak Aya.

"Heh, cewek sialan. Kau menjatuhkan kopiku dan kau yang marah?. Dasar perempuan."

"Kau.... cowok menyebalkan kemarin? Argghh... kau lagi kau lagi."

"Sekarang kopiku tumpah, di kelas pasti aku tidur. Kau harus ganti."

"Ck, aku telat sudah telat nih.", Aya melihat jam tangannya.

"Gelang itu?."

Flashback.

"Hali Hali. Gelangnya indah sekali."

"Ck, kayak begitu indah?, seleramu terlalu buruk."

"Berisik."

"Kau mau?."

"Hm...mau sih, tapii...-"

"Pilih gelang yang kau mau?."

"Tidak usah.", Aya melambaikan tangannya.

"Ck, sudah pilih saja."

"Hmm.. aku mau yang ini. Ada bintang dan mutiara putih kecil-kecil."

Hali mengambil gelang itu dan membayarnya.

"Nih."

"Huwwaaa, terima kasih Hali."

"Seperti anak kecil saja."

"Memang, umur kau dan aku itu sama, sama-sama 8 tahun."

"Terserah."

"Sekali lagi, terima kasih.", Aya memeluk Hali.

Wajah Hali memerah.

Flashback end.

"Huh, manis sekali."

"Hei, melamun saja.", Aya mendekatkan wajahnya ke hadapan cowo itu.

"Gausah deket-deket kayak gitu.", ucap cowo itu menjauh dengan wajah memerah.

"Lagian melamun mulu."

"Ngomong-ngomong, gelang itu dari siapa?."

"Ini?.", Aya menatap gelangnya dengan perasaan sedih.

"Bukan urusanmu.", ucap Aya menirukan suara cowo itu.

"Suaramu menjijikan."

"Namamu siapa?."

"Jika kau tahu namamu, mungkin kau mengira namaku itu aneh, jadi tidak usah tau."

"Huh kau memang cowok paling menyebalkan yang pernah kutemui. Oh sial aku telat, ingat kita bertemu lagi disini.", Aya meninggalkan cowo itu sendirian.

"Heh, Hali bodoh. Gelang seperti itu banyak yang menjual."

~000~

"Anak-anak, hari ini murid kebanggaan kita, teman terbaik kalian akan pindah sekolah yang lebih baik, SMA Kebanggan Bangsa."

"Ibu ga bercanda?."

"Kok pindah?, emangnya kenapa bu?."

"Ah Ibu bercanda pasti."

"Sudah sudah, jangan berisik. Hari ini dia pamit kepada kalian. Dimana Aya?."

'BRAK'

Satu kelas menatap pintu yang dibuka secara kasar. Yang membuka adalah Aya.

Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang