0

850 123 10
                                    

Seoul, 2016







Derasnya hujan yang mengguyur kota Seoul malam ini membuat Nayeon sedikit kesusahan. Ia tidak mengira bahwa malam ini akan turun hujan, karena pada pagi harinya langit sangat cerah. Ia benar-benar terjebak hujan.

"Kenapa tadi gak bawa payung aja sih," gerutu Nayeon di lobby kantornya. Ia menyentuh bibir bawahnya--yang sudah menjadi kebiasaan, dan menatap kosong apa yang ada di hadapannya.

Tin! Tin!

Suara klakson sebuah mobil mengagetkan Nayeon. Seketika, wanita itu kembali dari alam bawah sadarnya dan menatap aneh mobil di hadapannya.

Kemudian, kaca dari mobil tersebut berangsur turun dan menampakkan wajah pemuda yang tidak asing baginya. Ia menatap pemuda itu kesal.

"Gue tau lo gak bakal bawa payung. Pulang bareng?" Tawar pemuda tersebut. Dengan cepat, Nayeon berjalan menuju sisi kanan mobil dan masuk ke dalamnya.

Setelah Nayeon masuk dan memasang sabuk pengamannya dengan sempurna, perlahan pemuda itu mengendarai mobilnya untuk keluar dari area kantor Nayeon.

"Kok lo tau gue belom pulang?" Tanya Nayeon saat mereka sedang di perjalanan. Pemuda itu hanya terkekeh.

"Sekarang gue tau kebiasaan buruk lo. Males bawa payung, dan kemaren lo bilang, lo bakal pulang agak sore. Eh malah kebablasan malem," jawab pemuda itu tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan di hadapannya.

"Iya ya? Kok gue lupa pernah ngomong kayagitu?" Nayeon mencoba mengingat.

"Hahahaha pikun lo! Abang gue mana mau sama cewek pikun kaya lo," ucap pemuda itu sambil menoyor kepala Nayeon dengan jari telunjuknya.

"Jaehyun! Gue lebih tua dari lo ya! Sopan dikit kek!" Iya, pemuda itu Jaehyun. Nayeon melayangkan sebuah pukulan pada kepala Jaehyun.

"Sakit nun!" Jaehyun mengusap kepalanya dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya sibuk dengan kemudi.

Semenjak Suho pergi, Nayeon semakin dekat dengan Jaehyun. Menurut Nayeon, keluarga Kim memang pas untuk diajak bercerita. Jaehyun pun orangnya asik, tidak ember, dan pikirannya lebih matang dari usianya. Sama seperti kakak-kakaknya.

"Gimana hari kelima lo kerja? Udah dimarahin senior berapa kali?" Tanya Nayeon sambil mengambil setoples permen yang terdapat di dashboard mobil Jaehyun.

"Gak tuh, gue belom di marahin. Gue kan anak baik, sopan, kalem, mana mungkin dimarahin?" Ejek Jaehyun.

"Ya waktu itu gue dimarahin juga gatau kenapa alasannya. Senior gue ngiri kali gue cantik," Nayeon membuka bungkus permen yang ia ambil, dan memasukkannya ke dalam mulutnya.

"Gara-gara lo gendut kali, makan lapak meja orang jadinya. Hahahaha" tawa Jaehyun meledak saat ia membayangkan apa yang ia katakan. Nayeon hanya menatap kesal pria di sampingnya itu.

"Ya terserah lo." Nayeon menatap ke luar jendela.

"Besok jogging yuk?" Jaehyun menawarkan saat tawanya mulai mereda.

"Gah. Lo aja sono jogging bareng kambing lo." Nayeon menjawab dengan ketus, lagi-lagi Jaehyun tertawa.

"Kambing gue bukannya lo ya? Hahahahaha" Jaehyun tertawa sambil memegang perutnya. Karena kebetulan lampu lalu lintas di depan mereka dengan warna merah menyala, jadi Jaehyun leluasa dengan kedua tangannya.

"Apaan sih lo. Gak jelas." Ketus Nayeon. Jaehyun terkekeh dan mencolek dagu Nayeon dengan iseng.

"Sayang, jangan marah dong?" Jaehyun terus mengucapkan kata yang sama sambil mencolek Nayeon.

10 Years ( suho ; nayeon )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang