Part 03

119 7 1
                                    

"B-bro?" Ucap gw pelan sambil tetap menatap matanya.
Namun dia tidak mendengar ucapan gw. Mungkinkah dia sedang berada dalam lamunan yg cukup kuat sehingga tak mendengar ucapan gw?
"Vel?" Ucap gw lagi sambil memanggil namanya. Mendadak dia kaget dengan apa yg telah dia perbuat.
"Ah.. Eh... I..iya bro?" Mendadak dia grogi.
Segera dia bangkit dari atas gw dengan wajahnya terlihat memerah.

"Gila! Loe berat tahu!" Ucap gw sambil berusaha mencairkan suasana.
"Hehehehe... Dasar! Sebenarnya beratan loe tahu!" Tanggapnya dengan bercanda untuk berusaha menyembunyikan rasa gugupnya (terlihat dari wajahnya yg merah dan tingkahnya yg kelihatan seperti orang yg salah tingkah).

"Diminum tuh softdrinknya!" Ujar gw sambil berusaha mengalihkan perhatian gw ke arah softdrink dan camilan yg terletak di atas meja.
"Masih kenyang gw... Eh, pinjam charger loe dong Rio! Batre gw udah mulai lowbat neh.." Pintanya sambil menggenggam hpnya.
"Ambil aja di tempat biasa.." Jawab gw sambil terlentang dan memejamkan mata, mengingat kejadian barusan.

'Ya Tuhan, apa maksudnya tadi? Klo gw enggak salah tanggap, apa mungkin dia...?? Ah enggak mungkin! Dia kan normal, playboy pula! Enggak mungkinlah dia berpikir sampai sejauh itu! Hufttt...!! Tapi tadi dia.......... Sedangkan gw kok jadi merasa deg2an gini ya? Apa mungkin gw juga? Ah, tidakkkkkk...!!! Sadar Rio! Sadarrrr...!!!' Gw cuma bisa membatin sambil menutup mata sambil kembali menggelengkan kepala.

"Nih apa bro?? Film baru ya? Hehehe..." Ucapnya sambil cengengesan.
Selain charger, dia memegang bungkusan yg berisi 2 keping film 'biru' di tangannya yg satunya. 'Hmmmm... Gw ingat! Gw baru aja beli film bokep 2 hari lalu dan belum sempat gw tonton..'

"Oh, biasalah bro! Tonton aja klo mau.." Tanggap gw sekenanya.
Tanpa tunggu lama, setelah mencolok hpnya ke charger yg telah dia colok, dia segera memutar film tersebut di dvd player yg berada di kamar gw.

Kami emang kadang nonton bokep bareng, bahkan kadang pula barengan beberapa teman lainnya. Bahkan kami pernah coli bareng (masing2 ngurus 'adek'nya sendiri2). Namun tak ternah terpikirkan buat kami melakukan hal yg lebih jauh saat2 sebelumnya.

Setelah beberapa saat menonton, Marvell mulai menunjukkan gelagat horny'nya. Perlahan dia mulai mengelus 'sesuatu' yg berasa di dalam celananya. Gw sebenarnya mulai tertarik dengan adegan di film tersebut, tapi entah kenapa kini gw mulai merasa canggung di depan Marvell, apalagi klo sampai coli bareng lagi seperti kemaren2. Apa karena kejadian tadi? Entahlah. Apa Marvell tidak merasa demikian juga (mengingat ekspresinya yg rada grogi dgn wajah memerah seperti tadi)??? Ah, udahlah... Masa bodoh aja... Gw akhirnya ikutan duduk disebelahnya. Di sisi tempat tidur, berhadapan dengan layar tv. Karena merasa diperhatikan, gw pun lihat kearahnya...

DEG...!! Mata kami saling memandang. Ternyata dia memperhatikan gw diam2. Gw pura2 rileks aja sambil tetap berusaha menunjukkan sikap santai dan kembali melihat ke arah layar TV. Gw berusaha tuk tetap masa bodoh aja... Gw melirik kearahnya diam2, ternyata dia sedang curi2 pandang ke arah gw kemudian ke arah selangkangan gw.

Kemudian... JLEBB! Pandangan kami saling bertabrakan lagi saat gw meliriknya lagi. Namun kali ini, entah kenapa, dia tersenyum kearah gw.

Mendadak tangannya mulai menyentuh paha gw dengan lembut. Gw kaget, namun berusaha tidak menunjukkan dgn bahasa tubuh. Jujur, gw terasa kyk keringat dingin. Dalam hati gw ingin menyingkirkan tangannya. Namun entah kenapa, seakan2 tubuh gw menghianati gw. Ataukah karena tak sadar gw telah menikmati elusan tangannya?

'Ah, jangan2 dia berusaha candain gw lagi! Dia kan suka bercanda...' Batin gw. Meski gw sendiri enggak ngerti apa candaan tersebut cocok dilakukan di saat situasi seperti ini. Gw benar2 tidak dapat berpikir jernih lagi saat itu. Tapi kenapa gw enggak mau menolak saat tangannya bergerilya??? 'Eh, mengapa 'senjata' gw berdiri?' Mendadak ada yg kelihatan menonjol dari celana gw. 'Tidak! Ini enggak boleh!'

Saat gw hendak mau menyingkirkan tangannya, mendadak dia mengelus senjata gw yg masih tersegel cd dan celana pendek (tadi, sebelum dia mandi, gw udah mandi dluan). Gw benar2 terkejut saat itu. Ahirnya gw mulai menyadari, kalau dia memang lagi sedang tidak bercanda.

Perlahan gw pun pegang tangannya dan memindahkannya dari sekitar 'senjata' gw. Dia kembali mengelus pada gw dan gw biarkan saja begitu. Tidak sampai 10 detik dia kembali mengelus 'senjata' gw lagi dan gw pindahkan lagi sehingga dia kembali mengelus paha gw lagi. Saat ketiga kalinya dia mengelus 'senjata' gw lagi. Dan akhirnya gw diamin aja. Enggak mau munafik, sebenarnya gw udah terangsang sejak tangannya mengelus paha gw tadi, meski gw udah berusaha untuk menahan.

Setiap elusan demi elusan yg gw rasakan menbuat tubuh gw terasa tergetar. Antara kaget dan nikmat yg mendadak berbaur menjadi 1. Gila...!!

Pandangan mata kami kembali bertemu. Pandangan mata yg tajam dan lembut seperti tadi. Gw serasa seperti terhipnotis, menikmati tatapan matanya. Gw udah enggak berusaha menghindari tatapannya. Gw balas menatap matanya. Tangannya mendadak beralih memegang pipi gw lembut. Wajahnya mendekati wajah gw dengan perlahan, kemudian... 'Cup!' Bibir kami akhirnya bertemu. Kami ciuman. Dialah sosok cowok pertama yang menyentuhkan bibir gw dengan bibirnya, yg hangat dan seksi itu.

Dari ciuman yg lembut akhirnya beralih ke frenchkiss. Tangan kami pun akhirnya mulai mengerayangi satu sama lain. Kami bergulat diatas tempat tidur. Tanpa terasa kini pakaian kami udah berserakan di lantai. Gw akhirnya benaran bisa menikmati gimana rasanya sentuhan seorang cowok (sebelumnya gw hanya pernah kissing dan akhirnya ML dgn cewek, mantan gw).

Dia segera menggenggam 'senjata' gw. Awalnya terlihat ragu (mungkin tuk pertama juga baginya? atau 'punya' gw yg termasuk gede untuk ukuran anak SMP? hehe...) , namun akhirnya dia mulai melumatnya. Benar2 terasa nikmat. Dia sempat meminta gw untuk gantian melumat punya dia, tapi gw belum berani tuk melakukannya. Masih terlalu aneh bagi gw untuk bisa melumat kemaluan cowok.

Film bokep udah diputar tidak lagi kami hiraukan. Kami lebih asyik menikmati pengalaman baru kami yg memabukkan. Hanya desahan dan rintihan tertahan yg terdengar di kamar gw... Meski janggal bagi gw saat itu, namun gw harus akui, gw menikmatinya ... ... ...

Setelah melakukannya, kami cuma terdiam di ranjang. Tak mengucap sepatah-kata pun. Mendadak gw kembali grogi. Dia adalah sahabat gw... Dia adalah seorang cowok... Gw merasa Ada rasa bersalah, berdosa. Perbuatan kami tadi sangat tidak wajar dan menyimpang! Namun gw juga enggak mau munafik. Gw sangat menikmatinya... Akhhhh....!!!!!!!

Setelah setengah jam saling diam Marvell pun akhirnya pamit tuk pulang...

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang