1

807 104 2
                                    

"Nay, kamu dicari Tuan Kim di ruangannya," Namjoo memunculkan kepalanya di balik bilik kerja milik Nayeon.

"Hah? Kok tumben? Mau ngapain?" Nayeon segera bangkit dari duduknya dan merapikan kemejanya yang agak berantakan.

"Kayaknya kamu bakal ngajarin anaknya deh, yang baru kerja disini jadi anak magang." Namjoo melirik meja kerja Nayeon yang agak berantakan. "Lagi sibuk banget ya?" Sambungnya.

"Iya nih," Nayeon menguncir ulang rambutnya yang sudah agak tidak rapi.

"Susah deh jadi kepercayaan si Bos mah," ledekan Namjoo disambut delikan Nayeon. Lalu, Nayeon segera berjalan menuju ruangan bosnya.

Nayeon mengetuk pintu tiga kali, dan menunggu sebentar.

"Ayo masuk," ternyata Park Chorong, sekretaris Tuan Kim. Nayeon menarik nafasnya, lalu menghembuskannya dengan pelan.

Ia masuk dan mendapati Tuan Kim dan seorang laki-laki yang duduk sembarangan di bangku depan meja utama Tuan Kim.

"Ada perlu apa ya, pak?" Tanya Nayeon dengan sopan, sambil berdiri tidak jauh dari meja Tuan Kim.

"Begini, Nayeon-ssi, saya ingin kamu membimbing anak saya untuk membuat laporan yang dulu pernah jadi tugasmu. Anak ini belum terlalu mahir buat laporan seperti itu," jelas Tuan Kim sambil berdiri dari bangkunya.

"Bukan gak terlalu mahir, tapi emang bukan bidangnya." Ucap pemuda yang sedang duduk di kursi yang tak jauh dari Nayeon.

"Jangan nyela papa dulu. Makanya, ini papa minta bawahan papa buat ngajarin kamu," Tuan Kim menegaskan. Sedikit ada konflik keluarga disini, rupanya. Pemuda itu berdiri.

"Ya tapi pa, Bobby gak mau kalo ngurusin semacam--"

Pemuda itu terdiam melihat siapa yang ada di hadapannya setelah ia memutar badannya. Ia benar-benar terpaku dan diam untuk beberapa saat.

"Yaudah, Bobby mau."

















"Ini tuh perkantoran apa iklan parfum sih?" Bobby melihat sekelilingnya, yang kini menjadi ruangan miliknya. Aneh memang, ia seorang pekerja magang tapi meminta ruangan sendiri. Alasannya, agar ia lebih fokus.

"Kenapa emang?" Nayeon menyahuti sambil membuka beberapa contoh laporan yang ia buat saat di jabatan sebelumnya.

"Banyak bidadarinya. Hehe." Ucap Bobby asal, membuat Nayeon mendelik pada pemuda itu.

"Ini contoh laporan yang pernah saya buat, dari yang paling pertama, saya ada salinannya. Buat contoh-contoh aja, jangan sama persis." Jelas Nayeon sambil memberi satu buah map yang berisi beberapa kertas.

"Loh, cuma begini bimbingannya? Kamu gak ngajarin saya buat bikin secara langsung gitu?" Tanya Bobby saat Nayeon mulai berdiri.

"Saya juga banyak kerjaan," jawab Nayeon dengan cuek. Bobby segera berdiri dan meraih pergelangan tangan Nayeon saat wanita itu membuka kenop pintu ruangannya.

"Kita belum kenalan." Kata-kata Bobby membuat Nayeon menaikkan satu alisnya, lalu tersenyum kecil.

"Saya udah tau nama kamu," Jawab Nayeon seraya melepas pelan genggaman Bobby di pergelangan tangannya.

Nayeon menghela nafas kasar saat keluar dari ruangan itu.















"Gatau, gue kesel pokoknya. Kenapa sih harus gue? Namjoo juga jago kok bikin laporan gituan doang," sungut Nayeon saat ia menyantap makan malamnya.

"Mungkin setelah ini gaji lo atau jabatan lo dinaikin lagi, Nay. Lumayan kali, ngajarin anak bos." Jaehyun menunjuk Nayeon sebelum memasukkan satu sendok nasi ke dalam mulutnya.

10 Years ( suho ; nayeon )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang