Part 19

58 6 0
                                    

Gw akhirnya berdiri dan mencoba berjalan menujunya. Saat melihat kedatangan gw, Marvell malah berdiri dan keluar kelas dengan agak berlari.

“Vell! Marvell…!!” Gw pun ikut berlari, mengejarnya sambil meneriakkan namanya.

Marvell berhenti. Kemudian dia berbalik ke arah gw, dia tersenyum ke arah gw. Gw pun ikutan berhenti dan akhirnya tersenyum lega padanya.

“Kamu kok aneh banget sih Vell? Di sms enggak balas, ditelpon pun enggak jawab, apalagi telpon balik..” Tanya gw sambil berjalan lagi kepadanya.

Dia hanya tersenyum lagi, kemudian membalik badannya dan berlari lagi.

Gw coba tuk ikut berlari tuk mengejarnya. Namun, entah kenapa kedua kaki gw terasa berat banget tuk melangkah. Meski gw paksakan tengan bantuan tangan gw tuk melangkahkan kaki pun rasanya berat banget.

“Vell! Marvell…!! Jangan tinggalin gw Vell…!! Marvell…!!!” Teriak gw putus asa.

Tiba-tiba, gw merasa ada sosok yang memeluk gw dari belakang. Hangat banget rasanya. Rasa damai tiba-tiba menyelimuti perasaan gw. Terlihat sepasang tangan putih dan kokoh yang memeluk badan gw dari arah belakang. Tangannya sedikit berbulu. Ini adalah tangannya Marvell.

“Rio… Jangan pernah lupain aku ya…” Pinta dia dengan nada yg terkesan sedih. Permintaan bodoh yg kerap dia ulangi ke gw. Menyebalkan sih.. Tapi perasaan damai dan tenang yg gw rasakan saat itu membuyarkan sebagian besar rasa kesal gw.

“Vell, bukannya kamu tuh yang lupain gw? Tadi aja aku kamu cuekkin!” Sahut gw jujur. Segera gw menoleh ke arahnya. Tiba-tiba…

“MARVELL..!!!! Marvell, kamu kenapa Vell??!!” Mendadak gw panik. Histeris melihat kondisinya. Kepalanya (dari arah rambut) mengucurkan darah segar, bibir atasnya agak bengkak dan lecet (begitupun wajahnya), lengan kirinya kelihatan bengkok (patah), dan seragamnya udah penuh dengan darah.

Gw usap wajahnya dengan tangan gw yang gemetar hebat. Mendadak diapun terhuyung dan terjatuh. Gw tangkap tubuhnya dan menggendongnya dengan kedua tangan gw.

“TOLONG….!!! TOLOOOONGGG…!!” Teriak gw dengan histeris dan sambil nangis.
“Vell, kamu kenapa? Kamu tahan ya!! Demi aku Vell!!” Gw beneran kalut banget saat itu. Apalagi melihat kepalanya yg tak henti-hentinya mengucurkan darah segar.

“Ri..oo…” Ucapnya terputus-putus.

“Jangan bicara dulu Vell!! Kamu jangan omong apa-apa dulu!! Gw akan nganter kamu ke rumah sakit!!!” Sahut gw cepat. Gw enggak mau dia kehabisan tenaga hanya karena berbicara.

“TOLOOONGGGGG…!!!”­ Teriak gw lagi, masih dengan histeris.

Teman-teman pun berbondong-bondong datang. Namun, mereka masih terkesan acuh dengan gw. Sebagian menatap Marvell dengan iba, namun menatap gw lagi dengan tatapan enggak bersahabat. Tapi brengseknya, tak ada satupun dari mereka yang mau mencoba tuk menolong Marvell. Mereka hanya menonton aja.

“Ri.. oo…” Ucap Marvell lagi. Belum sempat gw melarangnya tuk berbicara lagi…
“Ja..janji ya, Ja..jang..ngan pernah.. lu..lupa..in akuu..” Lanjutnya dengan kepayahan.

Perlahan dia memegang pipi gw sambil tersenyum, lalu… tangannya jatuh tak berdaya…….

“Vell…! Marveeeeell…! Vell, jangan tinggalin aku Vell!! Marveeeell….!!!”

“Sayang! Bangun sayang! Kamu kenapa?” Samar-samar terdengar suara mama…
“Sayang…!!”

Mendadak gw melihat sekeliling gw. Mama? Kamar?
Gw sadar klo gw penuh dengan keringat dan air mata. Mama hanya membelai rambut gw dengan lembut.

“Kamu duduk dulu sayang.. Mama buatkan kamu susu anget dulu ya..” Ucap mama dengan lembut. Mama pun segera keluar dari kamar gw menuju dapur.

Segera gw menutup wajah dengan kedua tangan gw sesaat. Tangan gw rasanya bergetar dengan hebat. ‘Vell… Kamu enggak apa-apa kan?’ Batin gw berkecamuk.

Kemudian gw tatap kedua tangan gw. Enggak ada darah. Hanya keringat dari wajah gw yang memenuhi tangan gw.

Gw pun mengambil tissu dari meja di samping ranjang dan menghilangkan keringat dari sekitar wajah, areal telinga, leher gw. Kemudian gw bangkit dan mengganti baju dan kaos dalam gw dengan kaos dalam bersih dari dalam lemari serta mengganti celana jeans dengan boxer. Sepulang jalan2 dengan Mawar gw emang enggak sempat ganti pakaian.

Seusai ganti baju, gw menyambar hp dan membuka kunci tombolnya. Ternyata ada 3 panggilan tak terjawab dan 4 sms masuk. 1 Panggilan dari Mawar dan 2 panggilan dari Marvell.

“Hahhhhhh…” Akhirnya gw menarik nafas lega. ‘Syukurlah…’

Gw buka pesan masuk, ada 3 sms masuk dari Marvell yang masuk.

– ‘Met mlm Rio. Sorry Rio, sejak pagi hpku ketinggalan d rmh. Jadinya aku k sklah gak bawa hp. Pulang sklah aku dan kak Ricko malah dijemput pa2 tuk makan siang bareng & jalan2 bentar. Km ngak marah kan?’

– ‘Rio, aku udah bicara sama ma2 & pa2, tapi mereka kurang setuju. Tapi katanya mereka akan coba pikirkan lagi. Btw, kok ngak bls smsku? Km beneran marah?’

– ‘Aku udah coba telp. km 2x, kok ngak d jawab? Atau km udh bobo? Yaudah, met bobo ya Rio.. Have a nice dreamz’

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang