Nayeon melangkahkan kakinya keluar area kantor menuju halte, menunggu bis dengan jurusan rumahnya datang.
Sore ini udaranya sangat dingin karena cuaca tak menentu. Saat Nayeon berangkat, langit cerah-cerah saja. Siapa sangka, sekarang malah mendung.
Nayeon menggosok kedua lengannya dengan cepat, menghangatkannya.
Hingga tiba-tiba seseorang menyampirkan jaket ke pundaknya.
Nayeon menoleh, itu Jaehyun.
"Eh? Kok lo disini?" Nayeon terkejut saat melihat wajah Jaehyun tersenyum ke arahnya.
"Kenapa? Emang gaboleh?" Jawab Jaehyun dengan gak wolesnya-_-.
"Lah gue kan cuma nanya, santai dong," cibir Nayeon.
"Ayo pulang sama gue." Jaehyun menarik lengan Nayeon, dan tanpa menolak, gadis itu mengikutinya.
"Suho lagi sibuk banget ya?" Tanya Nayeon saat mereka sedang dalam perjalanan pulang.
"Iya, perusahaan lagi gencer-gencernya mau ngejar target." Jawab Jaehyun seadanya, disambut anggukan Nayeon.
"Kerjaannya Suho tuh berat banget ya?" tanya Nayeon sekali lagi. Jaehyun mengangguk.
"Makanya lo harus ngertiin dia." jawab Jaehyun seadanya, tanpa mengalihkan perhatiannya pada jalanan di hadapannya.
"Kok lo tau sih gue pulang sendiri?" Tanya Nayeon yang masih penasaran. Jaehyun tersenyum.
"Lo gak sadar, tiap pulang kerja, gue selalu lewat depan kantor lo?" Pertanyaan Jaehyun membuat Nayeon mengernyit, belum mengerti maksudnya apa.
"Apaan si? Ngapain deh?" Tanya Nayeon.
"Lo masih belom sadar juga, kalo selama bang Suho gak ada, gue selalu cari kesempatan?" Jaehyun menghela nafasnya.
"Apaan sih, Hyun?" Nayeon menatap Jaehyun dengan penasaran. Jaehyun menepikan mobilnya, lalu melirik ke arah Nayeon.
"Belum sadar juga, kalo selama ini gue sayang lo?"
Nayeon membeku di tempat. Bagaimana bisa Jaehyun melontarkan lelucon seperti ini?
"Gue gak bercanda, Nay. Kemaren gue nguping obrolan lo sama bang Suho di belakang. Kenapa lo masih belom terima dia padahal nyokap gue udah ngejar dia nikah?"
Jaehyun bertanya dengan frustasi. Nayeon menahan air matanya mati-matian, merasa menjadi orang terbodoh di muka bumi saat ini.
"Itu ngebuat gue ngerasa kalo gue masih ada harapan buat rebut lo dari bang Suho." Lanjut Jaehyun.
"Maafin gue-- beneran, sumpah, gue gak tau kalo lo ada perasaan.." ucap Nayeon.
"Lo bener-bener dibutakan banget ya sama bang Suho? Setelah 10 tahun kita bareng, ngelakuin hal-hal baru, dan setelah gue sadar gue suka sama lo, gue berusaha buat gantiin bang Suho di mata lo--- tapi kenapa gabisa?!"
Nayeon memejamkan matanya, menghirup nafasnya dalam-dalam, dan tanpa sadar air matanya sudah meluncur bebas di kedua pipinya.
"Gue-- gak tau.."
"Gue tau selama ini lo cuma anggep gue sebagai adek lo." Jaehyun berkata dengan dinginnya.
"Gue ngomong di depan keluarga kalo gue deket sama lo karena gue mau kakak perempuan dan gak kesampean. Tapi bukan ini rasa gue buat seorang kakak perempuan kaya biasanya,"
"Ya maaf, gue gak tau, Hyun. Gue sama sekali gak tau," lirih Nayeon. Jaehyun memandang Nayeon dengan iba, dan segera mengendarai mobilnya lagi dengan pelan.
"Gue ngerti, rasa lo buat gue gak lebih dari itu."
"Maafin gue, Jaehyun."
--
Nayeon benar-benar tidak pernah memikirkan bahwa hal ini akan terjadi. Bagaimana bisa, seseorang yang sudah ia anggap adik dan teman dekat, menyukainya?
Mungkin benar, apa kata orang. Laki-laki dan perempuan tidak bisa murni bersahabat, salahsatu diantaranya pasti ada yang menyimpan perasaan. Dan itu Jaehyun. Bagaimana bisa Nayeon tidak menyadari apa yang Jaehyun lakukan untuknya?
Kini, ada dua rasa bersalah di benaknya. Pertama, karena menunda jawaban untuk Suho. Ia merasakan apa yang orang jatuh cinta rasakan, namun masih belum yakin. Apakah ini hanya rasa senang karena Suho kembali? Atau rasa sayang yang ia simpan sejak 10 tahun yang lalu? Bagaimanapun juga, Nayeon ingin memastikan terlebih dahulu, sebelum melangkah lebih jauh.
Dan yang kedua, tentang Jaehyun. Ia sangat merasa bersalah akan perasaan Jaehyun yang selama ini terabaikan. Apakah Nayeon sebegitu dibutakan oleh Suho, hingga tidak menyadari keberadaan Jaehyun yang berbeda dari sebelumnya?
Dan sekarang, Nayeon yakin, kemanakah perasaannya akan berlabuh.
"Jahat gak sih kalo gue nerima Suho setelah nolak Jaehyun? Kok gue berasa Kylie Jenner banget sih?" Gumam Nayeon asal.
"Dek Nayeon? Ada Suho tuh di depan, nyari kamu," Nyonya Im membuyarkan lamunan Nayeon. Nah, momennya tepat sekali.
Dengan segera, Nayeon bangun dari tempat tidurnya dan segera berlari ke ruang depan.
Suho sedang duduk menyandar di sofa ruang tamunya, berlagak seperti tamu. Nayeon terkekeh dan segera duduk di samping Suho, membuat pria itu tersenyum.
"Ada apaan kak, dateng malem-malem? Padahal lewat chat juga bisa," tanya Nayeon.
"Kalo secara langsung kayanya lebih enak ngobrol," Suho langsung menyenderkan kepalanya pada pundak Nayeon.
"Nagih jawaban ya?" Tanya Nayeon dengan hati-hati. Suho mengangguk di pundak Nayeon, membuat Nayeon setengah mati menahan jantungnya yang sudah hampir lompat dari rongga dadanya.
"Aku... pasti mau kak. Tanpa jawab-pun, kamu udah tau," Jaehyun, maafin gue. Batin Nayeon
Suho mengangkat kepalanya, dan dengan secepat kilat mengecup pipi kiri Nayeon, membuat gadis itu merona.
"Makasih, udah pilih aku.... dibanding Jaehyun." Perkataan Suho membuat Nayeon sontak menoleh, bagaimana Suho tau?
"Aku tau, semuanya. Jaehyun bilang ke aku secara baik-baik, tenang aja." Suho kembali menyandarkan kepalanya di pundak Nayeon, lalu menautkan jarinya dengan jari Nayeon.
"Aku gak enak sama dia, serius." Nayeon meringis.
"Ternyata gak-pekanya kamu tuh kadang berguna, ya Nay," Suho terkekeh.
"Jadi, mau kapan nikah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
10 Years ( suho ; nayeon )
FanfictionApa salahnya menyukai seseorang yang lebih tua 5 tahun dari umurmu? Umur hanyalah angka, bukan?