Kamera no. 16

350 35 13
                                        

Laboratorium Kim YoungWoon sangat futuristik. Dengan dinding berwarna putih yang dikelilingi oleh berbagai komputer dan perlengkapan elektronik khusus, laboratorium itu tampak seperti semacam ruang pengoperasian. Kyuhyun bertanya-tanya, rahasia apa yang mungkin ada di dalam ruangan ini sehingga bisa membuat seseorang mencungkil bola mata orang lain untuk dipergunakan sebagai kunci masuk.

Sementara, Kohler tampak gelisah ketika mereka masuk. Matanya seolah mencari-cari tanda-tanda kalau ruangan ini sudah didatangi orang lain.

Tetapi, laboratorium itu kosong. Ryeowook juga bergerak lambat... seolah lab itu menjadi asing baginya tanpa kehadiran
ayahnya.

Tatapan mata Kyuhyun segera tertuju pada bagian pusat ruangan, tempat beberapa
pilar pendek mencuat dari lantai. Seperti miniatur Stonehenge, pilar tersebut terbuat dari baja berkilap dan berjumlah sekitar 12, serta berdiri membentuk lingkaran di tengah ruangan. Pilar-pilar tersebut tingginya kira-kira 1 meter, dan mengingatkan Kyuhyun pada pameran batu mulia di museum. Tapi, pilar-pilar yang ada di ruangan itu jelas bukan untuk menopang batu mulia. Setiap pilar menopang sebuah tabung tebal tembus pandang seukuran kaleng bola tenis. Tabung-tabung itu tampaknya kosong.

Kohler menatap tabung-tabung itu dan tampak bingung. Tampaknya dia kemudian memutuskan untuk mengabaikan tabung-tabung itu. Dia lalu berpaling pada Ryeowook.

”Ada yang dicuri?”

”Dicuri? Bagaimana mungkin?” sanggah Ryeowook. ”Alat pengenal retina itu hanya
memperbolehkan aku dan ayahku untuk memasuki ruangan ini.”

”Periksa saja laboratoriummu dengan cermat.”

Ryeowook mendesah dan memeriksa ruangan itu selama beberapa saat. Dia kemudian menggerakkan bahunya.

”Semuanya masih seperti ketika ayahku meninggalkan ruangan ini. Masih tetap berantakan.”

Kyuhyun merasa bahwa Kohler sedang menimbang-nimbang. Seolah lelaki tua itu
bertanya-tanya bagaimana caranya untuk mendesak Ryeowook dan bagaimana dia dapat mengatakan padanya. Tapi kemudian, Kohler memutuskan untuk membiarkannya sementara waktu. Dia lalu menggerakkan kursi rodanya ke bagian tengah ruangan dan memeriksa sekelompok tabung-tabung misterius yang tampaknya kosong itu.

”Rahasia sepertinya sebuah kemewahan yang tidak lagi dapat kami pertahankan,”
akhirnya Kohler berkata.

Ryeowook mengangguk setuju. Tiba-tiba dia tampak emosional, seolah berdiri di dalam
ruangan ini kembali mengingatkan dirinya pada sejumlah kenangan dengan ayahnya.

Biarkan dia sendiran, kata Kyuhyun dalam hati.

Seolah sedang mempersiapkan sesuatu yang akan dikatakannya, Ryeowook menutup
matanya dan bernapas. Dia kemudian menarik napas lagi. Dan lagi. Dan lagi....

Kyuhyun mengamati laki-laki itu. Tiba-tiba dia merasa khawatir. Dia baik-baik
saja, ’kan? Lalu dia menoleh ke arah Kohler yang tampak tenang seperti sudah pernah
melihat ritual seperti ini sebelumnya.

Sepuluh detik berlalu sebelum akhirnya Ryeowook membuka matanya.

Kyuhyun tidak dapat mempercayai perubahan di hadapannya itu. Kim Ryeowook telah berubah. Bibirnya yang tipis, manis dan sensual berubah menjadi ciut, bahunya melorot, dan matanya
memandang dengan sorot yang lemah; tidak lagi menunjukkan tatapan hangat yang menantang. Seolah-olah Ryeowook telah mengatur kembali setiap otot dalam tubuhnya untuk menerima keadaan. Api kebencian dan kecemasan pribadi telah padam seperti di siram air dingin.

"Dari mana aku harus mulai ...,” tanya Ryeowook dengan aksen lembut.

”Dari awal,” sahut Kohler. ”Ceritakan kepada kami tentang percobaan ayahmu..."

***************************

Di sebuah tempat di negara lain, seorang petugas keamanan berusia muda duduk dengan sabar di depan sekumpulan layar monitor. Dia menatap layar monitor yang
menayangkan tampilan yang berganti-ganti di depannya. Tampilan tersebut langsung
disiarkan melalui ratusan kamera video nirkabel yang tersebar di seluruh kompleks ini.

Tampilan tersebut berganti-ganti dalam sebuah urutan yang tidak ada akhirnya. Sebuah koridor dengan hiasan yang indah, Sebuah ruang kerja pribadi, Sebuah dapur dengan ukuran yang sangat besar, Sebuah taman besar dengan puluhan penjaga di setiap sisinya. Ketika gambar-gambar itu berganti-ganti, penjaga itu melamun. Sebentar lagi shift jaganya akan berakhir, tapi dia masih waspada.

Ketika pikirannya melantur, sebuah gambar di depannya membuatnya bersiaga. Tiba-tiba, secara refleks dia tersentak dengan kekuatan yang mengejutkan dirinya sendiri. Tangannya terulur dan menekan sebuah tombol di papan kendali sehingga gambar itu berhenti bergerak. Rasa ingin tahunya timbul. Dia kemudian mencondongkan tubuhnya ke arah layar monitor agar dapat melihat dengan lebih jelas. Tulisan di layar menunjukkan bahwa gambar itu ditangkap oleh kamera nomor 16—sebuah kamera yang diarahkan ke koridor dan sudah seharusnya menampakkan situasi di koridor.

Tetapi gambar di depannya sama sekali tidak menayangkan situasi di koridor.....

****"****"*****

Hallo.. ^^ maafkan aku yg terlalu lama mengabaikan cerita ini... Dan lagi-lagi aku update sangat singkat, tapi akan aku usahakan aku akan update lagi weekend ini. Vote and Comment please... ^^

Btw let's support RYEOWOOK by streaming Cosmic!!!

Angels & DemonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang